Titik Bekam Darah Tinggi, Berikut Manfaat dan Cara Penerapannya
Berikut ini adalah penjelasan tentang titik bekam untuk darah tinggi.

Bekam merupakan metode pengobatan tradisional yang telah dipraktikkan selama ribuan tahun. Dalam bahasa Arab, bekam dikenal dengan istilah Al-Hijamah yang berarti “menghisap” atau “menyedot”. Teknik ini melibatkan penempatan cangkir khusus pada permukaan kulit untuk menciptakan tekanan negatif, yang kemudian menarik darah dan cairan tubuh ke permukaan kulit.
Tujuan utama dari bekam adalah untuk mengeluarkan “darah kotor” atau toksin dari dalam tubuh. Para praktisi bekam meyakini bahwa dengan mengeluarkan darah statis dan toksin ini, aliran darah dan energi dalam tubuh dapat diperbaiki, sehingga mendorong proses penyembuhan alami tubuh.
Dalam konteks pengobatan hipertensi atau tekanan darah tinggi, bekam dianggap sebagai salah satu metode alternatif yang dapat membantu menurunkan tekanan darah. Teori di balik hal ini adalah bahwa bekam dapat membantu mengurangi kelebihan volume darah, meningkatkan sirkulasi, dan meredakan ketegangan otot yang dapat berkontribusi pada peningkatan tekanan darah.
Meskipun bekam telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional, penting untuk dicatat bahwa efektivitasnya dalam mengobati berbagai kondisi medis, termasuk hipertensi, masih menjadi subjek penelitian ilmiah yang berkelanjutan. Sebagai bentuk pengobatan komplementer, bekam sebaiknya digunakan bersama dengan, bukan sebagai pengganti, perawatan medis konvensional yang diresepkan oleh dokter.
Sejarah Bekam
Sejarah bekam dapat ditelusuri hingga ribuan tahun ke belakang, merentang di berbagai peradaban kuno. Praktik ini telah menjadi bagian integral dari sistem pengobatan tradisional di banyak budaya, termasuk Mesir kuno, Tiongkok, Yunani, dan Arab.
Di Mesir kuno, bukti penggunaan bekam telah ditemukan dalam lukisan dinding yang berasal dari sekitar 1500 SM. Masyarakat Mesir kuno menggunakan metode ini untuk meredakan rasa sakit dan kelelahan, terutama di kalangan para pedagang yang melakukan perjalanan jauh.
Di Tiongkok, bekam atau “ba guan” telah menjadi bagian dari pengobatan tradisional Tiongkok selama lebih dari 2000 tahun. Teknik ini sering digunakan bersamaan dengan akupunktur dan didasarkan pada konsep keseimbangan “qi” atau energi vital dalam tubuh.
Hippocrates, yang dianggap sebagai bapak kedokteran Barat, juga menyebutkan penggunaan bekam dalam tulisannya pada abad ke-4 SM. Ia merekomendasikan bekam untuk berbagai kondisi, termasuk sakit kepala dan masalah menstruasi.
Dalam tradisi Islam, bekam mendapat tempat khusus sebagai salah satu metode pengobatan yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Beberapa hadits menyebutkan manfaat bekam dan waktu-waktu yang baik untuk melakukannya. Misalnya, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Nabi bersabda: “Kesembuhan itu terdapat pada tiga hal: minum madu, sayatan alat bekam, dan kay api. Dan aku melarang umatku dari kay.”
Selama Abad Pertengahan di Eropa, bekam menjadi praktik umum yang dilakukan oleh para tabib dan biarawan. Metode ini sering digunakan bersama dengan pengobatan lain seperti pemurnian dan pemberian obat-obatan herbal.
Meskipun popularitasnya sempat menurun dengan munculnya kedokteran modern pada abad ke-19 dan 20, bekam telah mengalami kebangkitan dalam beberapa dekade terakhir. Saat ini, bekam diakui sebagai bentuk pengobatan komplementer di banyak negara dan menjadi subjek penelitian ilmiah untuk menguji efektivitasnya dalam menangani berbagai kondisi kesehatan.
Evolusi bekam dari zaman kuno hingga era modern mencerminkan daya tahan dan adaptabilitas praktik pengobatan tradisional ini. Meskipun metodenya telah disempurnakan dan dimodernisasi, prinsip dasar bekam tetap sama: memanfaatkan kemampuan alami tubuh untuk menyembuhkan diri sendiri.
