DPR dan KTNA Tegaskan Produksi Beras 2023 Aman Tersedia
Berdasarkan data KSA BPS ketersediaan beras periode Januari-Oktober 2023 ini mencapai 27,88 juta ton.
Berdasarkan data KSA BPS ketersediaan beras periode Januari-Oktober 2023 ini mencapai 27,88 juta ton.
DPR dan KTNA Tegaskan Produksi Beras 2023 Aman Tersedia
Komisi IV DPR RI dan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) kompak menegaskan produksi dan ketersediaan beras di tahun 2023 ini aman yakni mampu mencukupi kebutuhan nasional. Berdasarkan data KSA BPS, panen padi pada Juni mencapai 828 ribu hektare, Agustus 815 ribu hektare, September 832 ribu hektare dan Oktober 753 hektare dan ketersediaan beras periode Januari-Oktober 2023 ini mencapai 27,88 juta ton.
"Saya yakin dengan data yang dikeluarkan BPS dan Kementerian Pertanian (Kementan) mengenai produksi dan ketersediaan beras periode Januari Oktober yang mencapai 27,88 juta ton. Angka sebesar itu sudah dilakukan validasi baik melalui kerangka sempel area KSA maupun pengecekan lokasi yang dilakukan jajaran Kementan" ujar Sulaiman (14/9).
-
Kapan Kementan memastikan stok beras aman? Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan kebutuhan beras pada bulan Maret, April dan Mei mendatang dalam kondisi aman.
-
Dimana Kementan memastikan ketersediaan beras? Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan kebutuhan beras pada bulan Maret, April dan Mei mendatang dalam kondisi aman.
-
Bagaimana Kementan menjaga ketersediaan beras? Sebagai contoh, bulan Agustus ini masih memiliki lahan panen sekitar 850 ribu hektare. Bahkan lahan tersebut masih akan bertambah pada Bulan September selanjutnya.
-
Apa target Kementan untuk produksi beras? Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengajak kepala dinas pertanian se-Indonesia untuk mengawal jalannya produksi beras pada tahun ini. Dia ingin Indonesia mampu mencapai swasembada sehingga tak lagi bergantung pada kebijakan impor.
-
Siapa yang jamin stok beras aman? Jokowi mengatakan pemerintah akan menyiapkan stok beras di pasar agar tak mengalami kelangkaan. 'Ya semua stok siapkan. Setiap tahun udah rutinitas yang selalu kita jaga terus,' kata Jokowi di GOR Basket Bekasi Jawa Barat, Jumat (16/2).
-
Apa target produksi beras Kementan? Menyambut Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2023, Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong kepala daerah memperkuat produksi pangan guna menekan inflasi, khususnya merealisasikan target produksi beras sebanyak 35 juta ton pada musim panen yang akan datang.
"Jadi saya sangat yakin dengan angka produksi ini bahkan kita tidak perlu impor. Kenapa? Karena angka konsumsi beras kita hanya 25,45 juta ton yang artinya kita masih punya surplus 2,43 juta ton," sambungnya.
Sulaiman menjelaskan saat ini para petani di sejumlah sentra juga terus melakukan panen raya sehingga produksi gabah dalam negeri terus bertambah. Adapun masalah harga yang kini mulai naik merupakan imbas dari produksi yang ada.
Diketahui, pada bulan Juli terdapat panen di lahan seluas 828 ribu hektare, kemudian pada bulan Agustus 815 ribu hektare, bulan September 832 ribu hektare dan bulan Oktober 753 ribu hektare.
"Kalau kita lihat datanya, produksi kita sudah sangat bagus mengingat kebutuhan dalam negeri terpenuhi," katanya.
Senada, Anggota Komisi IV lainya, Daniel Johan juga mengaku yakin jika ketersedian dan cadangan stok strategis beras di tahun 2024 masih sangat cukup. Daniel mengatakan hal itu lantaran sudah memastikan kepada Kementerian Pertanian (Kementan) soal ketersedian cadangan beras di Indonesia.
Bagi Daniel, ketersediaan menjadi penting mengingat tahun 2024 menjadi tahun sensitif bagi pangan dan juga politik. Pasalnya, produksi beras diperkirakan terbatas akibat dampak El Nino dan pada 2024 akan ada pemilu, puasa, dan Idul Fitri, yang akan meningkatkan konsumsi beras.
"Saat ini sangat cukup karena data yang digunakan perlu disesuaikan dengan data yang ada," jelasnya.
Sementara itu, Ketua KTNA Nasional, Yadi Sofyan Noor menegaskan produksi beras dalam tiga tahun terakhir ini mengalami peningkatan dan terkonfirmasi tidak ada impor beras umum. Kemudian pada Januari hingga Oktober 2023, BPS memperkirakan produksi padi mencapai 27,88 juta ton, jika konsumsi berat pada tahun yang sama mencapai 25,45 juta ton, artinya ada surplus 2,43 juta ton.
"Kini 2023 kejadian aneh, ada anomali harga sementara produksi beras lebih dari cukup dan aman-aman saja. Justru anomali pasar ini yang perlu ditelusuri karena faktor pembentuk harga itu ya terkait juga sistem logistik, sistem distribusi, transportasi, juga struktur pasar dan perilaku pasar, terjadinya dinamika harga juga efek psikologi pasar dari pengaruh bias informasi krisis ekonomi global, iklim ekstrim, pasca covid dan lainnya," tutur Yadi.