Kisah Anita Dona Nekat Dirikan Dolas Songket dengan Modal Rp10 Juta, Kini Jadi Destinasi Wisata
Setelah mendirikan UMKM, Dona memiliki impian untuk membuat desanya sebagai destinasi wisata Kampung Songket.
Songket silungkang diharapkan dapat menjadi sumber ekonomi keluarga. Nama Dolas Songket sendiri merupakan gabungan dari nama Dona dan dua adiknya, yaitu Lastri dan Sepri.
Kisah Anita Dona Nekat Dirikan Dolas Songket dengan Modal Rp10 Juta, Kini Jadi Destinasi Wisata
Kisah Anita Dona Asri mendirikan UMKM Dolas Songket patut diacungi jempol.
Pada tahun 2014, dia mendirikan Dolas Songket untuk memperjuangkan kelestarian songket silungkang dengan memberikan edukasi dan pelatihan menenun bagi masyarakat di desa.
-
Siapa yang terinspirasi untuk membuka usaha? Usaha ini bermula dari suami Qori yang memiliki ketertarikan dalam dunia kuliner.
-
Bagaimana Inul Daratista meraih kesuksesannya? Merantau dari kampung halamannya di Pasuruan ke Ibu Kota pada 90-an, Inul berhasil menapaki jalan kesuksesan di dunia hiburan.
-
Bagaimana Aliko Dangote memulai bisnisnya? Di usianya yang masih muda, tepatnya saat dia duduk di bangku sekolah dasar, dia mulai berbisnis dengan membeli permen dan menjualnya kepada teman-temannya untuk menghasilkan uang.
-
Siapa yang menginspirasi Atta berbisnis? Ia mendapatkan semangat berbisnis dari kedua orang tuanya, Halilintar Anofial Asmid dan Lenggogeni Faruk, yang membangun usaha mereka dari nol.
-
Kenapa Sarita Abdul Mukti dikenal sebagai pebisnis sukses? Ia dikenal sebagai seorang pebisnis sukses yang sering terlihat berpenampilan mewah seperti sosialita.
-
Bagaimana Inul Daratista memulai bisnis kuliner? Di balik Kelezatan Kuliner Inul Daratista tak hanya menggoyangkan panggung, tapi juga lidah penikmat kuliner. Dengan bisnis keripik Inul Food, kue kekinian Inul Cake n Pastry, hingga restoran BBQ berkonsep Kore, Inul menunjukkan keberagaman dalam bisnis kuliner. Bahkan, kisahnya dimulai dari menjadi model produk mi hingga memiliki pabrik mi sendiri.
Dengan ikhtiar tersebut, songket silungkang diharapkan dapat menjadi sumber ekonomi keluarga. Nama Dolas Songket sendiri merupakan gabungan dari nama Dona dan dua adiknya, yaitu Lastri dan Sepri.
Dona mengisahkan bahwa keahlian menenun songket telah dimiliki sejak duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar yang dia pelajari dari orang tua.
Mengutip laman Antara, keahlian itu terus ditekuni dengan membuat usaha kecil-kecilan, hingga mampu membiayai studi di salah satu perguruan tinggi di Sumatra Barat sampai akhirnya lulus pada tahun 2010.
Setelah itu, Dona memantapkan niat mendirikan Dolas Songket dengan modal awal Rp10 juta yang dibantu seorang kerabat pada tahun 2014.
merdeka.com
"Sekarang saya memiliki teamwork profesional sebanyak 29 orang yang telah memiliki kemampuan menenun sejak usia remaja. Produk yang ditawarkan juga bermacam-macam, dari kain, sarung, kemeja pria dan gaun wanita, dengan harga bervariasi mulai dari Rp400 ribu-Rp3,5 juta. Untuk pembelian dapat dilakukan di galeri Dolas Songket atau melalui media sosial dan marketplace. Alhamdulillah, per bulannya rata-rata ada 120 item terjual dengan peningkatan omzet sebesar 65 persen dibandingkan awal usaha," ungkap dia.
Setelah mendirikan UMKM, Dona memiliki impian untuk membuat desanya sebagai destinasi wisata Kampung Songket."Di desa saya ada sekitar 15 penenun lainnya dan kami intens berkomunikasi. Saya ingin songket silungkang dikenal lebih luas lagi hingga mancanegara. Dalam pikiran saya, wisatawan yang berkunjung ke desa kami nantinya tidak hanya membeli songket tetapi juga bisa mencoba menenun songket. Menurut saya, itu akan memberikan kesan mendalam," ucapnya.
Saat ini, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) melalui anak usaha PT Semen Padang mengembangkan destinasi wisata Kampung Songket di Sawahlunto, Sumatra Barat.
Kampung songket yang diberi nama Kampung Dolas Songket ini sebagai bentuk apresiasi terhadap upaya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Dolas Songket melestarikan songket silungkang.
"Dengan pendampingan secara menyeluruh, akan melahirkan penenun-penenun andal yang mampu membawa songket silungkang ke kancah global dan mengharumkan nama Indonesia,” kata Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni.
Pengembangan Kampung Dolas Songket meliputi pembangunan gapura, perbaikan akses jalan, pembangunan fasilitas assembly point (titik kumpul) untuk wisatawan, hingga bantuan mesin tenun.
Vita menyatakan bahwa salah satu fokus SIG dalam menyusun dan menjalankan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) adalah mengoptimalkan potensi sumber daya dan kearifan lokal, serta isu strategis pada suatu daerah. Hal itu dilakukan untuk menciptakan nilai dan manfaat secara berkelanjutan.
Dengan dukungan dari PT Semen Padang sejak akhir 2023, sejumlah bantuan diberikan untuk mendukung pengembangan Dolas Songket, seperti pelatihan membuat desain songket berbasis digital Pada Maret 2024.
"Pelatihan yang diadakan PT Semen Padang sangat membantu dan membuat waktu pembuatan desain menjadi sangat cepat, dari yang awalnya butuh 7 hari dengan cara manual menjadi hanya tiga jam saja. Selain itu, kami juga mendapat bantuan komputer dan mesin printing," tutup Dona.