Indonesia-Malaysia Kompak Lawan Uni Eropa, Tak akan Setop Ekspor Kelapa Sawit
Merdeka.com - Indonesia dan Malaysia sepakat tidak akan menghentikan ekspor kelapa sawit dan turunannya ke negara-negara Uni Eropa. Kesepakatan itu diambil setelah Uni Eropa menyetujui undang-undang larangan produk yang merusak hutan.
"Stop ekspor bukan merupakan hal yang dibahas. Tentu itu bukan pilihan," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menggelar konferensi pers di Jakarta, Kamis (9/2).
Upaya yang akan ditempuh Indonesia san Malaysia sebagai negara produsen terbesar kelapa sawit di dunia, yaitu melakukan perjalanan misi ke Uni Eropa. Sejumlah aspek akan disampaikan sebagai bahan pertimbangan.
-
Bagaimana kelapa sawit menjadi komoditas ekspor? Pada 1919, komoditas kelapa sawit telah diekspor melalui perkebunan yang berada di pesisir Timur Sumatra.
-
Siapa yang membawa kelapa sawit ke Indonesia? Tanaman ini dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara.
-
Kenapa kelapa sawit penting untuk perekonomian Indonesia? Kelapa sawit adalah salah satu komoditas yang penting untuk perekonomian Indonesia dan juga memiliki banyak kegunaan praktis dan kesehatan.
-
Apa yang dilakukan Belanda dengan kelapa sawit di Sumatra? Pada Masa kolonial Hindia Belanda, perkebunan kelapa sawit menjadi sebuah industri berskala besar dengan dibukanya perusahaan bernama Sungai Liput Cultuur Maatschappij oleh Adrien Hallet dan K. Schadt di Pantai Timur Sumatra, tepatnya di Deli pada 1911.
-
Dimana kelapa sawit pertama kali ditanam di Indonesia? Kelapa sawit pertama kali ditanam di Kebun Raya Bogor, pada tahun 1848 oleh orang Belanda yang datang ke Indonesia.
-
Kenapa Dharma Satya Nusantara ekspansi ke kelapa sawit? Pada tahun 1996 secara resmi perusahaan ini memulai ekspansi bisnis kelapa sawit hingga saat ini lahan perkebunan yang dikelola seluas 112.900 hektar, dengan luas area dewasa sebesar 104.400 hektar.
Airlangga menuturkan, Indonesia melalui Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO) dan Malaysia melalui The Malaysian Sustainable Palm Oil (MSPO), sudah berkomitmen untuk menjaga kelestarian alam.
Upaya lain yang ditempuh dua negara ini yaitu menjelaskan aspek sosial atas pentingnya industri kelapa sawit bagi para petani. Aspek ini menurut Airlangga merupakan upaya pemerintah dalam pengentasan kemiskinan.
"CPO itu meniadi salah satu program untuk pengentasan kemiskinan, baik di Indonesia maupun Malaysia," ujarnya.
Deputi Perdana Menteri dan Menteri Perladangan dan Komoditas Malaysia, Dato Sri Fadillah bin Haji Yusof, pun sepakat atas pernyataan Airlangga, bahwa langkah Indonesia-Malaysia terhadap kebijakan Uni Eropa tersebut bukan hanya sebatas kepentingan industri kelapa sawit.
"Strategi kita bukan hanya saja untuk industri, untuk peladangan, tetapi juga bersama-sama untuk memperjuangkan hak ke pekebun-pekebun kecil, supaya mereka keluar dari garis kemiskinan ," ucap Sri Fadillah. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Ini juga menyangkut UMKM, karena mereka juga minta tekstil, kelapa sawit dan macam-macam untuk diekspor ke mereka," kata Luhut.
Baca SelengkapnyaDalam perdagangan minyak nabati, tidak semua exportir merupakan produsen minyak nabati.
Baca SelengkapnyaMendag meminta dukungan serta do'a masyarakat agar dilancarkan dan bisa menang dalam gugatan ini.
Baca SelengkapnyaRencana penyetopan ekspor CPO dan produk turunannya dikarenakan polemik yang tak kunjung usai antara Indonesia dan Uni Eropa.
Baca SelengkapnyaEkspor komoditas sawit ke Uni Eropa menurun menjadi 4,9 ton di 2020. Kemudian penurunan ekspor sawit terus terjadi di tahun 2022 menjadi 4,1 juta ton.
Baca SelengkapnyaIndonesia mendorong Belanda dan Prancis dalam penyelesaian perjanjian IEU-CEPA
Baca SelengkapnyaKetidakpastian global memberikan pengaruh terhadap industri sawit di Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia akan kehilangan pasar Uni Eropa, dan pada saat yang sama, Uni Eropa diperkirakan akan mengalihkan kebutuhan minyak sawit mereka ke Malaysia.
Baca SelengkapnyaMenteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan UU tersebut sangatlah diskriminatif dan merugikan bagi perdagangan komoditas di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSYL berharap ke depan Indonesia-Vietnam dapat segera melakukan pertemuan kelompok kerja teknis melalui Joint Commite on Agriculture
Baca SelengkapnyaIndonesia dan Malaysia akan terus berkomitmen untuk saling memperkuat hubungan kedua negara.
Baca SelengkapnyaIndonesia sudah lama dikenal sebagai salah satu negara pengekspor terbesar kelapa sawit dan turunannya.
Baca Selengkapnya