Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

China Minati Produk Ikan Teri Asal Nusa Tenggara Timur

China Minati Produk Ikan Teri Asal Nusa Tenggara Timur Nelayan ikan teri di Pandeglang. ©2016 merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Kepala Desa Hadakewa, Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), Klemens Kwaman mengatakan produk ikan teri yang dihasilkan badan usaha milik desa setempat (BUMDes) setempat diminati pihak perusahaan dari China. Dia mengaku belum mampu memenuhi permintaan dari negara tirai bambu tersebut.

“Perusahaan dari China meminta produk ikan teri dari BUMDes kami, namun dalam jumlah besar sehingga belum bisa dipenuhi dengan produksi kami saat ini,” ujarnya dikutip dari Antara, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (7/9).

Saat ini produk ikan teri yang dihasilkan berupa teri mentah paling sedikit sekitar empat ton, yang selanjutnya diolah menghasilkan teri kering sekitar 1,5 ton. Pihak perusahaan dari China yang sudah pernah datang langsung ke Hadakewa meminta agar pasokan lebih banyak dari produksi saat ini sehingga belum bisa tercukupi.

Orang lain juga bertanya?

"Karena itu kami belum bisa menandatangani nota kerja sama karena kami harus pastikan dulu persediaannya mencukupi dan berkelanjutan," paparnya.

Klemens mengatakan pihaknya terus mengupayakan peningkatan produktivitas ikan teri dengan menambah fasilitas pendukung terutama untuk pasokan bahan baku. Sementara itu pada 2019 ini BUMDes setempat juga mendapatkan dana bantuan sekitar Rp400 juta dari Pemerintah Kabupaten Lembata yang akan digunakan untuk menambah armada kapal bagan.

Klemens menyebutkan bahwa sejak usaha ikan teri dikerjakan pada 2017 lalu, terdapat sekitar 30 kapal bagan yang memasok bahan baku, namun sebagian besar merupakan nelayan dari luar Hadakewa.

“Karena itu dari bantuan ini akan kami gunakan untuk menambah empat armada kapal bagan lagi yang akan dikelola warga Hadakewa sendiri,” ungkapnya.

Dia mengatakan bahwa produksi ikan teri lebih banyak dipanen saat musim barat atau musim hujan, namun memiliki kesulitan dalam proses pengeringan yang membutuhkan panas matahari yang cukup.

“Karena ini kami upayakan dengan penambahan armada nantinya produksi akan lebih banyak saat musim panen, sehingga bisa menjawab permintaan pasar termasuk ekspor,” tutupnya.

Reporter:Evie Haena Rofiah

(mdk/did)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kospermindo Ekspor Rumput Laut Ke China Wujudkan Hilirisasi Komoditas Lokal
Kospermindo Ekspor Rumput Laut Ke China Wujudkan Hilirisasi Komoditas Lokal

MenKopUKM meyakinkan, kemampuan olahan rumput laut dalam menyubstitusi tepung terigu impor memiliki pasokan bahan baku yang cukup.

Baca Selengkapnya
Ditolak di Indonesia, Temu Ekspansi ke Vietnam dan Brunei
Ditolak di Indonesia, Temu Ekspansi ke Vietnam dan Brunei

Temu tetap menjadi pasar daring terpopuler kedua di dunia, dengan rata-rata 662,5 juta kunjungan bulanan pada kuartal ketiga.

Baca Selengkapnya
Budidaya Udang di Indonesia Masih Ketinggalan Zaman, KKP Gandeng Perusahaan China
Budidaya Udang di Indonesia Masih Ketinggalan Zaman, KKP Gandeng Perusahaan China

Budidaya udang di Indonesia masih pakai cara tradisional.

Baca Selengkapnya
Platform Digital Baru China Bikin Khawatir, Menteri Teten Minta Presiden Tak Izinkan Masuk ke Indonesia
Platform Digital Baru China Bikin Khawatir, Menteri Teten Minta Presiden Tak Izinkan Masuk ke Indonesia

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengkhawatirkan platform digital baru dari Negara China, yakni Temu.

Baca Selengkapnya
KKP Catatkan Potensi Transaksi USD15,6 Juta di World Seafood Shanghai
KKP Catatkan Potensi Transaksi USD15,6 Juta di World Seafood Shanghai

Dalam pameran internasional yang berlangsung selama 3 hari ini, KKP membawa 9 eksportir produk perikanan.

Baca Selengkapnya
Dilepas Menteri Kelautan, Tuna Kaleng Produksi Banyuwangi Diekspor ke Kanada
Dilepas Menteri Kelautan, Tuna Kaleng Produksi Banyuwangi Diekspor ke Kanada

Sebanyak 4 kontainer ikan tuna kaleng dengan nilai kontrak sebesar 10 juta USD diberangkatkan dari Banyuwangi menuju Kanada.

Baca Selengkapnya
Aplikasi TEMU Diam-Diam Sudah Masuk Malaysia, Pemerintah Setempat Tak Mau Ngaku Kecolongan
Aplikasi TEMU Diam-Diam Sudah Masuk Malaysia, Pemerintah Setempat Tak Mau Ngaku Kecolongan

Dia bilang para pejabatnya menjawab sangat diplomatis, mereka mengakui sebenarnya mereka juga kecolongan.

Baca Selengkapnya
Menkop UKM: Rumput Laut Wakatobi Potensial Jadi Penggerak Hilirasi Nasional
Menkop UKM: Rumput Laut Wakatobi Potensial Jadi Penggerak Hilirasi Nasional

Secara global, industri rumput laut diperkirakan mampu mencatatkan pertumbuhan tahunan 10,5 persen dengan pendapatan menyentuh USD48 miliar

Baca Selengkapnya
Teten Waspadai E-Commerce Baru dari China 'Temu', Wanti-Wanti ke Jokowi Jangan Sampai Masuk RI
Teten Waspadai E-Commerce Baru dari China 'Temu', Wanti-Wanti ke Jokowi Jangan Sampai Masuk RI

Pemerintah terus berupaya melindungi UMKM agar tak kalah saing dengan produk asing.

Baca Selengkapnya
Menteri Trenggono Jengkel Masih Ada Penyelundupan Baby Lobster yang Bikin Negara Rugi Triliunan Rupiah
Menteri Trenggono Jengkel Masih Ada Penyelundupan Baby Lobster yang Bikin Negara Rugi Triliunan Rupiah

Menteri Trenggono menjalin kerja sama dengan Vietnam untuk mengatasi penyelundupan benih bening lobster.

Baca Selengkapnya
Dianggap Hewan Pembawa Sial, Cecak Justru Jadi Sumber Rezeki Pria Asal Cirebon Ini
Dianggap Hewan Pembawa Sial, Cecak Justru Jadi Sumber Rezeki Pria Asal Cirebon Ini

China adalah importir besar cecak, tokek, dan spesies kadal yang diyakini berkhasiat meringankan berbagai penyakit.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Wanti-Wanti E-Commerce China Jadi Predator Harga, Bisa Bunuh UMKM Indonesia
Pemerintah Wanti-Wanti E-Commerce China Jadi Predator Harga, Bisa Bunuh UMKM Indonesia

Predatory pricing merupakan praktik penetapan harga di bawah biaya produksi.

Baca Selengkapnya