Program Mudik Motor Gratis Diusulkan Agar Dihapus, Begini Penjelasannya
Pemerintah perlu meningkatkan kapasitas angkutan umum yang lebih aman dan nyaman bagi para pemudik.

Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno, mengusulkan agar program mudik gratis sepeda motor yang diselenggarakan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Mudik Motor Gratis (Motis), dihapus. Pertimangannya, kontribusi pengurangan jumlah pemudik sepeda motor masih sangat kecil, yakni kurang dari 1% dari total pemudik sepeda motor.
Dalam keterangan tertulis, Djoko menjelaskan, jumlah kuota Motis tidak sebanding dengan total pemudik sepeda motor setiap tahunnya.
Sebagai contoh, pada 2023, total kuota sepeda motor yang diangkut melalui program ini hanya mencapai 16.340 unit, sementara pada 2024 kapasitasnya meningkat sedikit menjadi 17.880 unit. Angka ini jauh dari total jumlah pemudik yang menggunakan sepeda motor yang mencapai puluhan juta orang setiap tahun.
“Lebih bijak jika pemerintah menambah kapasitas angkut bus dan kereta api gratis, yang lebih dapat diakses oleh masyarakat luas,” ujar Djoko dikutip pada Minggu, (23/2).
Perkembangan Pemudik Sepeda Motor
Djoko mengungkapkan bahwa meskipun angka pemudik sepeda motor terus meningkat setiap tahunnya, masyarakat kini mulai beralih ke transportasi umum seperti kereta api dan bus. Berdasarkan proyeksi yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan, pada tahun 2024, jumlah pemudik sepeda motor tercatat 31,12 juta orang atau sekitar 16% dari total pemudik. Di sisi lain, kereta api dan bus antar kota semakin populer, memberikan bukti bahwa masyarakat sudah mulai mengutamakan kenyamanan dalam perjalanan mudik.
Pertimbangan lain agar mudik motor gratis dihilangkan yaitu faktor keselamatan. Menurutnya, sepeda motor tidak dirancang untuk perjalanan jarak jauh, apalagi untuk perjalanan mudik yang memakan waktu berjam-jam. Terlebih lagi, angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan sepeda motor tetap tinggi dipicu pengendara mengalami kelelahan, risiko hipotermia, serta paparan polusi.
"Hal ini tentu membahayakan keselamatan pengendara, terutama anak-anak yang sangat rentan dalam perjalanan mudik menggunakan sepeda motor," ujar Djoko.
Alternatif untuk Mudik Lebih Aman
Djoko mengusulkan solusi yang lebih aman dan efektif untuk mengurangi jumlah pemudik sepeda motor. Salah satunya adalah dengan memperbanyak kapasitas mudik gratis menggunakan transportasi umum seperti bus dan kereta api. Hal ini akan memberikan alternatif yang lebih aman dan nyaman bagi masyarakat, tanpa harus bergantung pada sepeda motor yang rawan kecelakaan.
Pemerintah juga bisa memperbaiki infrastruktur transportasi, seperti memperluas jalur kereta api dan terminal bus yang lebih baik, agar masyarakat lebih mudah mengakses moda transportasi umum yang aman. Di samping itu, Djoko juga menekankan pentingnya memperbanyak kapal laut sebagai alternatif mudik untuk pemudik yang berasal dari luar Pulau Jawa, sehingga sepeda motor bisa diangkut dengan lebih aman.
Djoko juga menegaskan bahwa pemerintah harus mempertimbangkan untuk melarang anak-anak ikut mudik dengan sepeda motor. Hal ini berkaca pada kondisi di negara-negara maju yang memiliki aturan ketat terkait keselamatan pengendara sepeda motor, termasuk perlengkapan yang wajib dipakai dan larangan membawa anak-anak.
Pemerintah perlu meningkatkan kapasitas angkutan umum yang lebih aman dan nyaman untuk mengakomodasi para pemudik, terutama anak-anak yang rentan terhadap dampak buruk perjalanan jauh menggunakan sepeda motor. Pemerintah harus segera mengatur kebijakan yang melarang mudik dengan sepeda motor untuk anak-anak demi menjaga keselamatan dan kesehatan mereka.