Penelitian: Orang tua kelewat disiplin, anak jadi pintar bohong
Merdeka.com - Sebuah penelitian membuktikan anak-anak yang memiliki orang tua dengan aturan kelewat ketat cenderung untuk lebih sering berbohong.
Dilansir Lifehack.org, pakar anak-anak Victoria Talwar mengatakan bahwa orangtua yang kelewat disiplin akan berakibat pada cara anak-anak merespon, dan pada akhirnya membuat anak-anak belajar berbohong untuk menghindari hukuman.
Talwar mengkhususkan diri dalam pola perilaku kognitif anak-anak. Bersama rekan-rekannya di McGill University, Talwar membuat 'permainan mengintip' untuk simulasi. Sebuah objek dengan suara yang menarik perhatian ditempatkan di belakang anak-anak. Satu-satunya cara untuk mengetahui objek apa yang diletakkan adalah dengan mengintip ke belakang. Selanjutnya, orangtua diminta keluar ruangan selama beberapa menit. Setelah itu mereka akan kembali ke dalam ruangan dan menanyai si anak, apakah dia mengintip atau tidak.
-
Kenapa anak dari orangtua otoriter sering pembohong? Orangtua otoriter mungkin menggunakan hukuman alih-alih disiplin. Jadi, daripada mengajarkan anak cara membuat pilihan yang lebih baik, mereka lebih banyak mengajari anak-anak penyesalan atas kesalahan yang diperbuat. Anak-anak dari orangtua otoriter berisiko lebih tinggi mengalami masalah harga diri karena pendapat mereka tidak dihargai. Mereka juga cenderung memiliki kemarahan terpendam dan punya tendensi menjadi pembohong untuk menghindari hukuman.
-
Mengapa anak sering berbohong? Sering berbohong manjadi salah satu tanda-tanda psikopat pada anak. Anak dengan tanda-tanda psikopat dapat memutar balikan fakta agar tetap terlihat baik di mata orangtua.
-
Apa dampak buruk bagi anak jika berbohong? Walaupun moralitas anak mungkin belum terbentuk sepenuhnya, ia harus tahu berbohong akan membawa dampak buruk.
-
Siapa yang mendoktrin anak-anak? Tsania Marwa merasa sedih karena merasa dijauhkan dari kedua anak kandungnya oleh Atalarik, yang mendoktrin anak-anaknya dengan pikiran negatif terhadap ibunya.
-
Apa kebiasaan orang tua yang membentuk mental anak? Orang tua yang rajin bekerja, jarang mengeluh, dan selalu antusias menjalani aktivitas sehari-hari akan membentuk anak dengan sifat serupa.
-
Bagaimana cara mendidik anak agar jujur? Menciptakan Lingkungan yang Aman untuk Berbicara Jujur Salah satu alasan utama anak-anak berbohong adalah ketakutan akan hukuman atau reaksi negatif dari orang tua.
Anak dengan orangtua yang biasa menerapkan disiplin ketat umumnya memberikan jawaban yang lebih rumit dan tidak jujur. Beberapa anak bahkan cukup terampil untuk tidak mengatakan kebenaran tanpa harus berbohong. Ini menandakan kalau ancaman hukuman akan membuat anak terlatih untuk mengembangkan keahlian berbohong.
Menurut hasil pengamatan Talwar, anak-anak usia sekitar dua tahun umumnya mulai mengatakan kebohongan primer. Kebohongan seperti ini tidak berhubungan langsung dengan orang tua dan tidak mengindikasikan rasa bersalah. Biasanya bentuk kebohongan primer ini adalah bualan. Pada usia empat tahun, anak mulai melakukan kebohongan sekunder. Di sinilah anak mulai berbohong untuk menghindari hukuman. Sementara, pada usia tujuh tahun, 'keahlian' anak berkembang menjadi kebohongan tersier yang lebih 'canggih' dan meyakinkan. Namun hal seperti ini tak selamanya negatif.
Berbohong memang bukan perilaku yang baik. Tetapi ini juga menunjukkan tanda-tanda kecerdasan anak. Bagaimanapun, menciptakan kebohongan yang meyakinkan perlu kecerdasan dan memori yang baik. Yang paling penting adalah menjaganya dalam taraf normal, sehingga anak-anak tidak akan tumbuh menjadi pembohong yang ahli di masa depan. Tidak ada salahnya menerapkan disiplin yang ketat, tetapi jangan sampai aturan tersebut membuat anak-anak merasa tercekik dan pada akhirnya merasakan kebutuhan untuk terus-menerus berbohong kepada orangtua.
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menyindir anak terkait hal yang mereka lakukan bisa menimbulkan dampak buruk dalam pola pengasuhan yang dilakukan.
Baca SelengkapnyaKendati orangtua kadang melakukan yang terbaik, namun kesalahan parenting mungkin terjadi dan dialami anak.
Baca SelengkapnyaKejujuran adalah fondasi penting bagi segala hubungan. Salah satu tantangan terbesar bagi orang tua adalah mendidik anaknya menjadi pribadi yang jujur.
Baca SelengkapnyaKemen PPPA pada 2021 menunjukkan bahwa empat dari 100 anak usia dini pernah mendapatkan pengasuhan tidak layak.
Baca SelengkapnyaSikap orangtua yang terlalu otoriter, memberikan terlalu banyak perhatian, atau tidak mendukung pendidikan dapat mengurangi kecerdasan anak.
Baca SelengkapnyaPerilaku anak cerminan orang tua karena anak sering kali meniru apa yang orang tua lakukan.
Baca SelengkapnyaKesalahan dalam parenting atau pengasuhan dari orangtua ternyata bisa menyebabkan kecerdasan anak tidak berkembang sempurna.
Baca SelengkapnyaMeskipun terlihat seperti bentuk kasih sayang, memanjakan anak secara berlebihan dapat memberikan dampak negatif pada perkembangan mereka di masa depan.
Baca SelengkapnyaSejumlah gaya parenting atau pengasuhan bisa memberi dampak negatif pada perkembangan anak.
Baca SelengkapnyaPada saat anak mulai mengumpat, orangtua perlu untuk mengetahui cara menanggapinya dengan tepat agar hal ini tidak jadi kebiasaan bagi mereka.
Baca SelengkapnyaSejumlah perilaku tidak menyenangkan kerap dilakukan oleh orangtua pada anak. Hal ini bisa dilakukan baik secara sengaja maupun tidak.
Baca SelengkapnyaBentakan terhadap anak dapat menyebabkan beberapa dampak negatif. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan metode pengasuhan yang positif.
Baca Selengkapnya