Pimpinan Bulog Dirombak Erick Thohir, Bagaimana Dampaknya ke Petani?
Dengan langkah-langkah tersebut, petani diharapkan dapat meraih pendapatan yang lebih baik, sehingga kesejahteraan mereka semakin terjamin.

Pergantian kepemimpinan di Dewan Pengawas (Dewas) dan Direksi Perum Bulog dianggap memberikan efek positif bagi petani di seluruh Indonesia.
Menurut pakar komunikasi nasional, Effendi Gazali, perubahan ini berpotensi meningkatkan responsivitas Bulog terhadap kebutuhan pasar serta kesejahteraan petani melalui kebijakan inovatif dan pengalaman baru dari para pemimpin yang baru terpilih.
Effendi menilai bahwa kebijakan yang diimplementasikan di bawah kepemimpinan Sudaryono sebagai Ketua Dewas Bulog mampu meningkatkan serapan gabah dari petani dan menjaga stabilitas harga.
Dengan langkah-langkah tersebut, petani diharapkan dapat meraih pendapatan yang lebih baik, sehingga kesejahteraan mereka semakin terjamin.
"Di bawah kepemimpinan Sudaryono, Bulog berhasil menerapkan inovasi dengan menyerap aspirasi para pemangku kepentingan, terutama petani. Dengan pendekatan ini, banyak kebijakan yang langsung memberikan manfaat bagi mereka," ungkap Effendi dikutip dari Liputan6.com.
Salah satu strategi utama yang diimplementasikan adalah optimalisasi jaringan distribusi dan perbaikan mekanisme pembelian gabah. Selain itu, dengan kebijakan yang diterapkan oleh Presiden Prabowo, Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen (GKP) telah ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram. Ini memastikan bahwa petani dapat menjual hasil panennya dengan harga yang lebih menguntungkan dan dalam jumlah yang lebih besar.
Kontribusi Ketahanan Pangan
Kebijakan ini tidak hanya berdampak positif bagi petani, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Dengan meningkatnya serapan gabah, stok beras menjadi lebih terjamin dan pasokan di pasaran tetap stabil.
Effendi menekankan bahwa pendapatan petani yang lebih stabil akan membantu mereka memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan lebih baik.
"Dengan adanya peningkatan serapan gabah, petani memiliki kepastian pendapatan yang lebih baik dan lebih stabil," jelas Effendi.
Komunikasi Pemerintah dan Petani

Di tengah perkembangan media yang sangat beragam saat ini, Effendi menyoroti betapa pentingnya adanya komunikasi yang transparan antara pemerintah dan para petani.
Dia berpendapat bahwa langkah pertama dalam merumuskan kebijakan yang efektif adalah dengan mendengarkan dan memahami aspirasi dari para petani.
"Komunikasi menjadi faktor penting di tengah pesatnya perkembangan media sosial. Yang terpenting adalah menjaga konsistensi dalam mendengar dan memahami kebutuhan petani," ujar Effendi.
Dengan meningkatkan keterbukaan dalam komunikasi, para petani akan merasa lebih dihargai, dan proses distribusi hasil pertanian dapat berlangsung dengan lebih efisien. Effendi berharap bahwa kebijakan baru ini dapat menjadi titik awal yang positif untuk pengembangan sektor pertanian di Indonesia.
Masa Depan Sektor Pertanian

Langkah awal ini menunjukkan sinyal yang positif.
"Komunikasi yang lebih jujur dan setara dengan petani harus terus dikembangkan agar kualitas kebijakan semakin baik," tambahnya.
Dengan adanya inovasi serta kepemimpinan yang lebih responsif, diharapkan sektor pertanian Indonesia dapat berkembang dengan lebih cepat, meningkatkan kesejahteraan petani, dan memastikan ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan.
Sebagai catatan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah menunjuk Wakil Menteri Pertanian Sudaryono sebagai Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog, menggantikan Arief Prasetyo Adi yang telah menjabat sejak 1 Desember 2023.
Di samping itu, Erick juga mengangkat Mayor Jenderal TNI Novi Helmy Prasetya sebagai Direktur Utama Perum Bulog, menggantikan Wahyu Supardyono yang menjabat sejak 10 September 2024.