Pria Miskin Tak Mampu Kuliah Ini Berhasil Keliling Dunia dan Sukses Dirikan Lembaga Pendidikan
Kisah ini bermula ketika Gusworo tamat SMA. Kala itu, dia harus mengurungkan niatnya untuk menjadi pegawai karena tak sanggup bayar biaya kuliah.
Sejak didirikan, Neptune sudah mencetak 1902 alumni yang berhasil berkarir di Indonesia, negara ASEAN lain seperti malaysia, hingga Timur Tengah.
Pria Miskin Tak Mampu Kuliah Ini Berhasil Keliling Dunia dan Sukses Dirikan Lembaga Pendidikan
Pria Miskin Tak Mampu Kuliah Ini Berhasil Keliling Dunia dan Sukses Dirikan Lembaga Pendidikan
Gusworo tak pernah menyangka, setelah terpaksa merelakan impiannya menjadi seorang pegawai, dia justru berhasil membantu ribuan anak didiknya merasakan pengalaman kerja di kapal pesiar.
Kisah ini bermula ketika Gusworo tamat SMA. Kala itu, dia harus mengurungkan niatnya untuk menjadi pegawai karena orang tua Gusworo tak mampu membiayainya untuk berkuliah.
Tak mau putus asa, Gusworo justru memperkuat kemampuan bahasa Inggris dengan belajar tata bahasa (grammar) secara gratis di perpustakaan. Dia juga memperkuat kemampuan berbicara (speaking) nya dalam bahasa Inggris lewat teman-temannya.
Setelah merasa percaya diri, Gusworo merantau ke Yogyakarta dan bekerja paruh waktu sebagai seorang pemandu wisata. Dari sinilah dia dapat menabung dan baru bisa berkuliah di Akademi Perhotelan.
Begitu lulus, Gusworo berhasil mendapatkan kontrak bekerja di sebuah kapal pesiar. Dia tak pernah menyangka, seorang pemandu wisata dapat mengelilingi negara besar seperti Australia, Amerika, hingga Eropa secara gratis.
Merdeka.com
Ditambah lagi, dia juga menghasilkan pendapatan yang cukup besar ketika bekerja disana. Sebuah pencapaian yang memuaskan bagi Gusworo muda.
Ketika pulang berlayar, Gusworo kerap melakukan pekerjaan sukarela ke beberapa SMK yang ada di kampungnya. Dia tak meminta bayaran sama sekali, karena memang ingin mengajar dan membagikan pengalaman yang dia dapatkan selama berlayar.
Sejak saat itulah, Gusworo memiliki impian untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan dan pelatihan dengan biaya rendah, namun bisa menghasilkan lulusan dengan daya saing berkualitas.
Ketika pensiun muda di usia 39 tahun, Gusworo mendirikan Neptune bersama Sang Istri di tahun 2008. Neptune adalah lembaga pendidikan dan pelatihan non formal yang memberikan tiga jenis kejuruan yakni perhotelan, kapal pesiar dan wirausaha.
"Jadi peserta didik yang belajar di sini bisa dapat tiga ilmu sekaligus. Sengaja kita kemas dalam satu paket biar peserta bisa menentukan minat mana yang sesuai. Karena satu ilmu saja belum tentu cocok," kata Gusworo seperti yang dikutip dari akun Youtube Pecah Telur, Jumat (6/10).
Gusworo mengungkapkan, target pendidikan di Neptune mencakup dua karakter, yakni karakter moral dan karakter kinerja. Sebuah perusahaan tentu menginginkan sumber daya yang memiliki kompetensi dan keahlian serta akhlak yang luhur.
Selain itu, ada empat nilai yang juga ditanamkan oleh Neptune yang kemudian dikenal dengan ASKMI (Attitude, Skill, Knowledge, and Mentality).
Merdeka.com
Istri Gusworo mengungkapkan, untuk mencapai tahap ini bukanlah suatu hal yang mudah.Ketika awal merintis, suaminya harus melakukan promosi mandiri ke tiap sekolah, bahkan tak jarang mendapat penolakan.
Bahkan setelah Neptune berdiri kokoh, mereka tak terlepas dari jatuh bangun usaha.
Dia mengaku, Neptune pernah mengalami kesulitan modal bahkan terasa mustahil untuk dilanjutkan karena banyak biaya yang belum terbayarkan.
Meskipun begitu, Gusworo dan istri tetap kuat pendirian dan bertanggung jawab dengan staf dan pengajarnya. Keduanya yakin, selalu ada jalan keluar di tiap kesulitan yang mereka alami.
"Kita percaya akan janji Allah. Kalau kita memudahkan urusan orang lain, maka urusan kita juga akan dipermudah oleh Allah. Alhamdulillah, Neptune selalu menemukan jalan keluar di tengah kesulitannya," kata istri Gusworo, Erlina Madewi.
Merdeka.com