Manfaat Bekam untuk Kesehatan
Bekam telah lama dipercaya memiliki berbagai manfaat kesehatan. Meskipun beberapa klaim masih memerlukan penelitian lebih lanjut, berikut adalah beberapa manfaat potensial dari terapi bekam:
- Menurunkan Tekanan Darah Tinggi: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bekam dapat membantu menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Hal ini mungkin terkait dengan efek relaksasi dan peningkatan sirkulasi darah yang dihasilkan oleh bekam.
- Meredakan Nyeri: Bekam sering digunakan untuk mengatasi berbagai jenis nyeri, termasuk nyeri punggung, nyeri leher, dan nyeri otot. Efek analgesik ini mungkin disebabkan oleh pelepasan endorfin dan perbaikan sirkulasi darah ke area yang dibekam.
- Meningkatkan Sirkulasi Darah: Proses penghisapan dalam bekam dapat merangsang aliran darah ke permukaan kulit, yang pada gilirannya dapat meningkatkan sirkulasi darah secara keseluruhan.
- Detoksifikasi: Para praktisi bekam percaya bahwa teknik ini dapat membantu mengeluarkan toksin dari tubuh melalui kulit. Meskipun klaim ini masih kontroversial dalam komunitas medis, beberapa orang melaporkan merasa lebih segar setelah sesi bekam.
- Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bekam dapat merangsang sistem kekebalan tubuh dengan meningkatkan produksi sel darah putih.
- Meredakan Stres dan Kecemasan: Efek relaksasi dari bekam dapat membantu mengurangi tingkat stres dan kecemasan. Banyak orang melaporkan merasa lebih tenang dan rileks setelah sesi bekam.
- Membantu Mengatasi Masalah Kulit: Bekam telah digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kulit seperti jerawat, eksim, dan psoriasis. Peningkatan sirkulasi darah ke kulit mungkin berkontribusi pada efek ini.
- Membantu Mengatasi Migrain: Beberapa studi menunjukkan bahwa bekam dapat membantu mengurangi frekuensi dan intensitas serangan migrain.
- Meningkatkan Fleksibilitas: Bekam sering digunakan oleh atlet dan praktisi olahraga untuk meningkatkan fleksibilitas otot dan mengurangi kekakuan.
- Membantu Mengatasi Masalah Pencernaan: Bekam pada area perut dipercaya dapat membantu mengatasi berbagai masalah pencernaan seperti sembelit dan kembung.
Titik Bekam untuk Hipertensi
Dalam pengobatan hipertensi atau tekanan darah tinggi menggunakan metode bekam, terdapat beberapa titik khusus yang diyakini efektif untuk menurunkan tekanan darah. Berikut adalah beberapa titik bekam yang sering digunakan untuk mengatasi hipertensi:
- Al-Kahil (Tengkuk): Titik ini terletak di tengkuk, tepat di bawah tonjolan tulang tengkorak. Bekam pada titik ini dipercaya dapat membantu menurunkan tekanan darah dan meredakan sakit kepala yang sering menyertai hipertensi.
- Al-Akhdaain (Belakang Telinga): Titik ini berada di belakang telinga, di kedua sisi kepala. Bekam pada area ini diyakini dapat membantu menstabilkan tekanan darah dan memperbaiki sirkulasi ke otak.
- Al-Katifain (Bahu): Titik ini terletak di area bahu, antara tulang belikat dan tulang leher. Bekam pada titik ini dipercaya dapat membantu menurunkan tekanan darah dan meredakan ketegangan otot yang sering dialami penderita hipertensi.
- Dzahr Al-Qadam (Punggung Kaki): Titik ini berada di punggung kaki, antara ibu jari dan jari telunjuk kaki. Bekam pada titik ini diyakini dapat membantu mengatur tekanan darah dan memperbaiki sirkulasi ke seluruh tubuh.
- Al-Maq’idah (Pantat): Titik ini terletak di area pantat, sekitar 4 jari di bawah tulang ekor. Bekam pada titik ini dipercaya dapat membantu menurunkan tekanan darah dan meredakan nyeri pinggang yang kadang menyertai hipertensi.
- Al-Zhahr (Punggung): Titik ini berada di sepanjang tulang belakang, terutama di area punggung bagian atas. Bekam pada area ini diyakini dapat membantu menurunkan tekanan darah dan memperbaiki fungsi sistem saraf.
- Al-Yafukh (Ubun-ubun): Titik ini terletak di puncak kepala. Meskipun jarang digunakan karena lokasinya yang sensitif, bekam pada titik ini dipercaya dapat membantu menurunkan tekanan darah yang sangat tinggi
Prosedur Pelaksanaan Bekam
Prosedur pelaksanaan bekam melibatkan beberapa tahapan yang harus dilakukan dengan hati-hati dan higienis. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam prosedur bekam:
Persiapan:
- Praktisi akan melakukan konsultasi awal untuk mengetahui kondisi kesehatan pasien dan menentukan titik-titik bekam yang sesuai.
