Langkah PLN amankan listrik saat cuaca buruk

merdeka.com Sekitar 6 Tahun yang lalu

Merdeka.com - Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN, I Made Suprateka mengatakan pihaknya telah melakukan beberapa kesiapan dalam menghadapi cuaca buruk yang sedang terjadi saat ini. Di antaranya memperbaiki kabel-kabel listrik yang menjuntai di daerah rawan banjir.

"Untuk cuaca ekstrem, PLN pasti turun. Kita tidak mungkin membiarkan kabel listrik menjuntai seperti itu apalagi di tempat-tempat banjir," kata I Made, dalam Forum Merdeka Barat (FMB) 9 bertajuk Pelayanan Ketenagalistrikan Indonesia di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Jakarta, Kamis (30/11).

Selain itu, untuk mengantisipasi bahaya lainnya, PLN juga akan mematikan trafo yang berpotensi tergenang air, atau kabel listrik yang jatuh atau kena longsor. Tak hanya itu, pemadaman listrik pun dimungkinkan jika dinilai membahayakan.

Orang lain juga bertanya?

"Ya pasti ada (pemadaman) karena itu membahayakan, tapi pasti ada recovery secepatnya."

I Made menegaskan masyarakat tidak perlu khawatir sebab koordinasi antar daerah di seluruh Indonesia saat ini sudah semakin cepat. Sehingga jika ada daerah yang bermasalah bisa langsung segera ditangani begitu ada informasi.

"Sekarang kita lihat dulu kalau kondisi-kondisi yang belum tenang, itu pasti bantuan-bantuan lainnya juga belum turun. Pasti kami juga punya grup di PLN yang anggotanya seluruh Indonesia, namanya reaksi tanggap bencana. Biasanya melakukan memberikan sumbang-sumbangan dan bantuan dan memberikan bantuan umum," jelasnya.

"Kalau daerah banjir lainnya seperti Jawa Tengah, Sumatera Barat, Jawa Timur, Jawa Barat, terutama Bandung dan Sumedang ya itu reaksi cepatnya. Kalau Bali kan jarang, kecuali kalau lagi ekstrem gini ya," lanjutnya.

Selain menjaga keamanan infrastruktur kelistrikan, PLN juga turut memberikan bantuan lainnya seperti menyediakan makanan untuk korban bencana. Sementara itu, jika ada infrastruktur yang rusak PLN akan ikut memperbaiki melalui program CSR.

"Di setiap unit wilayah PLN itu kurang lebih sekitar Rp 350-500 juta per wilayah. Jadi mereka bisa gerak cepat dulu, enggak usah nunggu dari pusat. Nah baru deh kita komunikasikan expenditurnya."

(mdk/azz)