Mengenal Stablecoin, Aset Kripto yang Diklaim Minim Risiko
Merdeka.com - Ekosistem kripto terus mengalami perkembangan dengan munculnya inovasi terbaru yang akan memberi manfaat terhadap industri keuangan digital. Salah satu inovasi tersebut adalah Stablecoin, yang menjadi salah satu adopsi aset kripto dan web3.
Stablecoin hadir karena investasi aset kripto memiliki volatilitas cukup tinggi dengan nilai yang spekulatif, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Sehingga inovasi ini menjadi angin segar untuk investor yang ingin memiliki aset kripto namun bergerak dengan stabil.
"Volatilitas Stablecoin cenderung lebih rendah karena harga karena nilainya didasari terhadap aset konvensional, seperti kombinasi mata uang, emas, perak, atau aset berharga lainnya. Untuk alasan ini, stablecoin sering menjadi pilihan utama untuk keputusan keuangan dari pengguna aset kripto oleh institusional dan ritel," kata Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha.
-
Bagaimana adopsi teknologi mendorong harga kripto? Misalnya pengenalan DeFi (Decentralized Finance), NFT (Non-Fungible Tokens) atau layer 2 scaling solutions di Ethereum sering kali menarik perhatian investor. Ketika koin tertentu mendapatkan manfaat langsung dari inovasi teknologi tersebut, minat pasar terhadap koin tersebut meningkat.
-
Bagaimana Blockchain bekerja di sistem keuangan? Blockchain bekerja di dalam sistem keuangan dengan cara mencatat transaksi keuangan dalam blok data yang terhubung secara terus-menerus.
-
Bagaimana evolusi Kripto? Kripto berawal dengan Bitcoin pada tahun 2009. Saat Bitcoin menjadi makin populer, mata uang lain, seperti Namecoin dan Litecoin di tahun 2011, memasuki pasar, dengan fitur uniknya masing-masing. Kemajuan besar terjadi pada tahun 2015, ketika Ethereum dan kontrak pintar membuka pintu untuk aplikasi yang terdesentralisasi (dApps) dan tokenisasi aset.
-
Dimana teknologi blockchain bisa diterapkan? Blockchain memiliki potensi untuk mengubah cara kita melakukan transaksi, mengelola data, dan membangun kepercayaan di berbagai industri.
-
Kapan Kripto mulai berkembang? Kemajuan besar terjadi pada tahun 2015, ketika Ethereum dan kontrak pintar membuka pintu untuk aplikasi yang terdesentralisasi (dApps) dan tokenisasi aset.
-
Apa itu Bitcoin? Kripto berawal dengan Bitcoin pada tahun 2009. Saat Bitcoin menjadi makin populer, mata uang lain, seperti Namecoin dan Litecoin di tahun 2011, memasuki pasar, dengan fitur uniknya masing-masing.
Menurut CoinMarketCap, saat ini terdapat sebanyak 134 stablecoin dengan tiga stablecoin teratas yaitu, USDT, USDC, dan BUSD yang mewakili lebih dari 90% total kapitalisasi pasar stablecoin (USD127 miliar). Adapun dua stablecoin yang saat ini paling diminati investor adalah USDT dan USDC karena nilainya berdasarkan mata uang dolar AS dengan rasio 1:1.
USDT dan USDC menjadi stablecoin paling populer di pasar aset kripto. Setiap unit Aset Kripto stablecoin yang beredar, didukung oleh dolar AS senilai USD 1 yang disimpan sebagai cadangan dalam bentuk campuran uang tunai dan obligasi Treasury AS jangka pendek.
"UDST dan USDC menjadi pairing aset kripto paling banyak digunakan di berbagai bursa kripto dunia, hal ini memudahkan para investor dalam melakukan transaksi aset dalam jaringan stablecoin dengan pairing USDT dan USDC," imbuhnya.
Panji mencontohkan, investor dapat membeli aset kripto Bitcoin (BTC) dengan menggunakan persediaan USDT untuk di pairing menjadi BTC/USDT.
Adanya inovasi stablecoin pun turut meningkatkan kepercayaan investor terhadap aset kripto. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat user baru aset kripto di 2022 sebesar 5,46 juta orang. Sehingga kini ada 16,7 juta investor aset kripto di tanah air.
Saat ini, transaksi stablecoin sudah bisa dilakukan melalui platform Ajaib Kripto yang menyediakan USDT dan USDC. Menariknya, investor pun bisa melakukan jual beli USDT dan USDC di Ajaib Kripto dengan biaya transaksi 0%.Selain itu, aplikasi Ajaib Kripto juga menyediakan fitur Kirim dan Terima Aset Kripto, termasuk stablecoin USDT dan USDC, dari platform lain seperti dompet digital atau crypto exchange lain.
"Stablecoin menjadi sarana pertukaran aset yang menjembatani kesenjangan antara mata uang fiat dan aset kripto, sehingga stablecoin seperti USDT dan USDC menjadi favorit investor. Pemilik dapat menyimpan aset kripto di dompet digital ataupun melakukan transfer aset dengan murah dan cepat dengan nilai yang stabil," kata Panji.
Ajaib Kripto merupakan platform jual beli aset kripto dengan transaksi yang mudah, aman, dan terjangkau, serta telah memperoleh izin dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Di Ajaib Kripto, investor dapat menemukan berbagai jenis aset kripto termasuk stablecoin untuk dapat ditransaksikan dengan berbagai fitur unggulan.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal ini membuat Bitcoin menjadi alat investasi yang menarik, terutama dalam menghadapi resesi ekonomi.
Baca SelengkapnyaPenguatan ekosistem tersebut sangat bergantung pada kerja sama yang baik antara pemerintah, pelaku industri dan lembaga pendukung.
Baca SelengkapnyaTeknologi blockchain masih tergolong baru, sehingga edukasi masyarakat tetap diperlukan.
Baca SelengkapnyaWeb3 adalah generasi ketiga dari teknologi web yang berfokus pada desentralisasi, keamanan, dan privasi pengguna.
Baca SelengkapnyaPenurunan suku bunga ini diperkirakan akan membawa dampak yang signifikan terhadap perekonomian global, termasuk di sektor kripto.
Baca SelengkapnyaKeberadaan Kripto berawal dengan Bitcoin pada tahun 2009.
Baca SelengkapnyaTransaksi kripto mudah dilacak karena ada jejak digital yang tidak bisa dihapus.
Baca SelengkapnyaAdanya ruang untuk inovasi ini dapat membuka akses ke pasar baru, dimana hal ini juga dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat luas.
Baca SelengkapnyaTak hanya pemerintah, parlemen Hong Kong pun membentuk subkomite khusus untuk mendorong pengembangan teknologi Web3 dan aset virtual di wilayah itu.
Baca SelengkapnyaPemulihan pasar kripto dari titik rendah pekan lalu menunjukkan tanda-tanda berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaPenurunan tersebut menempatkan Ethereum pada titik terendah terhadap Bitcoin dalam hampir tiga tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaPenurunan pembelian emas menunjukkan adanya pergeseran dalam kebijakan cadangan devisa negara.
Baca Selengkapnya