Telur dan daging ayam diprediksi pemerintah terus naik hingga Lebaran
Merdeka.com - Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan harga pangan menjelang bulan suci Ramadan masih terpantau aman. Hal tersebut terlihat dari laporan inflasi bulanan.
"Harga pangan tidak ada masalah. Jadi waktu kemarin inflasi, harga pangan itu yang negatif tak banyak tapi cuma 1 koma berapa persen," kata Menko Darmin saat ditemui di Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau, Rabu (9/5).
Kendati demikian, dia mengatakan ada dua komoditas pangan yang mengalami kenaikan pangan yaitu telur ayam dan daging ayam. Kedua komoditas tersebut diperkirakan akan terus naik pada bulan Ramadan hingga Idul Fitri.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Dimana harga beras juga naik? Kenaikan harga sembako juga terjadi di Pasar Belakang Kodim Brebes. Harga telur ayam dari Rp26.000 per kilogram menjadi Rp28.000 per kilogram. Begitu pula dengan harga beras medium yang naik Rp1.000 per kilogram.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Bagaimana harga beras di pasaran? Harga beras di pasaran masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
-
Bagaimana Bulog menekan kenaikan harga beras? 'Disamping itu BULOG juga menggelontorkan beras operasi pasar tidak hanya ke retail, tidak hanya ke grosir tapi juga ke pasar-pasar. Dengan jumlah stok Cadangan Beras Pemerintah yang kita kuasai saat ini sebanyak 1,6 juta ton maka berapapun permintaan pasar akan dipenuhi oleh BULOG' tambah Jokowi.
-
Kapan harga beras naik? Harga beras kualitas premium mengalami kenaikan menjadi Rp16.700 per kilogram dari kemarin Rp16.570.
"Telur ayam sama daging ayam, dia agak naik dikit, tak banyak. Sisanya (pangan lain) ada yang tetap atau ada yang turun," ujarnya.
Di luar itu, Menko Darmin optimistis harga pangan tidak akan mengalami lonjakan. Bahkan, harga beras diprediksi akan turun.
"Kita percaya sampai puasa dan Idul Fitri harga akan tetap. Bahkan kalau beras kita percaya masih akan turun, ya tak banyak tapi 1 sampai 2 persen (turunya)."
Selain beras, daging sapi juga diperkirakan akan mengalami penurunan harga. "Karena kita lagi menjalankan impornya dengan metode yang kita percaya harga akan turun."
Selain itu, ada beberapa komoditas yang harganya diperkirakan akan stagnan tidak naik dan tidak turun. "Beberapa komoditi yang mungkin tak turun tapi juga tak naik seperti cabai, bawang. Jadi orang bisa berpuasa dan berlebaran dengan tenang bergembira."
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah jamin harga dan stok pangan terjangkau jelang lebaran 2024
Baca SelengkapnyaMenurut Airlangga, berdasarkan hasil pemantauan secara mingguan, daging ayam ras saat ini Rp38.150 per Kg atau naik 0,32 persen.
Baca SelengkapnyaMenteri Perdagangan Zulkifli Hasan bersyukur karena harga Bapok, khususnya di Jawa Tengah terpantau stabil cenderung turun.
Baca SelengkapnyaPemerintah melalui Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengklaim stok dan harga sembako jelang Iduladha 1445 Hijriah masih relatif aman atau stabil.
Baca SelengkapnyaBeberapa harga bahan pokok sudah turun di antaranya ayam, minyak, telur dan cabai murah.
Baca SelengkapnyaSejumlah wilayah sentra produksi kini telah memasuki musim panen raya.
Baca SelengkapnyaBerbeda dengan beras, minyak goreng justru mengalami lonjakan harga. Minyak goreng curah kini dihargai Rp18.500 hingga Rp21.000/liter.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data dari Panel Harga Bapanas harga pangan pada 29 Juli 2024 mengalami tren kenaikan.
Baca SelengkapnyaMendag Zulhas mengatakan harga kebutuhan pokok di Jakarta cenderung stabil.
Baca SelengkapnyaSepanjang melakukan rangkaian peninjauan harga di sejumlah pasar berada di kondisi stabil.
Baca SelengkapnyaMenko Pangan juga mengingatkan kepada masyarakat agar tak perlu khawatir kekurangan stok beras dan stok pangan lainnya menjelang Nataru 2024/2025.
Baca SelengkapnyaHal ini dimaksudkan agar petani tidak merugi sehingga berhenti untuk bercocok tanam.
Baca Selengkapnya