Akibat Konflik Iran Vs Israel, Subsidi BBM di Indonesia Bengkak Jadi Rp249,86 Triliun
Serangan balasan Iran ke Israel memicu kenaikan harga minyak dunia dan berakibat subsidi BBM bengkak.
Serangan balasan Iran ke Israel memicu kenaikan harga minyak dunia dan berakibat subsidi BBM bengkak.
Akibat Konflik Iran Vs Israel, Subsidi BBM di Indonesia Bengkak Jadi Rp249,86 Triliun
Akibat Konflik Iran Vs Israel, Subsidi BBM di Indonesia Bengkak Jadi Rp249,86 Triliun
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji memprediksi harga minyak mentah dunia meroket hingga USD100 per barel.
Menyusul, serangan balasan rudal Iran ke wilayah Israel pada Sabtu (13/4) malam.
"Jadi, kalau ini ada lagi dengan adanya konflik baru ini Iran-Israel, ini sebetulnya tidak jauh (kenaikan harga) dari angka USD100 barel,"
kata Tutuka dalam webinar Dampak Konflik Iran-Israel ke Ekonomi RI di Jakarta, Senin (15/4).
Tutuka menekankan, proyeksi pemerintah terkait kenaikan minyak mentah mencapai USD100 per barel cukup realistis.
Namun, proyeksi ini belum mempertimbangkan kemungkinan Israel untuk melakukan balasan atas serangan Iran.
"Secara umum kemungkinan besar harga ICP akan naik USD 100 (barel), tapi apakah itu akan berkelanjutan atau spike, saya rasa cenderung menunggu dulu apa reaksi israel dan Amerika terhadap konflik itu," beber Tutuka.
Dalam catatanya, anggaran subsidi dan kompensasi bahan bakar minyak (BBM) bisa mencapai Rp249,86 triliun.
Angka ini naik drastis dari asumsi APBN 2024 sekitar Rp160,91 triliun.
Asumsi kenaikan anggaran subsidi dan kompensasi BBM ini mempertimbangkan pada harga jual minyak mentah di Indonesia (Indonesian Crude Oil Price/ICP) USD100 per barel dan asumsi kurs Rp15.900 per USD.
Bahkan, anggaran subsidi dan kompensasi BBM bisa membengkak menjadi Rp287,24 triliun dari asumsi APBN 2024 sekitar Rp160,91 triliun.
Proyeksi kenaikan anggaran subsidi dan kompensasi BBM ini mempertimbangkan pada harga jual minyak mentah di Indonesia (ICP) USD110 per barel dan asumsi kurs Rp15.900 per USD.
Selain itu, anggaran subsidi LPG akan membengkak menjadi Rp106,28 triliun dari asumsi APBN 2024 sekitar Rp83,27 triliun.
Asumsi kenaikan anggaran subsidi LPG ini mempertimbangkan harga jual minyak mentah di Indonesia (ICP) USD100 per barel dan asumsi kurs Rp15.900 per USD.
Tutuka memproyeksikan anggaran subsidi dan kompensasi LPG bisa naik lebih tinggi menjadi Rp116,97 triliun dari asumsi APBN 2024 sekitar Rp83,27 triliun.
Proyeksi kenaikan anggaran subsidi LPG ini mempertimbangkan harga jual minyak mentah di Indonesia ICP sebesar USD110 per barel dan asumsi kurs Rp15.900 per USD.