Deal! ExxonMobil Investasi 2 Proyek Besar di RI, Airlangga: Nilainya Capai Rp162 Triliun
Pemerintah Indonesia semakin menunjukkan keseriusan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan transisi menuju ekonomi hijau.
![Deal! ExxonMobil Investasi 2 Proyek Besar di RI, Airlangga: Nilainya Capai Rp162 Triliun](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/newsCover/2025/1/25/1737807882725-3wbkd.jpeg)
Pemerintah Indonesia semakin menunjukkan keseriusan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan transisi menuju ekonomi hijau. Langkah konkret terbaru adalah penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Pemerintah Indonesia dan ExxonMobil, salah satu perusahaan energi terkemuka dunia.
Prosesi penandatanganan ini berlangsung di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dengan kehadiran langsung Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan President ExxonMobil Indonesia, Carole J. Gall.
Menko Airlangga Hartarto mengatakan, dalam MoU tersebut salah satu proyeknya adalah Carbon Capture and Storage (CCS), pembangunan fasilitas CCS akan membantu Indonesia mengurangi emisi karbon sekaligus mendorong transisi energi menuju masa depan yang lebih bersih.
"ExxonMobil berkomitmen berinvestasi senilai USD 10 miliar atau sekitar Rp162 triliun di Indonesia untuk membangun dua proyek besar. Pertama, ExxonMobil akan membangun proyek terkait Carbon Capture and Storage (CCS). Kedua, perusahaan migas asal Amerika Serikat ini juga akan membangun pabrik petrokimia," kata Airlangga Hartarto dikutip dari laman Instagram @airlanggahartarto_official, Kamis (23/1).
Menurut Airlangga, proyek ini tentunya memiliki nilai strategis yang sangat besar dan diharapkan dapat memiliki dampak yang besar terhadap perekonomian nasional.
"MoU ini tidak hanya memperkuat sektor petrokimia nasional, tetapi juga membawa Indonesia lebih dekat dengan visinya sebagai pelopor teknologi hijau di tingkat global," ujarnya.
Langkah Konkret Pemerintah
Sementara itu, pakar kebijakan publik Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) Ikhwanul Maarif menilai pembangunan proyek petrokimia dan Carbon Capture and Storage ini menjadi krusial sebagai langkah kongkret untuk bertransisi menuju green technology dan membangun ekonomi berkelanjutan serta mencapai target Net Zero Emissions pada tahun 2060.
"Kesepakatan yang diinisiasi oleh Menko Perekonomian Airlangga ini tentunya menjadi momen penting bagi pengembangan energi bersih di Indonesia, khususnya di seratus hari pemerintahan Presiden Prabowo. Hal itu sekaligus menandai langkah konkret pemerintah, berhasil merangkul investasi luar negeri dan berkolaborasi dengan pemain global guna mendorong transformasi energi yang ramah lingkungan di Tanah Air," kata Ikhwanul.
IKhwanul berharap adanya investasi strategis ini, Indonesia semakin siap menjadi pemain utama di sektor teknologi hijau dan energi berkelanjutan sebagaimana yang didengungkan pemerintah.
"Terutama dalam menghasilkan biofuel dan bahan bakar sintetis yang lebih ramah lingkungan sebagai alternatif bahan bakar fosil tradisional," tukas lulusan Universitas Brawijaya ini.