Kekayaan George Foreman, Petinju Legendaris yang Pernah Bertarung dengan Muhammad Ali
George Foreman, petinju legendaris, dikenal dengan kekayaan dan perjalanan hidup inspiratifnya, dari juara dunia hingga pengusaha sukses.

Gerorge Foreman, juara tinju kelas berat dunia dua kali dan peraih medali emas Olimpiade, meninggal dunia pada 21 Maret 2025, di usia 76 tahun.
Persaingan Foreman dengan petinju legendaris lainnya Muhammad Ali memuncak dalam pertarungan perebutan gelar yang terkenal "Rumble in the Jungle" berhasil mengumpulkan kekayaan bersih mencengangkan.
Dilansir dari Times of India, Foreman mencatat kekayaannya berkisar antara USD300 juta hingga USD 450 juta, yang setara dengan Rp4,6 triliun hingga Rp7,41 triliun pada tahun 2025. Perbedaan angka ini mungkin disebabkan oleh waktu pelaporan dan metode perhitungan yang digunakan.
Kekayaan Foreman tidak hanya berasal dari pendapatannya sebagai petinju, tetapi juga dari bisnis yang sukses setelah ia pensiun. Salah satu usaha yang paling terkenal adalah George Foreman Grill, alat pemanggang yang sangat populer dan telah memberikan keuntungan besar bagi dirinya. Selain itu, ia juga terlibat dalam berbagai usaha bisnis lainnya yang turut menambah pundi-pundi kekayaannya.
Perjalanan Hidup yang Inspiratif
George Foreman lahir pada 10 Januari 1949 di Texas. Masa kecilnya penuh dengan tantangan, namun hal itu tidak menghalanginya untuk meraih kesuksesan. Setelah berhasil menjadi juara dunia, Foreman menunjukkan kepada dunia bahwa masa lalu yang sulit tidak perlu menentukan masa depan seseorang. Ia dikenal sebagai petinju dengan gaya bertinju yang agresif dan kekuatan pukulan yang dahsyat.
Rekor pertandingan Foreman sangat mengesankan, dengan banyak kemenangan KO yang spektakuler. Namanya akan selalu diingat sebagai salah satu petinju kelas berat terbaik sepanjang masa. Keberhasilannya tidak hanya diukur dari sabuk juara yang pernah ia raih, tetapi juga dari inspirasi yang ia berikan kepada banyak orang untuk bangkit dari keterpurukan dan mengejar impian mereka.
Setelah pensiun dari dunia tinju, Foreman menjalani kehidupan yang penuh makna. Ia menjadi pendeta dan seorang pengusaha yang sukses. Meskipun demikian, ia tetap aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan filantropi, menunjukkan dedikasi dan komitmennya untuk memberi kembali kepada masyarakat.
Kematiannya dan Warisan yang Ditinggalkan
Dunia olahraga berduka atas wafatnya George Foreman pada tanggal 21 Maret 2025, dalam usia 76 tahun. Keluarga mengumumkan kepergiannya di tengah pelukan hangat orang-orang terkasih. Dalam pernyataan resmi, mereka menyampaikan rasa terima kasih kepada para pendukung atas curahan cinta dan doa selama ini, serta memohon agar privasi keluarga dihormati di tengah duka mendalam ini.
Foreman meninggalkan warisan yang akan selalu dikenang, bukan hanya sebagai atlet ulung, tetapi juga sebagai sosok inspiratif. Kisah hidupnya yang penuh lika-liku, dari masa kecil yang penuh tantangan hingga puncak kariernya sebagai juara dunia tinju kelas berat, membuktikan bahwa kegigihan dan tekad yang kuat dapat membawa seseorang mencapai impiannya.
Dalam pernyataan keluarga di media sosial, mereka menuliskan, "Hati kami hancur... Seorang pendeta yang taat, suami yang berbakti, ayah penyayang, dan kakek buyut yang membanggakan." Ini menunjukkan betapa besar pengaruh Foreman dalam hidup orang-orang di sekitarnya.
Legacy dan Pengaruh dalam Dunia Tinju
George Foreman dikenal tidak hanya sebagai petinju, tetapi juga sebagai simbol transformasi hidup total. Setelah pensiun, ia tidak hanya berfokus pada bisnis, tetapi juga memberikan inspirasi kepada banyak orang untuk bangkit dari keterpurukan. Keberhasilannya menjadi contoh nyata bahwa dengan kerja keras dan dedikasi, seseorang bisa mencapai impian mereka.
Foreman juga dikenal dengan gaya bertinju yang agresif dan kekuatan pukulan yang dahsyat. Ia memiliki rekor pertandingan yang mengesankan, dengan banyak kemenangan KO yang spektakuler. Namanya akan selalu diingat sebagai salah satu petinju kelas berat terbaik sepanjang masa.
Dengan segala pencapaiannya, George Foreman tidak hanya diukur dari sabuk juara yang pernah ia raih, tetapi juga dari inspirasi yang ia berikan kepada banyak orang untuk bangkit dari keterpurukan dan mengejar impian mereka. Warisannya akan terus hidup dalam hati penggemar tinju dan masyarakat luas.