Anak Usaha Holding BUMN Perkebungan: Penguatan Petani Jadi Kunci Capai Swasembada Gula Nasional
Salah satu kendala yang dihadapi petani tebu adalah akses dan ketersediaan saprodi di antaranya pupuk yang dibutuhkan tanaman.
Direktur Keuangan SGN, Hariyanto mengatakan, program makmur adalah salah satu rangkaian bahwa pihaknya harus bersinergi mensukseskan swasembada gula.
Anak Usaha Holding BUMN Perkebungan: Penguatan Petani Jadi Kunci Capai Swasembada Gula Nasional
Anak Usaha Holding BUMN Perkebungan: Penguatan Petani Jadi Kunci Capai Swasembada Gula Nasional
PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), anak perusahaan PTPN III (Persero) Holding Perkebunan berambisi mewujudkan swasembada gula nasional dengan diiringi penguatan petani. Selain itu, perusahaan inign membawa dampak peningkatan kesejahteraan petani.
Direktur Keuangan SGN, Hariyanto mengatakan, program makmur adalah salah satu rangkaian bahwa pihaknya harus bersinergi mensukseskan swasembada gula.
"Ekosistem sangat penting karena kita tidak bisa bergerak sendiri-sendiri, dari mulai benih, pupuk, pendanaan dari perbankan, hingga pabrik gula sebagai off taker. Yang terpenting pencapaian swasembada gula diiringi dengan penguatan petani dengan membantu akses permodalan, benih hingga saprodi – sarana produksi," kata Hariyanto dikutip di Jakarta, Jumat (5/7).
Ketua Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (DPC APTRI) PG Pradjekan, Rolis Wikarsono mengatakan, salah satu kendala yang dihadapi petani tebu adalah akses dan ketersediaan saprodi di antaranya pupuk yang dibutuhkan tanaman untuk proses pertumbuhan dan peningkatan produktivitas. Hal ini disampaikan
"Lahan kami sekitar 6.500-an hektare di hampir seluruh kabupaten Situbondo telah ter-cover Program Makmur – Program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat, kami mendapatkan jaminan pupuk yang asli dan prosesnya hanya dua tiga hari, harganya kompetitif," ungkap Rolis.
Petani mitra PG Pradjekan merupakan petani tebu yang pertama mengakses Program Makmur tiga tahun yang lalu. Dampak dari program tersebut kini dirasakan oleh para petani, selain jaminan ketersediaan pupuk, peningkatan produktivitas hingga peningkatan pendapatan petani.
"Tahun ini peningkatan produktivitas luar biasa, sebelumnya di 76 kini menjadi 110 ton per hektare, rendemen naik, pendapatan petani juga naik", jelas Mohammad Sholeh Kusuma General Manager PG Pradjekan.
Kenaikan produktivitas tersebut dinilai cukup signifikan, mencapai 45 persen dari semula 76 ton per hektare menjadi 110 ton per hektare, kenaikan rendemen mencapai 9,9 persen dari 8,14 persen menjadi 8,94 persen, sehingga pendapatan petani meningkat dari semula Rp53,4 juta per hektar menjadi Rp69,4 kita per hektare.
Direktur Keuangan dan Umum PT Petrokimia Gresik, Robby Setiabudi Madjid mengapresiasi atas peningkatan produktivitas yang diraih oleh petani tebu mitra PG Pradjekan dan pihaknya menyakini melalui sistem bagi hasil dengan petani, ditambah dengan kinerja SGN petani akan tambah makmur.
"Setelah kami berdiskusi dengan mitra tadi kebetulan pabrik gula Prajekan ternyata rangking 1 terkait rendemen seluruh SGN. Selain itu, kami berterimakasih pada semua ekosistem yang berada di Program Makmur ini kami karena mensukseskan juga ketahanan pangan nasional," pungkas Robby.