Biaya Investasi di Indonesia Terlalu Tinggi, Begini Strategi Pemerintah Gaet Investor
ICOR adalah salah satu parameter yang bisa menunjukkan tingkat efisiensi investasi suatu negara.
Presiden Prabowo Subianto menargetkan pengendalian biaya investasi atau Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia bisa diturunkan. Pasalnya, biaya investasi atau ICOR di tanah air masih terbilang mahal.
"Kalau Presiden kita mau ICOR 4," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Business Competitiveness Outlook 2025, di Jakarta, Senin (13/1).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) ICOR Indonesia pada tahun 2023 mencapai 6,33. ICOR adalah salah satu parameter yang bisa menunjukkan tingkat efisiensi investasi suatu negara.
Jika angka ICOR semakin kecil, maka biaya investasi yang harus dikeluarkan semakin efisien untuk menghasilkan output tertentu.
Untuk mencapai target efisiensi investasi atau ICOR sebesar 4% adalah dengan terus mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Menurutnya, saat ini, beberapa kawasan ekonomi khusus, seperti Weda Bay, memiliki ICOR yang jauh lebih rendah, yakni sekitar 2 hingga 3.
Pasalnya di Weda Bay telah berhasil menarik investasi sebesar USD16 miliar dalam enam tahun terakhir dengan ekspor tahunan mencapai USD 8 miliar. Hal itu menjadi contoh efisiensi investasi yang perlu diperluas ke kawasan lainnya.
"Jadi untuk mencapai ICOR 4%, kita perlu mengembangkan lebih banyak KEK. Kita bisa mengungkit KEK dengan kawasan lainnya," ujarnya.
Ketimpangan Infrastruktur Kawasan Ekonomi Khusus
Airlangga mengakui bahwa KEK di kawasan lainnya, untuk segi infrastruktur masih tertinggal dari pusat-pusat ekonomi utama. Pada 2024, investasi yang dialokasikan untuk KEK diperkirakan mencapai Rp82,6 triliun yang diharapkan mampu menyerap lebih dari 42.000 tenaga kerja.
Lebih lanjut, Airlangga menyampaikan bahwa pengurangan ICOR tidak bisa dilakukan secara instan, karena investasi besar membutuhkan waktu. Kendati begitu, Pemerintah tetap optimis bahwa dengan strategi yang tepat dan dukungan berbagai pihak, Indonesia dapat mencapainya dalam waktu 3-4 tahun ke depan.
"Ya tentu itu perlu program lebih panjang karan icor kan terkait investasi jadi gak bisa instan. Jadi, dalam ICOR ke 4 itu target kita dalam 3-4 tahun ke depan," katanya.
Selain itu, sektor pariwisata juga dianggap memiliki potensi untuk memberikan "quick wins" dalam jangka pendek, asalkan masalah utama seperti transportasi udara dapat diatasi.
"Ya tentu kita lagi melihat yang berbasis pariwista harusnya bisa quick win, tapi kan basis pariwisata yang paling penting angkutan udara, nah angkutan udara ini yang harus diselesaikan," pungkasnya.