Era Disrupsi, Bagaimana Nasib Bank-Bank Kecil?
Merdeka.com - Saat ini, penetrasi teknologi semakin luas dan cepat. Hampir seluruh sektor terkena dampak perkembangan teknologi ini, tidak terkecuali ekonomi. Teknologi membuat pola konsumsi, produksi dan distribusi berubah. Preferensi masyarakat beralih dari cara tradisional ke cara modern.
Tak ketinggalan, sektor perbankan melakukan upaya keras agar tak terhalau gelombang modern yang mengubah total aktivitas nasabah mereka. Perbankan berlomba-lomba memodernisasi sistem mereka demi mempertahankan loyalitas nasabah.
Namun, bagaimana dengan nasib bank-bank kecil yang penetrasinya tak sebesar bank-bank besar?
-
Apa itu perkembangan teknologi? Perkembangan teknologi adalah fenomena yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia.
-
Bagaimana teknologi informasi berkembang di Indonesia? Sejak diperkenalkannya radio, teknologi informasi terus mengalami perkembangan pesat yang mempengaruhi peradaban masyarakat informasi di Indonesia. Kemudian, dengan berkembangnya internet, teknologi informasi semakin merambah ke berbagai aspek kehidupan masyarakat.
-
Gimana pengaruh teknologi ke tenaga kerja? Kondisi ini ditambah efisiensi penggunaan tenaga kerja sebagai akibat inovasi teknologi
-
Kenapa kemajuan teknologi jadi penyebab utama globalisasi? Salah satu penyebab utama globalisasi adalah kemajuan teknologi. Perkembangan dalam transportasi, telekomunikasi, dan internet telah memungkinkan manusia untuk terhubung dan berinteraksi dengan lebih mudah dan cepat daripada sebelumnya. Ini berarti bahwa barang, jasa, dan informasi dapat dengan mudah dipindahkan dari satu negara ke negara lainnya, tanpa kendala yang signifikan.
-
Bagaimana teknologi mengubah interaksi? Teknologi komunikasi seperti smartphone dan aplikasi pesan instan telah mengubah cara kita berinteraksi satu sama lain.
-
Kapan teknologi mulai mengubah pola pikir dan kepribadian manusia? Globalisasi teknologi yang cepat dan intens telah memicu terjadinya perubahan sosial dan budaya yang signifikan.
Ekonom sekaligus Komisaris Independen BCA Raden Pardede menyatakan, memang dalam beberapa waktu ke belakang, data OJK dan BI menyebutkan bahwa kinerja bank-bank buku 1 dan 2 (bank dengan modal inti Rp 1 triliun hingga Rp 5 triliun) melambat karena aliran Dana Pihak Ketiga (DPK) juga melemah.
"Kalau lihat dari data OJK dan BI, bank-bank buku 1 dan 2 DPKnya melemah dan melambat, bahkan kadang mendekati 0, atau negatif. Sehingga kalau DPKnya lemah, tentu profitabilitynya juga terancam," ujar Raden di Jakarta, Jumat (31/1).
Apalagi, setelah OJK memutuskan menaikkan batas modal minimal menjadi Rp 3 triliun, mungkin saja bank-bank kecil ini akan beralih menjadi bank-bank spesifik.
Cara Bertahan
Oleh karenanya jika bank-bank kecil ini mau bertahan, mereka tidak bisa mengandalkan pendapatan dari aliran DPK saja, tapi juga fee based income, contohnya fee pembayaran transaksi dan lainnya. Bank buku 4 sekalipun saat ini sudah melakukan investasi besar-besaran untuk sistem dan teknologi demi meraup fee based income.
Namun demikian, masih ada tantangan yang harus dihadapi jika bank-bank kecil ingin mendapatkan fee based income.
"Nah, sekarang, agak sulit untuk bank kecil investasi di sini karena modal mereka juga terbatas, makanya harus dipikirkan apakah mereka harus gabung dengan bank besar atau kolaborasi," imbuh Raden.
Sumber: Liputan6
Reporter: Athika Rahma
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dompet digital semakin marak digunakan sejak pandemi COVID-19.
Baca SelengkapnyaKini semakin banyak perusahaan yang memanfaatkan perubahan peraturan yang menguntungkan yang dibawa oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Baca SelengkapnyaAdanya globalisasi teknologi membawa dampak signifikan bagi kehidupan manusia, baik itu yang baik maupun yang buruk.
Baca SelengkapnyaPerubahan sosial dipengaruhi oleh berbagai macam faktor,
Baca SelengkapnyaSekitar 78 persen nasabah Indonesia kini menggunakan perbankan digital secara aktif, meningkat secara signifikan dari 57 persen pada 2017.
Baca SelengkapnyaNilai transaksi digital banking mencapai Rp5.163 triliun.
Baca Selengkapnya