- Area yang akan dibekam dibersihkan dengan antiseptik untuk mengurangi risiko infeksi.
- Pasien diposisikan dengan nyaman, biasanya dalam posisi berbaring atau duduk tergantung pada area yang akan dibekam.
Penempatan Cangkir:
- Cangkir bekam ditempatkan pada titik-titik yang telah ditentukan.
- Udara di dalam cangkir dihisap menggunakan pompa tangan atau alat penghisap mekanis, menciptakan efek vakum.
- Kulit akan tertarik ke dalam cangkir akibat tekanan negatif ini.
Waktu Penahanan:
- Cangkir biasanya dibiarkan di tempat selama 5-10 menit, tergantung pada jenis bekam dan kondisi pasien.
- Selama waktu ini, darah dan cairan tubuh akan berkumpul di bawah kulit di area yang dibekam.
Pengeluaran Darah (untuk Bekam Basah):
- Setelah cangkir diangkat, praktisi akan membuat sayatan kecil pada kulit menggunakan pisau steril atau lancet.
- Cangkir kemudian ditempatkan kembali untuk menghisap sejumlah kecil darah.
Pengangkatan Cangkir:
- Cangkir diangkat dengan hati-hati setelah waktu yang ditentukan atau setelah cukup darah terkumpul (dalam kasus bekam basah).
- Area yang dibekam dibersihkan dan didesinfeksi.
Perawatan Pasca Bekam:
- Luka sayatan (jika ada) dirawat dan ditutup dengan perban steril.
- Pasien diberi instruksi untuk perawatan pasca bekam, termasuk cara menjaga kebersihan area yang dibekam dan tanda-tanda komplikasi yang perlu diwaspadai.
Observasi:
- Pasien biasanya diminta untuk beristirahat sejenak setelah prosedur.
- Praktisi akan memantau kondisi pasien untuk memastikan tidak ada efek samping yang serius.
Jenis-jenis Bekam
Bekam memiliki beberapa variasi yang berbeda dalam teknik dan aplikasinya. Berikut adalah jenis-jenis bekam yang umum dikenal:
Bekam Kering (Dry Cupping):
- Ini adalah jenis bekam paling sederhana dan paling umum digunakan.
- Cangkir ditempatkan pada kulit dan udara dihisap keluar, menciptakan vakum tanpa mengeluarkan darah.
- Biasanya digunakan untuk meredakan ketegangan otot dan meningkatkan sirkulasi.
Bekam Basah (Wet Cupping):
- Juga dikenal sebagai “hijama” dalam pengobatan Islam tradisional.
- Melibatkan pembuatan sayatan kecil pada kulit setelah bekam kering, kemudian cangkir ditempatkan kembali untuk menghisap sejumlah kecil darah.
- Dipercaya lebih efektif untuk “detoksifikasi” dan pengobatan berbagai kondisi, termasuk hipertensi.
Bekam Luncur (Moving Cupping):
- Cangkir digerakkan sepanjang kulit yang telah diolesi minyak.
- Sering digunakan untuk masalah otot dan meningkatkan sirkulasi di area yang lebih luas.
Bekam Api (Fire Cupping):
- Menggunakan api untuk menghilangkan oksigen dari cangkir sebelum ditempatkan pada kulit.
- Menciptakan vakum yang lebih kuat dibandingkan metode penghisapan mekanis.
- Memerlukan keahlian khusus dan harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
Bekam Jarum (Needle Cupping):
- Menggabungkan akupunktur dengan bekam.
- Jarum akupunktur dimasukkan ke titik tertentu sebelum cangkir ditempatkan di atasnya.
Bekam Magnit (Magnetic Cupping):
- Menggunakan cangkir dengan magnet di dalamnya.
- Dipercaya dapat meningkatkan efek terapi dengan menambahkan manfaat terapi magnet.
Bekam Silikon (Silicone Cupping):
- Menggunakan cangkir silikon yang fleksibel.
- Lebih mudah digunakan dan sering dipakai dalam terapi mandiri di rumah.
Bekam Facial (Facial Cupping):
- Menggunakan cangkir kecil khusus untuk wajah.
- Dipercaya dapat meningkatkan sirkulasi, mengurangi pembengkakan, dan meningkatkan kekencangan kulit wajah.
Alat-alat yang Digunakan dalam Bekam
Bekam memerlukan beberapa alat khusus untuk pelaksanaannya. Berikut adalah daftar alat-alat utama yang digunakan dalam prosedur bekam:
Cangkir Bekam (Cupping Set):
- Ini adalah alat utama dalam bekam.
