Jokowi: Tiga tahun lalu saya ke daerah keluhannya listrik kurang, sekarang nggak lagi
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan groundbreaking proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 7, 9, dan 10 IPP dengan total kapasitas mencapai 4.000 Mega Watt (MW), di Desa Terate, Kecamatan Kerawatwatu, Kabupaten Serang, Banten, Kamis (5/10).
Selain itu, Presiden Jokowi juga meresmikan beroperasinya PLTU Banten kapasitas 660 MW, serta meninjau pembangunan Coal Terminal 20 juta ton di Provinsi Banten. Dari seluruh proyek tersebut total investasi sekitar Rp 100 triliun.
Dalam peresmian tersebut, Presiden Jokowi bercerita bahwa tiga tahun lalu setiap kunjungan ke berbagai daerah, masyarakat selalu mengeluhkan kekurangan listrik. Namun setelah tiga tahun berlalu keluhan itu pun tidak lagi terdengar.
-
Apa yang dilakukan Jokowi di Sumbar? Jokowi bersama Ibu Negara Iriana terlebih dahulu menyapa anak-anak di tenda pengungsian. Jokowi dan Iriana membagikan makan siang, susu, makanan ringan, hingga buku kepada anak-anak yang ada di posko tersebut.
-
Kapan Jokowi mengunjungi Sumbar? Jokowi mengunjungi posko tanggap darurat dan pengungsian banjir lahar dingin di Lapangan Batu Taba, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa (21/5).
-
Kenapa Jokowi ke Sumbar? Jokowi mengunjungi posko tanggap darurat dan pengungsian banjir lahar dingin di Lapangan Batu Taba, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa (21/5).
-
Apa yang Jokowi rasakan saat pertama kali ke PLBN Motaain? Masih lekat dalam ingatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat pertama kali mengunjungi Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur pada 2015 silam. Hal yang terpampang saat itu adalah bangunan yang terlihat kusam, cat dinding sebagian pudar, dan gundukan debu menebal di sana-sini. Terlebih, langit-langitnya tampak menganga, bagai rumah tua yang mencoba bertahan hidup.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang dipanggil Jokowi? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
"Tiga tahun lalu, ini cerita, setiap saya pergi ke provinsi baik di Sumatera, Kalimantan Sulawesi di NTT, NTB di Maluku di Papua ke kabupaten juga sama keluhannya sama listriknya kurang, byar pet. Tetapi setelah tiga tahun, tahun ini, saya muter lagi, saya nggak dengar lagi suara-suara itu," kata Presiden Jokowi.
Artinya kerja cepat yang telah dilakukan PLN tersebut sudah mulai dirasakan masyarakat. Meskipun katanya, pembangkit-pembangkit listrik yang sedang dibangun proyeknya masih banyak.
"Oktober 2019 kita harapkan kelihatan. Di petanya kan udah kelihatan nggak ada yang warnanya merah. Warnanya hijau dan kuning. Nanti kuning akan hilang sehingga seluruh provinsi Sabang sampe Merauke teraliri listrik karena listriknya cukup," ujarnya.
Dalam peresmian tersebut turut hadir Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, Menteri BUMN Rini Soemarno, Dirut PT PLN (Persero) Sofyan Basyir, Gubernur Banten Wahidin Halim.
Untuk diketahui, proyek PLTU Jawa 7, 9, dan 10 dan PLTU IPP Banten merupakan salah satu proyek yang masuk ke dalam program 35.000 MW. Sementara pembangunan Coal Terminal 20 juta ton merupakan salah satu sarana pendukung untuk memperkuat dan mengefektifkan rantai pasok batu bara untuk PLTU pada wilayah Jawa Barat.
PLTU Jawa 7 memiliki kapasitas 2 X 1.000 MW yang direncanakan beroperasi pada tahun 2020 dengan harga jual ke PLN sebesar 4,21 sen USD/kWh. Pengadaan proyek ini menggunakan skema bisnis Build, Own, Operate, and Transfer (BOOT) selama 25 tahun. Dengan nilai investasi sebesar USD 1,88 miliar.
Sementara PLTU Jawa 9 dan 10 memiliki kapasitas 2x1.000 MW merupakan IPP yang dibangun bersebelahan dengan PLTU Suralaya 1 – 8 di Suralaya, Provinsi Banten. Nilai investasi proyek ini mencapai sekitar USD 3 milyar. PLTU ini menggunakan skema penugasan PLN kepada Anak Perusahaan yaitu PT Indonesia Power sesuai Perpres No. 19 Tahun 2017. Pengadaan proyek ini menggunakan skema bisnis BOOT.
PLTU Banten 660 MW ialah IPP yang bernama PT Lestari Banten Energi dengan kapasitas 660 MW, dengan kontrak penjualan ke PLN sebesar 600 MW. Pengadaan proyek ini menggunakan skema BOOT selama 25 tahun. Harga jual ke PLN sebesar 5,99 cent/kWh. Nilai investasi PLTU Banten 660 MW ini adalah sebesar USD 990 juta.
Sedangkan, Terminal Batu bara (Coal Terminal) dibangun guna memperkuat dan mengefektifkan rantai pasok batu bara, untuk PLTU di wilayah Jawa Bagian Barat. Terminal Batu bara ini dibangun oleh anak perusahaan PLN yaitu PT PLN Batu bara dengan Gama Coorp dapat memberikan kontribusi sebagai terminal penghubung dengan kapasitas 20 juta ron. Lokasi Terminal Batu bara bersebelahan dengan PLTU Jawa 7 dengan target untuk dapat beroperasi secara komersial bersamaan dengan kebutuhan PLTU Jawa.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Persoalan listrik di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur menjadi keluhan masyarakat.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, saat ini, sangat sulit untuk mengumpulkan penerimaan negara
Baca SelengkapnyaDia kerap mendapat keluhan bahwa APBD tidak cukup untuk memperbaiki.
Baca SelengkapnyaKepada sejumlah calon kepala daerah yang sowan, Jokowi yang mengaku memiliki data di setiap daerah, menyampaikan sejumlah pesan penting.
Baca SelengkapnyaPLN mengonfirmasi bahwa kondisi pasokan listrik hari ini di Tarakan memang defisit lantaran beban puncak berada di atas daya pasok.
Baca SelengkapnyaPer hari ini, aliran listrik di Jambi sudah pulih 100 persen sejak hari Rabu (05/6) sekitar pukul 23:50 WIB malam hari.
Baca SelengkapnyaJokowi mengecek perkembangan perbaikan jalan rusak di Kabupaten Lampung Tengah.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi mengunjungi Banyumas, Banjarnegara, dan Tegal untuk bertemu dengan berbagai lapisan masyarakat.
Baca SelengkapnyaMeski di pekan ini sama-sama mengunjungi Pulau Bali. Presiden Jokowi dan Ganjar tak sempat bertemu.
Baca SelengkapnyaJokowi bercerita mengenai Indonesia yang kalah digugat Uni Eropa
Baca Selengkapnya