Harga Minyak Dunia Meroket Dekati USD 100 per Barel, Sri Mulyani Beri Respons Begini
Padahal, kesepakatan Pemerintah bersama DPR RI menetapkan harga minyak mentah mencapai USD 82 per barel.
Sri Mulyani belum berencana untuk menambah alokasi subsidi maupun kompensasi energi di tahun 2024.
Harga Minyak Dunia Meroket Dekati USD 100 per Barel, Sri Mulyani Beri Respons Begini
Harga Minyak Dunia Meroket Dekati USD 100 per Barel, Sri Mulyani Beri Respons Begini
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengaku terus mewaspadai pergerakan harga minyak mentah dunia. Dalam catatannya, harga minyak mentah jenis brent telah mendekati USD 100 per barel.
"Harga minyak yang hari ini untuk brent telah mencapai USD 95 per barel dalam 3 minggu, naik 11 persen ini," ujar Sri Mulyani dalam Rapat Pembahasan RAPBN 2024 Tingkat I di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/9).
Padahal, kesepakatan Pemerintah bersama DPR RI menetapkan harga minyak mentah mencapai USD 82 per barel. Angka ini juga lebih tinggi dari asumsi dalam Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU APBN) 2024 sebesar USD 80 per barel.
"Ini menggarisbawahi bahwa kita menyusun RUU APBN 2024 di dalam situasi ekonomi dan bahkan asumsi-asumsi dasar yang disepakati sekalipun akan terus mengalami perubahan atau dinamika yang tidak selalu mudah bisa kita proyeksikan," tegas Sri Mulyani.
Meski begitu, Sri Mulyani belum berencana untuk menambah alokasi subsidi maupun kompensasi energi di tahun 2024. Khususnya bagi energi bahan bakar minyak (BBM).
Saat ini, Sri Mulyani masih berusaha untuk mengoptimalkan penyaluran BBM subsidi lebih tepat sasaran. Harapannya, kuota BBM yang tersedia dapat mencukupi kebutuhan mobilitas masyarakat.
"Kita akan lihat mekanisme untuk BUMN yang melaksanakan subsidi kompensasi untuk terus menjaga dari sisi volume penargetan, mengontrol dari sisi akuntabilitasnya," ungkap Sri Mulyani.
Dalam waktu dekat, Sri Mulyani mengaku akan mengadakan rapat khusus bersama Menteri ESDM Arifin Tasrif dan Menteri BUMN Erick Thohir untuk mengambil solusi atas mahalnya harga minyak dunia. Namun, tidak disebutkan secara pasti waktu maupun lokasi rapat penting tersebut akan berlangsung.
"Sementara kalau dari sisi policy ya nanti kita bicara dengan Menteri ESDM, Menteri BUMN, dan tentu dengan kabinet," kata Sri Mulyani.
Sebelumnya, lonjakan harga minyak mentah dunia membuat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif khawatir. Dia memprediksi akan banyak konsumen mampu yang beralih menggunakan bensin jenis Pertalite pasca harga BBM non-subsidi terus naik."Kita kan kemarin sudah lihat yang non-subsidi kan baru pada naik tuh. Ini juga nanti akan mendorong yang pakai Pertalite naik," ujar Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (15/9). Arifin tak menapikkan jika kenaikan harga minyak mentah dunia bakal semakin membebani pemerintah memberikan subsidi untuk sejumlah produk BBM. Pernyataan itu diberikan Arifin saat ditanya kemungkinan harga Pertalite naik di tengah lonjakan harga minyak mentah dunia.
"Jadi kita kita harus cepat konversi kendaraan listrik, karena itu manfaatnya banyak. Kita sudah bahas ongkos yang dipakai untuk tambahan subsidi itu bisa membangun berapa ratus ribu motor konversi listrik. Dengan swap ini kan skemanya lebih lebih murah buat konsumen," beber Arifin.