Menuju Transisi Energi, Papua Barat Mulai 3 Proyek Gas Senilai Rp52,2 Triliun
Jokowi melakukan peletakan batu pertama pengembangan 3 proyek gas lain senilai Rp52,235 triliun di Papua Barat.
Jokowi melakukan peletakan batu pertama pengembangan 3 proyek gas lain senilai Rp52,235 triliun di Papua Barat.
Menuju Transisi Energi, Papua Barat Mulai 3 Proyek Gas Senilai Rp52,2 Triliun
Papua Barat Mulai 3 Proyek Gas Senilai Rp52,2 Triliun
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan proyek kilang gas raksasa Tangguh Train 3 di Papua Barat, Jumat (24/11) pagi.
Pada kesempatan tersebut, Jokowi melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pengembangan tiga proyek gas lain senilai USD3,37 miliar atau setara Rp52,235 triliun di Papua Barat.
Mulai dari proyek Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) Ubadari.
Ini merupakan proyek terintegrasi berikutnya dari proyek Tangguh, proyek hilirisasi blue ammonia, dan pengembangan Lapangan Gas Alam Asap Kido Merah (AKM) pada Wilayah Kerja Kasuri.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menuturkan fase berikutnya dari Proyek Tangguh yaitu Proyek Ubadari CCUS (UCC).
Proyek ini merupakan proyek CCS terdepan dan akan menjadi CCS Hub pertama di Indonesia, dengan potensi kapasitas penyimpanan CO2 hingga 1,8 Gt.
"Selain menghasilkan tambahan produksi gas, proyek ini ini akan menginjeksikan sekitar 30 juta ton CO2 sampai tahun 2035 ke reservoir yang ada," kata Arifin Tasrif, Jumat (24/11).
Proyek selanjutnya yang juga akan dibangun, hilirisasi gas alam menjadi low carbon ammonia.
Rencananya proyek ini akan memproduksi 875 ribu ton blue amonia per tahun, yang akan digunakan untuk co-firing di pembangkit listrik dan juga di pabrik baja.
Proyek penting lainnya adalah Lapangan Gas Asap, Kido, Merah.
Proyek ini akan memproduksi cadangan gas (gross) sebesar 2.244,45 miliar kaki kubik standar gas (BSCF), serta produksi kondensat sebesar 5,4 juta barel tangki stok (MMSTB).
"Proyek-proyek hilirisasi tersebut merepresentasikan ketangguhan atau daya tahan industri hulu migas Indonesia dalam menjalankan tugasnya di tengah dinamika dan tantangan baik yang bersifat global maupun nasional," imbuh Arifin.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto, menyampaikan beroperasinya secara penuh Tangguh Train 3 akan meningkatkan produksi gas nasional.
Selain itu, akan memperkuat peran industri hulu migas di era transisi energi untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
"Tangguh Train 3 diharapkan bisa beroperasi kapasitas penuh diawal Desember sehingga semakin memperkuat neraca gas nasional dan mendukung kebutuhan domestik,"
ungkap Dwi.