Pertamina Dinilai Memiliki Komitmen Kuat Kelola Risiko ESG, Ini Sederet Buktinya
Penilaian tata kelola, antara lain bisa dilakukan dengan melihat independensi dari komisaris dan juga direksi di Pertamina.
Ccapaian itu merupakan keberhasilan Pertamina dalam mengelola risiko-risiko lingkungan dan sosial dengan cukup baik.
Pertamina Dinilai Memiliki Komitmen Kuat Kelola Risiko ESG, Ini Sederet Buktinya
Pertamina Dinilai Memiliki Komitmen Kuat Kelola Risiko ESG, Ini Sederet Buktinya
PT Pertamina (Persero) dinilai memiliki komitmen kuat dalam mengelola risiko Environmental, Social, dan Governance (ESG). Ini terlihat dari capaian keberlanjutan perusahaan migas negara tersebut pada 2023.
"Saya melihat Pertamina berhasil mengelola risiko-risiko ESG–nya dengan cukup baik. Ada komitmen kuat untuk mengurangi risiko-risiko terjadinya climate change, karena memang didorong oleh Kementerian BUMN juga," ujar Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa dikutip dari Antara.
Kuatnya komitmen tersebut, lanjutnya antara lain tergambar pada ESG Risk Rating dari lembaga Sustainalytics pada 2023 yang mana pada pemeringkatan tersebut, Pertamina termasuk dalam kategori medium risk.
Menurut dia, capaian itu merupakan keberhasilan Pertamina dalam mengelola risiko-risiko lingkungan dan sosial dengan cukup baik.
Dikatakannya, penilaian ESG Risk Rating, secara umum dilakukan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam mengelola risiko-risiko lingkungan, sosial dan tata kelola atau governance dalam jangka panjang.
merdeka.com
Dalam melakukan penilaian, Sustainalytics akan menilai seberapa baik suatu perusahaan itu melaksanakan prinsip tata kelola lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan.
Termasuk di antaranya, terkait komitmen dan target Pertamina untuk mencapai net zero emission (emisi nol), serta penurunan emisi gas rumah kaca.
"Saya juga melihat, Pertamina merupakan salah satu perusahaan yang memiliki target penurunan emisi gas rumah kaca dari operasinya. Saat operasi di lapangan, Pertamina juga mulai menggunakan pembangkit energi terbarukan," katanya.
Begitu juga penilaian unsur sosialnya, menurut Fabby dilakukan dengan menilai seberapa bagus perusahaan memperhatikan keselamatan pekerja, mengelola risiko, serta berinteraksi dengan masyarakat yang terdampak dengan operasinya.
Penilaian tata kelola, antara lain bisa dilakukan dengan melihat independensi dari komisaris dan juga direksi di Pertamina.
Sebelumnya, dalam Laporan Berkelanjutan Pertamina 2023, BUMN tersebut memaparkan berbagai capaian perusahaan di antaranya kembali menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk daftar Fortune Global 500.
Pada 2023, Pertamina menduduki peringkat 141, mengalami kenaikan 82 peringkat dari tahun 2022 yang berada di posisi 223. Kemudian dalam pengelolaan ESG, pada 2023, Pertamina telah menjalankan serangkaian program reduksi emisi dari aktivitas operasi dan berhasil mencatatkan reduksi emisi sebesar 1.135 juta ton CO2.
Terkait capaian ESG 2023, masih berdasarkan laporan tersebut, juga ditandai dengan kenaikan peringkat ESG Pertamina, yang menempatkan perusahaan itu di posisi pertama pada subsektor minyak dan gas terintegrasi dari 61 perusahaan dunia.
Capaian tersebut berdasarkan peringkat dari lembaga ESG Rating Sustainalytics. Selain itu, Skor ESG Risk Rating Pertamina akhir 2023 juga turun menjadi 20,7 (medium risk) dari sebelumnya 22,1.
Skor Sustainalytics tersebut, mencerminkan tingkat risiko yang lebih baik.