Alutsista Buatan Indonesia Ini Laris Manis di Pasar Internasional
Salah satu alutsista Indonesia paling laku yaitu Anoa 6x6 yang dibuat PT Pindad. Anoa 6x6 ini dipesan Malaysia, Pakistan, Timor Leste dan lainnya.
Setidaknya ada 5 jenis alutsista Indonesia yang paling laku di luar negeri
Alutsista Buatan Indonesia Ini Laris Manis di Pasar Internasional
Canggihnya Alutsista Buatan Indonesia
Sebagai negara kemaritiman, alat utama sistem pertahanan (alutsista) Indonesia memiliki spesifikasi yang cukup canggih untuk menjaga keamanan suatu negara. Kecanggihan alutsista buatan Indonesia bahkan menarik perhatian dunia internasional.
Berikut daftar alutsista Indonesia yang banyak dipesan oleh berbagai negara lain:
Anoa 6x6
Anoa 6x6 melakukan debutnya di kancah internasional ketika mengikuti misi perdamaian dunia PBB di berbagai negara seperti Lebanon, Afrika Tengah, dan Sudan.
PT Pindad sebagai produsen Anoa 6x6 telah memproduks lebih dari 300 unit dengan berbagai varian. Di pasar internasional, Anoa 6x6 jenis amphibious dianggap sebagai alutsista yang paling laris dengan spesifikasi mampu muat 10 personel dan menjelajah sejauh 600 Km.
Pada tahun 2012, Malaysia menjadi negara yang menyuplai alutsista ini dan memesan 32 unit, kemudian Kerajaan Brunei Darussalam juga pernah memesan Anoa 6x6 sebanyak 45 unit, Bangladesh, Irak, Nepal, Pakistan, dan Timor Leste turut menjadi daftar negara pemesan Anoa 6x6.
Tank
Kendaraan tempur lapis baja, tank buatan Indonesia juga mendapat tempat signifikan di pasar internasional. Tank ini diproduksi oleh PT Pindad.
Bahkan, pada tahun 2020, tank menjadi alutsista terlaris. Meski mahal dan membutuhkan persediaan logistik yang banyak, tidak bisa dipungkiri bahwa tank adalah senjata darat paling tangguh dan serba bisa pada medan perang modern. Jenis tank yang diminati internasional yaitu tank medium harimau dan amfibi. Untuk tank medium harimau, ada dua negara yang telah memesan yaitu Filipina dan Ghana.Pesawat CN 235
Hasil kerja sama dari PT Dirgantara Indonesia dengan CASA diminati berbagai negara di dunia.
Pada tahun 2021, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyerahkan satu unit pesawat jenis CN 235 kepada Angkatan Udara Republik Senegal.
Ini sekaligus tanda kali ketiga Senegal membeli pesawat dari Indonesia. Sementara Korea Selatan menjadi negara paling banyak menggunakan karya anak bangsa ini dengan jumlah 12 unit, disusul Turki 9 unit, Malaysia 8 unit, dan Arab Saudi 7 unit.
Spesifikasi pesawat ini mampu menampung 40 penumpang dan bisa digunakan bagi penerbangan komersial hingga digunakan untuk patroli maritim.
Kapal Patroli
PT Lundin yang di Banyuwangi pernah menjalin kerja sama dengan pemerintah Malaysia dalam pembelian kapal patroli sekaligus kapal tempur ringan yang memiliki tiga ukuran yaitu 11 meter, 16 meter, dan 16,5 meter. Timor Leste juga menaruh minat pada kapal ini.
Senjata Api Smoke Warhead 80 mm
Indonesia sudah melakukan ekspor senjata api jenisnya beragam mulai dari roket 80 mm yang diproduksi PT Sari Bahari.
Pada tahun 2013 Sari Bahari Malang mengekspor kepala roket latih atau smoke work kaliber 70 mm ke Republik Chili. Sebanyak 262 kepala roket yang dimaksud itu akhirnya digunakan untuk kebutuhan latihan perang bagi para tentara. Ada juga pistol yang diklaim sebagai Primadona senjata yang diproduksi Pindad, pistol ini juga digunakan di Laos, Vietnam, dan Filipina dengan harga Rp35.000.000 harga pistol ini tergolong mahal karena memiliki amunisi kaliber 9 mm pistol ini memiliki jjarak tembak efektif sampai dengan 25 m dengan kapasitas 15 peluru.