Di Depan Menko Darmin, Pengusaha Mengeluh Biaya Logistik Mahal
Merdeka.com - Para pengusaha logistik hari ini mendatangi kantor Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution. Salah satu yang dibahas adalah mengenai biaya logistik (logistic cost) yang dikeluhkan semakin mahal.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo), Nofrisel menyebutkan hal tersebut akan dibahas lebih lanjut. "Beliau (Menko Darmin) menampung. Kita menunggu, habis ini mungkin ada pertemuan untuk membahas itu lebih lanjut," kata Nofrisel saat ditemui di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (6/2).
Kendati demikian, dia mengaku belum membicarakan hal tersebut bersama Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). "Belum (ke BPJT). Ini kan baru kita kaji lebih mendalam, kita ingin matangkan dulu," ujarnya.
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan Kemenko Perekonomian dengan Mendag Singapura? Pertemuan keduanya terkait implementasi Program Tech:X, peningkatan kemudahan mobilitas bagi investor dari Singapura, pengembangan Pelabuhan Kendal, penguatan konektivitas udara, kerja sama agribisnis, dan kerja sama pariwisata.
-
Kenapa pertemuan ini penting bagi Kemendag? “Saya harap kita dapat berkolaborasi, mengutamakan semangat kebersamaan, serta memberikan arahan yang jelas melalui pembahasan solusi nyata dan konkret untuk mendorong beberapa inisiatif dan kerja sama yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di kedua kawasan,“
-
Apa yang dibahas oleh industri pariwisata Bali saat bertemu Pj Gubernur? Selain membicarakan sejumlah isu di bidang pariwisata, pertemuan yang berlangsung di Ruang Adi Sabha Kantor Gubernur Bali itu juga membahas mekanisme pungutan wisatawan mancanegara (wisman) yang mulai diberlakukan 14 Februari 2024.
-
Siapa yang mendampingi Mendag saat pertemuan? Dalam kesempatan tersebut, Mendag didampingi Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, Didid Noordiatmoko.
-
Siapa yang melakukan kunjungan ke Menko Perekonomian? Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket, Selasa (15/8).
-
Siapa yang memimpin delegasi Kemenko Perekonomian? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gam Ki Yong memimpin delegasi masing-masing negara dan membahas beberapa poin penting.
Senada, Wakil Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), Mahendra Rianto menyebutkan saat ini biaya logistik didominasi oleh pengeluaran untuk jalan tol. Terutama tol Transjawa.
"Biaya tol Rp 1,3 juta. Jadi, kami itu kayak di sandwich sebagai penyedia jasa logistik. Kemampuan daya beli dari customer kita nggak naik ya karena end customer mereka juga tidak punya kemampuan beli lebih ya kan," ujarnya.
Selain itu, dia menyebutkan pengusaha tidak dapat menaikkan tarif jasa kepada pelanggan. Artinya, ada pengurangan pendapatan disebabkan melonjaknya pengeluaran untuk jalan tol.
"Kita tidak bisa naikkan harga seenak-enaknya harga jasa kita kepada customer karena kita udah ada yang namanya kontrak logistik ya. Yang boleh merubah kita adalah BBM yang naik atau UMR yang naik, selebihnya enggak," ujarnya.
Selain itu, biaya kredit untuk pengadaan kendaraan juga dinilai memberatkan. Dengan jangka waktu 5 tahun yang dinilai terlalu singkat.
"Kita kredit ke pengadaan kendaraan itu kreditnya mahal, ya kemudian jangka waktunya cuma 5 tahun ya sehingga cost kita sudah dicegat di fix cost gitu sehingga margin kita yang kegerus, nambah lagi biaya tol. Kalau biaya tol mahal, abis margin kita, gimana kita bayar utang?. Usulan kami adalah dari sisi bawah fix cost diudur yang tadinya kredit hanya 5 tahun menjadi dibuatlah 8 tahun 10 tahun. Kedua biaya tol, kalau kita suruh bayar gak bisa segitu, setengahnya," ujarnya.
Selain itu, dia mengungkapkan banyak komponen pengeluaran lainnya dalam proses logistik tersebut. Seperti pungutan liar (pungli) yang masih kerap dijumpai. "Kemudian jangan ditambah lagi biaya biaya lain jalan tol, belum kami menghadapi pungli-pungli. kami berharap pungli-pungli di jalan itu pun dihilangkan," tutupnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Erick mengatakan bahwa sejauh ini Indonesia telah mampu menekan biaya logistik hingga 13-14 persen.
Baca SelengkapnyaSalah satu penyebab tingginya biaya logistik nasional karena belum ada konektivitas antara pelabuhan dengan perusahaan logistik.
Baca SelengkapnyaKepala Badan Pangan NasionalArief Prasetyo Adi menjelaskan bahwa demurrage merupakan hal yang lazim dalam kegiatan ekspor impor
Baca SelengkapnyaArief Prasetyo menjelaskan, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan keterlambatan bongkar muat.
Baca SelengkapnyaSebanyak 490.000 ton beras impor tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat ada 17.304 kontainer tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi VI DPR RI, Mufti Anam kecewa dengan harga beras yang melambung tinggi
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi VI DPR RI, Mufti Anam mengatakan, kondisi beras yang mahal dan langka
Baca SelengkapnyaPertanyaan ini muncul seiring dengan implementasi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024 yang memicu polemik.
Baca SelengkapnyaBeberapa faktor yang dapat menyebabkan keterlambatan bongkar muat dan itu lumrah terjadi.
Baca SelengkapnyaPelaporan ini buntut dari keterlambatan bongkar muat impor beras seberat 2,2 juta ton
Baca SelengkapnyaBiaya penerbangan domestik jauh lebih mahal dibandingkan dengan biaya penerbangan internasional atau ke luar negeri.
Baca Selengkapnya