Jelang Ramadan, Bos BI prediksi inflasi Mei capai 0,4 persen
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo memprediksi inflasi Mei akan berada di kisaran 0,3 persen sampai 0,4 persen. Menurutnya, laju inflasi tersebut disebabkan adanya kenaikan harga di beberapa komoditas pangan jelang Ramadan, seperti daging dan telur ayam serta beberapa tanaman hortikultura.
"(Inflasi) Antara 0,3-0,4 itu di pekan ketiga Mei. Tantangannya, (awal Ramadhan) masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya seperti di harga bahan makanan. Secara umum masih dari beberapa komoditas terkait jagung dan telur ayam, tanaman holtikultura. Itu klasik," ujar Agus di Gedung Thamrin, Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (24/5).
Dengan potensi kenaikan inflasi tersebut, peningkatan koordinasi dengan pemerintah perlu dilakukan untuk memastikan kecukupan pasokan dan distribusi pangan. Untuk itu, BI akan melakukan pertemuan dengan pemerintah pusat untuk mengantisipasi potensi kenaikan inflasi di bulan Ramadan.
-
Apa yang diprediksikan Bank Indonesia? Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali, memproyeksikan kebutuhan uang tunai menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru) pada akhir tahun 2023 adalah sebesar Rp 2,7 triliun rupiah.
-
Kenapa harga bahan pangan naik? Situs Badan Pangan Nasional menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Bahan pangan apa yang naik harganya? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa penyebab inflasi tinggi di beberapa daerah? “Ini yang tinggi sekali seperti Minahasa Selatan 7,56 persen, kita memiliki data lengkap semua daerah, Minahasa Utara 7,46 persen, Toli Toli 7,21 persen, Nabire 6,38 persen, ini tinggi kalau di atas 6 persen 7 persen ini sudah tinggi sekali.““Artinya apa? Ini daerah-daerah ini masyarakatnya sudah susah, kita tidak bisa mengambil patokan gembira dengan angka 3 persen nasional,“ ungkapnya.
-
Kenapa harga beras naik di Jawa Tengah? Kenaikan ini dinilai signifikan dengan kondisi kemarau panjang yang sedang melanda berbagai daerah di Jawa Tengah.
-
Kenapa inflasi terjadi di Sumatera? Di Provinsi Sumatra banyak beredar mata uang Jepang yang sudah menjadi alat tukar sehari-hari masyarakat. Akan tetapi, peredaran mata uang ini justru mengakibatkan inflasi, sehingga nilainya terus merosot dan harga-harga barang terus melambung.
"Besok juga akan kembali lakukan rapat dengan pemerintah untuk yakinkan bahwa di bulan puasa ini semua aman," pungkasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Laju inflasi year on year terjadi karena adanya kenaikan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 3,51 persen.
Baca SelengkapnyaKomoditas ini dianggap sebagai komoditas pangan bergejolak sehingga sangat berpengaruh terhadap inflasi pangan.
Baca SelengkapnyaSebagai informasi, tingkat Inflasi di Turki menyentuh angka 75 persen pada Mei 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.
Baca SelengkapnyaUntuk tahun 2024 ini, kenaikan permintaan berbagai komoditas terbilang wajar karena sudah terdeteksi satu bulan sebelum Ramadan.
Baca SelengkapnyaKelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari makanan minuman dan tembakau.
Baca SelengkapnyaInflasi YoY 3,00 persen berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 utamanya berasal dari konsumsi rumah tangga sebesar 4,91 persen.
Baca SelengkapnyaLonjakan inflasi juga terjadi pada harga gabah di tingkat petani sebesar 5,64 persen secara bulanan, dan 11,34 persen secara tahunan.
Baca Selengkapnya