- Tersedia dalam berbagai ukuran dan bahan, termasuk kaca, plastik, silikon, atau bambu.
- Cangkir kaca tradisional masih banyak digunakan karena kemampuannya untuk disterilkan dengan mudah.
Pompa Vakum:
- Digunakan untuk menghisap udara dari cangkir, menciptakan efek vakum.
- Bisa berupa pompa tangan atau pompa mekanis.
Pisau Bekam (Lancet):
- Digunakan dalam bekam basah untuk membuat sayatan kecil pada kulit.
- Harus steril dan sekali pakai untuk menghindari risiko infeksi.
Alkohol dan Kapas:
- Digunakan untuk membersihkan dan mensterilkan area kulit sebelum dan sesudah prosedur.
Minyak Bekam:
- Digunakan dalam bekam luncur untuk memudahkan pergerakan cangkir di atas kulit.
- Biasanya menggunakan minyak alami seperti minyak zaitun atau minyak kelapa.
Korek Api atau Pemantik:
- Digunakan dalam bekam api untuk menghilangkan oksigen dari cangkir.
Sarung Tangan:
- Digunakan oleh praktisi untuk menjaga kebersihan dan menghindari kontaminasi.
Perban dan Plester:
- Digunakan untuk menutup luka sayatan setelah bekam basah.
Wadah Pembuangan:
- Untuk membuang alat-alat sekali pakai dan darah yang dikeluarkan selama prosedur.
Alat Pengukur Tekanan Darah:
- Penting untuk memantau tekanan darah pasien sebelum dan sesudah prosedur, terutama untuk pasien dengan hipertensi.
Efek Samping dan Kontraindikasi Bekam
Meskipun bekam umumnya dianggap sebagai prosedur yang relatif aman, ada beberapa efek samping dan kontraindikasi yang perlu diperhatikan:
Efek Samping Potensial:
- Memar dan Perubahan Warna Kulit: Ini adalah efek samping yang paling umum. Area yang dibekam mungkin mengalami memar atau perubahan warna yang dapat bertahan selama beberapa hari hingga seminggu.
- Nyeri atau Ketidaknyamanan: Beberapa orang mungkin mengalami rasa sakit ringan atau tidak nyaman selama dan setelah prosedur.
- Pusing atau Mual: Terutama jika bekam dilakukan di area kepala atau leher.
- Infeksi: Risiko ini meningkat jika alat yang digunakan tidak steril atau jika perawatan pasca-bekam tidak dilakukan dengan benar.
- Luka Bakar: Dalam kasus bekam api, ada risiko luka bakar ringan jika tidak dilakukan dengan hati-hati.
- Anemia: Jika bekam basah dilakukan terlalu sering atau dengan volume darah yang terlalu banyak.
- Reaksi Kulit: Beberapa orang mungkin mengalami iritasi kulit atau reaksi alergi terhadap bahan yang digunakan dalam prosedur.
Kontraindikasi:
Bekam mungkin tidak sesuai atau bahkan berbahaya untuk beberapa individu. Berikut adalah beberapa kondisi di mana bekam sebaiknya dihindari atau dilakukan dengan sangat hati-hati:
- Gangguan Pembekuan Darah: Individu dengan masalah pembekuan darah atau yang mengonsumsi obat pengencer darah harus menghindari bekam basah.
- Penyakit Kulit: Bekam tidak boleh dilakukan pada area kulit yang terinfeksi, terluka, atau mengalami kondisi kulit tertentu seperti psoriasis atau eksim yang parah.
- Kehamilan: Bekam umumnya tidak direkomendasikan selama kehamilan, terutama pada trimester pertama atau pada area perut dan punggung bawah.
- Kanker: Pasien dengan kanker harus berkonsultasi dengan dok ter onkologi mereka sebelum menjalani bekam.
- Penyakit Jantung Berat: Pasien dengan kondisi jantung yang serius harus berhati-hati dan berkonsultasi dengan kardiolog mereka sebelum melakukan bekam.
- Diabetes yang Tidak Terkontrol: Bekam dapat mempengaruhi kadar gula darah dan mungkin tidak cocok untuk penderita diabetes yang tidak terkontrol.
- Demam Tinggi: Bekam sebaiknya dihindari saat seseorang mengalami demam tinggi.
- Anak-anak: Bekam umumnya tidak direkomendasikan untuk anak-anak di bawah usia tertentu, tergantung pada kebijakan praktisi.
- Kondisi Medis Akut: Bekam mungkin tidak sesuai untuk kondisi medis akut yang memerlukan perawatan darurat.