Barista Tertua Italia yang Tak Kenal Lelah di Usia 100 Tahun, Ini Rahasia Panjang Umurnya
Di usia 100 tahun, Anna Possi, yang lebih akrab disapa Nonna Anna, adalah barista tertua di Italia.

Setiap pagi, seperti biasa, Nenek Anna bangun dan bersiap untuk menjalani rutinitas yang telah menjadi bagian hidupnya selama lebih dari enam dekade. Dengan langkah mantap, dia membuka pintu Bar Centrale, menyambut pelanggan dengan senyum hangat dan secangkir kopi. Ini bukan sekadar pekerjaan baginya, ini adalah hidupnya.
Melansir dari China Morning post, di usia 100 tahun, Anna Possi, yang lebih akrab disapa Nonna Anna, adalah barista tertua di Italia.
Di desa kecil Nebbiuno, yang terletak di atas Danau Maggiore, dia telah menjadi sosok tak tergantikan. Sejak tahun 1958, dia dengan setia mengoperasikan kafenya dari pukul 7 pagi hingga malam hari, tak peduli musim panas atau dingin, 365 hari dalam setahun.
Ketika dia merayakan ulang tahunnya yang ke-100 pada bulan November lalu, kafenya pun memasang tanda kebanggaan: La barista più longeva d'Italia barista tertua di Italia.
Tanda itu bukan hanya sekadar tulisan, tetapi juga bukti dedikasi luar biasa seorang wanita yang telah mengabdikan hidupnya untuk menyajikan kopi dan kehangatan bagi orang-orang di sekitarnya.
Sebuah Warisan yang Terancam Punah
Meski kisah Nonna Anna begitu menginspirasi, dunia yang dia cintai perlahan berubah. Kafe-kafe di Italia, yang selama ini menjadi jantung kehidupan sosial, kini menghadapi tantangan besar.
Menurut data terbaru dari Asosiasi Hotel dan Katering Nasional (Fipe), jumlah kafe di Italia telah menyusut dari 152.000 menjadi 132.000 dalam satu dekade terakhir.
Penyebabnya cukup jelas, jam kerja yang panjang, upah rendah, biaya sewa yang terus naik, dan kini harga biji kopi yang semakin tinggi. Profesi barista yang dulunya penuh gengsi kini kian ditinggalkan generasi muda.
Namun, bagi masyarakat Italia, kafe bukan sekadar tempat membeli kopi. Mereka datang untuk berbincang, bertukar cerita, membahas sepak bola lebih sering daripada politik, atau sekadar menikmati secangkir caffè dengan kue cornetto di pagi hari. Kehangatan ini yang terus dijaga oleh sosok seperti Nonna Anna.
Hidupnya untuk Bar, Bukan Sekadar Pekerjaan
Bagi Anna Possi, bekerja di Bar Centrale bukan sekadar mencari nafkah. Dia resmi pensiun pada usia 60 tahun, tepat pada tahun 1984, tetapi tak pernah benar-benar berhenti.
"Mengapa saya harus berhenti? Bar ini bukan hanya pekerjaan, ini adalah hidup saya," ujarnya dengan tegas.
Setiap hari, dia tetap berdiri di belakang mesin kopi, bahkan di hari Minggu dan hari libur nasional. Baginya, tidak ada alasan untuk libur. "Orang-orang tetap ingin minum kopi saat Natal," katanya santai.
Liburan terakhirnya? Delapan hari di Paris, lebih dari setengah abad yang lalu.
Masa Sekolah
Anna lahir di Vezzo, sebuah desa tak jauh dari Nebbiuno. Setelah menyelesaikan sekolahnya dan Perang Dunia II berakhir, dia bekerja di sebuah restoran di Danau Jenewa.
Di sanalah dia bertemu suaminya, René, seorang pria asal Swiss. Bersama-sama, mereka membeli Bar Centrale dan menjalankannya hingga René meninggal dunia akibat serangan jantung sekitar 50 tahun yang lalu.
Kini, Nonna Anna mengelola bar seorang diri. Terkadang, putrinya Cristina yang bekerja di balai kota di seberang jalan membantunya. Cristina tinggal di flat sebelah bar, sementara putranya tinggal 75 km jauhnya di Milan. Kedua cucunya sudah beranjak dewasa dan meninggalkan rumah.
Namun, usia tidak menghalangi Anna untuk tetap aktif. Ia mengurus hampir semua pekerjaan sendiri, bahkan memotong kayu untuk tungku kecilnya. Dengan harga secangkir kopi hanya €1,20 dan cappuccino €1,50, pendapatannya tidak banyak.
Terkadang, jika tidak ada turis, uang yang tersisa di laci kasirnya hanya sekitar €40 di penghujung hari. Ditambah dengan uang pensiun sebesar €590 per bulan, Nonna Anna tetap hidup sederhana, tetapi tak pernah mengeluh.
"Saya tidak butuh banyak hal. Yang penting saya bisa bergaul dengan orang lain. Dengan begitu, saya akan merasa senang," katanya dengan mata berbinar.
Namun, ia menyadari bahwa zaman telah berubah. "Dulu orang-orang duduk di sini, mengobrol, dan bermain kartu. Sekarang, mereka semua hanya melihat ponsel mereka," katanya sambil mengeluarkan rajutannya ketika suasana kafe sedang sepi.
Rahasia Umur Panjangnya? Sederhana Saja
Bagaimana dengan kesehatannya?
"Kepala saya masih kuat, begitu juga tulang-tulang saya," ujarnya bangga.
Dia bahkan tidak ingat kapan terakhir kali mengunjungi dokter. Putrinya mengatakan itu terjadi sekitar lima tahun lalu, tetapi Nonna Anna bersikeras bahwa itu baru dua setengah tahun lalu.
Dia tidak membutuhkan kacamata, meskipun pendengarannya sedikit menurun. Dia memakai alat bantu dengar, tetapi menurutnya alat itu tidak pernah benar-benar berfungsi. Untuk obat-obatan, ia hanya minum satu tablet sehari untuk tekanan darah tinggi.
Di balik kehidupannya yang sederhana, ada sesuatu yang membuatnya terus bertahan, semangatnya yang tak tergoyahkan. Baginya, selama ia masih bisa berdiri di belakang mesin kopi dan menyapa pelanggan dengan senyum hangat, ia akan terus melakukan apa yang dicintainya.
Dan di Bar Centrale, di sudut kecil desa Nebbiuno, selama Nonna Anna masih ada, aroma kopi yang nikmat dan kehangatan persahabatan akan selalu hidup.