Punya Latar Belakang Militer, AHY Tak Mau Asal Tebas Mafia Tanah
AHY mengakui punya latar belakang yang tak jauh berbeda dengan Hadi. Sama-sama lahir dari militer.
Sama-sama lahir dari militer, AHY ingin pendekatan yang dilakukan ATR/BPN yang dipimpinnya dal 8 bulan ke depan bisa lebih proporsional.
Punya Latar Belakang Militer, AHY Tak Mau Asal Tebas Mafia Tanah
Punya Latar Belakang Militer, AHY Tak Mau Asal Tebas Mafia Tanah
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono membocorkan rencananya dalam menghadapi mafia tanah di Indonesia.
AHY menegaskan, tak ingin 'asal tebas' dalam memerangi praktik mafia tanah tersebut.
AHY mengatakan ingin pendekatan yang tegas dalam menegakkan aturan hukum. Diketahui AHY punya latar belakang militer yang tak sebentar, sama seperti pendahulunya, Hadi Tjahjanto.
"Tegas, bukan asal tebas, tapi tegas itu kita tidak ingin siapapun yang melawan hukum di negeri kita. Termasuk yang mafia tanah yang dia kita tahu banyak merugikan rakyat, merugikan negara, dengan demikian kita berharap ada langkah-langkah yang taktis," ujar AHY usai Serah Terima Jabatan (Sertijab) di Kantor Kementerian ATR/BPN, Jakarta, Rabu (21/2).
AHY mengakui punya latar belakang yang tak jauh berbeda dengan Hadi. Sama-sama lahir dari militer, dia ingin pendekatan yang dilakukan ATR/BPN yang dipimpinnya dal 8 bulan ke depan bisa lebih proporsional.
Landasannya adalah aturan hukum yang jadi acuan di Tanah Air. Poin pentingnya, kata dia, adalah secara konsisten menegakkan hukum di sektor pertanahan.
"Secara umum kita punya banyak kesamaan ya. Artinya, pendekatan itu harus proporsional, kita kembalikan kepada hukum dan aturan yang berlaku, regulasinya seperti apa dan harus konsisten di pusat, di daerah dan seterusnya," urainya.
Anak sulung Presiden RI ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu menginginkan adanya pendekatan yang humanis. Ini menyasar pada berbagai permasalahan yang ada, tak sebatas pada mafia tanah atau sengketa lahan.
Tak lain, tujuannya adalah untuk menjadi lebih dekat kepada masyarakat. Harapannya, pendekatan yang humanis ini bisa lebih diterima oleh semua kalangan masyarakat.
"Tapi juga saya ingin menghadirkan ATR yang humanis, humanis ini yang benar-benar menyentuh di masyarakat, dan selama ini juga sudah dilakukan, bagus, saya lihat bagaiamana pendekatan langsung ke masyarakat itu bukan hanya menuai simpati tapi juga benar-benar dirasakan masyarakat kecil terutama," jelasnya.
Atas pendekatan yang baik tadi, AHY membidik bisa mengarahkan pada upaya mencari solusi yang lebih baik atas masalah pertanahan yang ada.
"Pada akhirnya kita ingin menuntaskan masalah-masalah, bukan hanya masalah yang berkaitan dengan sengketa, tapi juga dampaknya terhadap ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat kita," ucapnya.
AHY turut menegaskan, pendekatan yang dilakukan ini akan disesuaikan dengan konteks masalah yang dihadapi. Tentunya, tak terlepas dari aturan hukum yang berlaku.
"Jadi pendekatannya tentu sangat-sangat fleksibel, kita ingin pendekatannya itu sesuai dengan konteks isunya, karakteristik masyarakatnya, kalau berbicara hukum, aturan, kita tegak lurus, tidak ada negosiasi disini harusnya," pungkas AHY.