Bahlil Klaim Warga Rempang Tak Tolak Investasi, Tapi Tuntut 6 Kesepakatan Ini
Dalam diskusi tersebut menghasilkan 6 kesepakatan dari warga Rempang.
Dalam diskusi tersebut menghasilkan 6 kesepakatan dari warga Rempang.
Bahlil Klaim Warga Rempang Tak Tolak Investasi, Tapi Tuntut 6 Kesepakatan Ini
Warga Rempang Tuntut 6 Kesepakatan
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, mengaku telah berdiskusi dengan perwakilan warga di Pulau Rempang beberapa waktu lalu terkait pembangunan proyek Rempang Eco City.
Dalam diskusi tersebut menghasilkan 6 kesepakatan dari warga Rempang. Pertama, warga Rempang tidak menolak investasi.
Sebaliknya, Bahlil mengklaim warga Rempang menyambut baik investasi di daerahnya.
"Mereka tidak menolak investasi. Mereka sampai mengatakan kiamat 5 kali pun, Rempang ini tidak jalan kalau tidak ada investasi. Jadi mereka welcome dan saya bangga dengan mereka," kata Bahlil dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI, secara virtual, Sein (2/10).
Kedua, warga Rempang meminta agar Pemerintah dan investor menghargai eksistensi masyarakat Kampung Melayu, lantaran mereka telah menempati tempat itu sejak lama.
Ketiga, masyarakat rempang menolak relokasi ke pulau Galang. Kata Bahlil, mereka meminta direlokasi ke kawasan lain di Pulau Rempang.
"Mereka maunya di Kampung yang di Rempang, karena mereka orang Rempang bukan orang pulau Galang," ujar Bahlil.
Keempat, warga Rempang meminta hak-hak mereka dengan jelas.
Kelima, mereka meminta agar masyarakat diikutsertakan dalam pengembangan kawasan Rempang. Artinya bukan sekedar pekerja biasa, melainkan andilnya lebih besar.
"Investasi ini bukan hanya rakyat jadi pekerja melainkan ikut mengambil bagian sebagai objek dan subjek daripada investasi itu, mungkin mereka bisa jadi pengusahanya, kontraktornya, suppliernya,"
kata Bahlil.
Keenam, mereka meminta agar pengembangan Kawasan Rempang tidak menghilangkan mata pencaharian warga yang merupakan nelayan.
Sekaligus mereka juga meminta agar kuburan-kuburan di Rempang tidak diganggu.
merdeka.com
"Kalau mereka digeser, tidak boleh menghilangkan mata pencaharian mereka karena mereka adalah nelayan. Dan mereka meminta kuburan-kuburan kampung tua jangan diapa-apain, itulah aspirasi malam itu,"
pungkas Bahlil.