Macet Horor di Pelabuhan Merak, YLKI: Selalu Terulang Saat Puncak Mudik Lebaran
Tulus bilang, kejadian macet horor di Pelabuhan Merak selalu berulang di setiap musim mudik Lebaran.
Tulus bilang, kejadian macet horor di Pelabuhan Merak selalu berulang di setiap musim mudik Lebaran.
Macet Horor di Pelabuhan Merak, YLKI: Selalu Terulang Saat Puncak Mudik Lebaran
Macet Horor di Pelabuhan Merak, YLKI: Selalu Terulang Saat Puncak Mudik Lebaran
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi angkat bicara terkait kemacetan horor menuju Pelabuhan Merak yang kembali terulang pada puncak mudik Lebaran 2024.
Menurut Tulus kejadian macet horor berulang di setiap musim mudik Lebaran. Sayangnya, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) maupun Kementerian Perhubungan belum bisa mengantisipasi risiko itu sedari awal.
"Antrean puluhan jam dan tiket yang ludes di Pelabuhan Merak, seharusnya sudah bisa diantisipasi sejak awal oleh operator PT ASDP Indonesia Ferry, dan/atau Kemenhub," kata Tulus dalam status di aplikasi WhatsApp, dikutip Selasa (9/4).
Tulus bilang, kemacetan parah di Pelabuhan Merak tidak hanya terjadi kali ini saja.
Hampir di setiap musim mudik lebaran, akses menuju Pelabuhan Merak selalu mengalami hal serupa.
"Apalagi tahun-tahun sebelumnya sudah pernah terjadi," kata Tulus.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi pun telah membongkar alasan kemacetan parah menuju Pelabuhan Merak.
Hal itu disebabkan oleh banyaknya calon pemudik yang belum memiliki tiket angkutan penyeberangan, namun memaksa masuk ke pelabuhan.
Menhub lantas membuat perbandingan dengan penumpang angkutan kereta api (KA) jarak jauh, yang telah memesan tiket terlebih dulu sebelum berangkat mudik menggunakan moda transportasi tersebut.
"Merak ini memang seperti disampaikan pak Presiden, terdapat jumlah yang melebihi, dan mohon maaf, ketidaktaatan masyarakat pengguna," kata Budi pada Senin, (8/4) lalu.
"Kalau di kereta api mereka kan punya tiket, dia datang 2 jam sebelumnya. Kalau ini belum punya tiket, bahkan jalannya besok pagi, dia datang. Maka terjadilah antrean sepanjang 10 km," beber Budi.
Belajar dari kasus itu, Budi Karya berkesimpulan Pelabuhan Merak harus punya kapal penumpang dengan kapasitas angkut lebih besar, dengan kecepatan lebih tinggi. Selain itu, juga diperlukan tambahan dermaga.
Dia sudah melaporkan usulannya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). RI 1 menyetujui untuk dilakukan penambahan dermaga dan juga kapal angkut penumpang.
"Kalau kapal katakanlah tambah dengan (kecepatan) 15 knot, pasti kurang maksimal, atau dengan 500 (kapasitas penumpang) kurang. Jadi musti kapal yang besar di atas 1.000 (kapasitas penumpang), dan kapal di atas 15 knot, bahkan 20 knot. Jadi kecepatan-kecepatan itu bisa dilaksanakan," urainya.