Program Makmur Jadi Upaya Kejar Target Swasembada Gula, Produktivitas Tebu Naik Jadi Segini
Swasembada gula konsumsi ditargetkan bisa tercapai paling lambat 2028 dan kebutuhan gula industri bisa tercukupi paling lambat 2030.
Produktivitas panen tebu meningkat hingga 40 ton per hektare lewat program makmur.
Program Makmur Jadi Upaya Kejar Target Swasembada Gula, Produktivitas Tebu Naik Jadi Segini
Target Swasembada Gula Nasional
Pemerintah telah menetapkan target-target swasembada gula yang harus dicapai di Indonesia. Dalam Perpres 40 tahun 2023 dijelaskan, swasembada untuk kebutuhan konsumsi dapat diwujudkan paling lambat 2028. Kemudian swasembada gula untuk kebutuhan industri diwujudkan paling lambat 2030. PT Pupuk Indonesia (Persero) berkolaborasi dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III (Persero) Holding ikut berpartisipasi dalam mencapai target tersebut. Kedua perusahaan membantu meningkatkan produktivitas tebu di Mojokerto, melalui Program Makmur.
Project Manager Agrosolution PT Pupuk Indonesia, M. Burmansyah menyampaikan bahwa, Program Makmur pada komoditas tebu di Desa Jrambe, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur mampu meningkatkan produktivitas hingga 40 ton per Hektare (Ha), dari sebelumnya hanya 120 ton/Ha menjadi 160 ton/Ha. Rendemen tebu yang dipanen juga semakin baik dari 7,35 persen menjadi 8,5 persen.
"Dengan meningkatnya hasil panen dan rendemen tebu ini, maka akan mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan produktivitas gula nasional," ujar Burmansyah.
Data Direktorat Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian menyebut, saat ini masih terdapat gap kebutuhan gula sekitar 850 ribu ton untuk gula konsumsi dan 3,27 juta ton untuk gula rafinasi. Oleh karena itu, perlu adanya kolaborasi dan strategi dalam mencukupi kebutuhan tersebut, melalui ketersediaan bahan baku, dalam hal ini tebu.
"Tebu menjadi komoditas yang mendapatkan perhatian lebih dari Program Makmur yang dijalankan Pupuk Indonesia melalui sejumlah anak perusahaannya. Kami berharap keberhasilan budidaya melalui Program Makmur ini dapat diduplikasi oleh petani tebu di berbagai daerah, sehingga ketersediaan tebu berkualitas semakin melimpah," jelas Burmansyah.
Burmansyah menambahkan bahwa peningkatan hasil panen tebu di Mojokerto ini juga akan mendorong kesejahteraan petani tebu. Terdapat tambahan pendapatan petani sebesar Rp34 juta untuk setiap Hektarnya, dari sebelumnya hanya memperoleh Rp81 juta/Ha menjadi Rp115 juta/Ha.
Sementara itu, Program Makmur di Mojokerto dijalankan oleh PT Petrokimia Gresik yang merupakan anggota holding Pupuk Indonesia bersama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) atau sub holding dari PTPN III Holding. Pada kesempatan ini, dilakukan juga penanaman tebu menggunakan produk terbaru Petrokimia Gresik yaitu ZA Plus dan NPK Tebu Kebomas Petro Cane. Pupuk komersial ini merupakan alternatif solusi atas pupuk bersubsidi yang alokasinya terbatas.
"Semoga kedepan melalui Program Makmur, area tanam tebu akan semakin luas dan petani mendapatkan peningkatan pendapatan, sehingga tingkat kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi sesuai target pemerintah bisa tercapai," ujar Burmansyah.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menjelaskan bahwa tanam bersama komoditas tebu ini juga merupakan kelanjutan dari Program Makmur bersama SGN, dalam rangka meningkatkan produktivitas tebu nasional. Petrokimia Gresik mendapatkan penugasan merealisasikan Program Makmur dari Pupuk Indonesia seluas 99.000 Ha, dimana hingga bulan Juli telah realisasi 98.136 Ha atau 99 persen.