Serikat Pekerja Desak Pimpinan PT ITSS Diproses Hukum Usai Ledakan Tungku Smelter Nikel
Tungku Smelter Nikel PT ITSS terbakar pada Minggu (24/12) pagi.
Tungku Smelter Nikel PT ITSS terbakar pada Minggu (24/12) pagi.
Serikat Pekerja Desak Pimpinan PT ITSS Diproses Hukum Usai Ledakan Tungku Smelter Nikel
Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK Indonesia) meminta pimpinan PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), harus diproses secara hukum atas terjadinya ledakan tungku smelter yang menewaskan 13 orang pekerja pada Minggu (24/12) kemarin.
Selain itu, operasional PT ITSS harus ditutup untuk sementara waktu agar proses pemeriksaan dapat dijalankan secara menyeluruh di seluruh area perusahaan untuk mencegah insiden serupa terulang kembali.
"Kecelakaan kerja di lingkungan perusahaan PT ITSS ini merupakan tragedi kemanusiaan yang harus menjadi perhatian serius dari Pemerintah, untuk kemudian mengusut tuntas penyebab dan penanggungjawabnya," Presiden Aspek Indonesia, Mirah Sumirat, Dalma keterangannya di Jakarta, Senin (25/12).
Merdeka.com
Mirah menduga kuat adanya pelanggaran aturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) oleh PT ITSS. Sehingga ,terjadi ledakan tungku smelter yang mengakibatkan korban jiwa dan korban luka-luka.
Terhadap korban jiwa, Aspek Indonesia menuntut PT ITSS wajib bertanggung jawab kepada keluarga yang ditinggalkan. Permintaan ini demi memastikan keluarga korban dapat melanjutkan kehidupannya setelah kehilangan kepala keluarga.
"Terhadap korban jiwa, PT ITSS wajib bertanggung jawab kepada keluarganya," ucap Mirah.
Kemudian, Mirah Sumirat menyinggung soal lemahnya pengawasan terhadap penerapan K3 di Indonesia.
Menurutnya, fenomena ini terjadi sebagai dampak dari kemudahan investasi yang terlalu dimudahkan oleh Omnibus Law Undang Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker).
ASPEK Indonesia menuntut Pemerintah dalam hal ini Kementerian Ketenagakerjaan untuk serius dalam melakukan pengawasan ketenagakerjaan, termasuk soal penerapan K3 di seluruh perusahaan di Indonesia. Sehingga, peristiwa ledakan tungku di PT ITSS adalah yang terakhir dan tidak terjadi di tempat lain, pungkasnya.
"Aspek Indonesia menyatakan turut berduka cita atas jatuhnya korban jiwa akibat ledakan tungku smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng)," pungkas Mirah.
Diketahui, sebanyak 51 orang menjadi korban ledakan tungku smelter di kawasan industri PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng), pada Minggu (24/12).
Media Relations Head PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Dedy Kurniawan mengatakan, tungku smelter PT ITSS meledak karena adanya cairan pemicu kebakaran.
"Hasil investigasi awal, penyebab kecelakaan kerja diperkirakan karena bagian bawah tungku masih terdapat cairan pemicu ledakan. Saat proses perbaikan tersebut, terjadi ledakan mengakibatkan kebakaran," kata Dedy dilansir dari Antara, Senin (25/12).
Dedy menjelaskan, dari 51 korban kebakaran, 13 orang di antaranya meninggal dunia. Rinciannya, tujuh tenaga kerja Indonesia (TKI) dan enam tenaga kerja asing (TKA).
"Korban meninggal dunia sudah diidentifikasi, dan atas permintaan pihak keluarga korban, jenazah mereka hari ini telah diterbangkan ke kampung halaman masing-masing," ujarnya.
Sementara itu, 38 orang mengalami luka ringan dan berat. Saat ini, korban luka telah mendapatkan penanganan medis di klinik 1 dan 2 di lingkungan perusahaan.