Presidensi G20 Indonesia Diharapkan Mampu Galang USD 100 M Tangani Perubahan Iklim
Merdeka.com - Direktur Center of Sustainable Development Columbia University, Jeffrey D Sachs mengharapkan, Presidensi G20 di Indonesia dapat mendorong negara-negara maju menyediakan USD100 miliar dalam rangka penanganan perubahan iklim. Dia mengatakan, negara maju telah membawa emisi karbon ke dunia dengan berbagai inovasi teknologinya hingga menyebabkan suhu global naik.
Di sisi lain, negara-negara maju tersebut tidak bersedia memenuhi komitmennya untuk menyediakan dana sebesar USD 100 miliar sebagai pertanggungjawaban terhadap yang telah dilakukannya kepada dunia.
"Sekarang, kita memiliki kesempatan dengan kepemimpinan Indonesia di G20 untuk mengatakan ke negara maju bahwa kita tidak bisa mengabaikannya. Anda (negara maju) harus membantu membayarnya," katanya dalam Mandiri Investment Forum 2022 di Jakarta, Rabu (9/2).
-
Bagaimana Indonesia mendorong perubahan iklim? “Dalam aspek itu, peran dan visi parlemen sangat penting dan besar untuk tidak hentinya selalu mendorong pemerintah agar melakukan segala upaya tidak hanya bisnis as usual, tapi juga out of the box, melampaui daripada konsep-konsep biasa,“ ujar Wakil Ketua BKSAP DPR RI ini.
-
Apa yang dicapai Dirut Pertamina di G20? Nicke berhasil membawa tiga rekomendasi utama yakni Percepatan Transisi untuk Energi Berkelanjutan, Memastikan Transisi yang Tepat dan Berkeadilan dan Keterjangkauan Energi.
-
Bagaimana cara mengatasi pemanasan global? Untuk mengatasi pemanasan global, tentu saja anda harus mengurangi penggunaan gas-gas kimia yang bisa merusak lapisan ozon dan atmosfer seperti gas freon yang ada pada AC atau pendingin udara.
-
Apa dampak kenaikan suhu global terhadap lingkungan? Kenaikan suhu global memiliki dampak yang luas dan serius terhadap lingkungan serta kesehatan manusia.
-
Apa yang menyebabkan perubahan iklim global? Peristiwa ini dikenal sebagai peristiwa jenkyns, di mana lava dan gas vulkanik meledak melalui celah besar di permukaan bumi, menyebabkan pemanasan global dan kepunahan tumbuhan besar-besaran.
-
Apa yang dibawa Menko Perekonomian ke KTT G20? Menko Airlangga menegaskan, Pemerintah Indonesia membawa misi besar dalam agenda KTT G20. Salah satunya untuk memperkuat kerja sama di bidang perekonomian.
Menurut Jeffrey dana sebesar USD100 miliar hanya satu persen dari pendapatan global yang masih sangat jauh dari total dana yang dibutuhkan untuk mengatasi perubahan iklim.
"Negara kaya lah yang membawa emisi ke dunia, tapi mereka tidak setuju untuk menyediakan USD 100 miliar yang merupakan dari output dunia dan mereka belum menjawab janji mereka," tegasnya.
Kerja Sama Kunci Atasi Perubahan Iklim
Oleh sebab itu, Indonesia sebagai Ketua Presidensi G20 harus mampu mendorong negara maju seperti China, Amerika Serikat, maupun Eropa untuk segera menyediakan dana tersebut.
Dia menegaskan kerja sama dan sinergi merupakan kunci utama dalam mengatasi isu perubahan iklim terlebih dengan mengkolaborasikan masing-masing potensi yang dimiliki oleh negara-negara maju.
"Mari kita minta mereka kerja sama dengan mendanai beberapa pembangunan-pembangunan hijau. Indonesia berteman dengan semua jadi ini bukan memilih satu dari lainnya. Kita tidak bisa lari dari perubahan iklim tapi kita bisa bersama dalam pendanaan," pungkas dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo menekankan pentingnya tindakan kolektif dari anggota G20 untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam mengatasi dampak perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan perubahan iklim menjadi masalah pemerintah di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaPemerintah menargetkan net zero emission (NZE) atau emisi nol bersih pada tahun 2060 mendatang.
Baca SelengkapnyaIndonesia Sustainability Forum (ISF) 2023 resmi dimulai hari ini, Kamis (7/9).
Baca SelengkapnyaPrabowo juga menyingung soal perubahan iklim yang berdampak langsung ke Indonesia
Baca SelengkapnyaJokowi juga akan menghadiri presidensi event terkait transformasi food system, KTT G-77, serta melakukan beberapa pertemuan bilateral.
Baca SelengkapnyaUpaya memitigasi dampak perubahan iklim yang dilakukan akan sia-sia tanpa adanya dukungan investasi maupun pendanaan murah dari negara-negara maju.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengakui bahwa produksi emisi karbon per kapita di Indonesia mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut Indonesia telah berhasil menurunkan emisi sebesar 91,5 juta ton
Baca SelengkapnyaMitigasi perubahan iklim melalui transisi energi tak akan bisa tercapai jika negara dunia didorong dalam konteks ekonomi.
Baca SelengkapnyaJokowi menjabarkan sejumlah upaya yang telah dilakukan Indonesia guna menurunkan emisi karbon
Baca SelengkapnyaKekayaan alam di merupakan modal besar bagi Indonesia untuk menjadi pusat energi hijau.
Baca Selengkapnya