Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Rusmina, Pahlawan Perempuan asal Cirebon yang Minum Darah Saat Lawan Belanda

Mengenal Rusmina, Pahlawan Perempuan asal Cirebon yang Minum Darah Saat Lawan Belanda Rusmina hidup di panti jompo. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Nenek Rusmina merupakan satu dari sekian pejuang kemerdekaan yang namanya selalu terkenang. Pahlawan kelahiran Cirebon 22 Agustus 1916 ini berani mengambil peran di pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang, Sumatera Selatan pada tahun 1947.

Pada masa itu, masih banyak serangan dari kolonial walau Indonesia sudah merdeka dua tahun. Salah satu aksi heroik Rusmina adalah meminum darah untuk mengusir tentara Belanda. Berikut kisah Nenek Rusmina, perempuan pejuang yang berani turun langsung mengusir penjajah.

Berani Jadi Tentara Saat Usianya Masih Belia

kemerdekaan kiri

©2015 Merdeka.com

Rusmina sudah memiliki semangat perjuangan sejak usia belia. Diketahui saat Merdeka menyambanginya di di Panti Jompo Tresna Werdha Teratai Palembang, beberapa waktu lalu.

Rusmina mengaku merasa geram saat melihat tentara penjajah yang pernah menguasai negaranya. Ia tak rela Indonesia dipecah belah, hingga semangatnya berkobar untuk membunuh mereka dengan melamar menjadi tentara di usia 19 tahun.

"Waktu itu semangat saya berkobar, kalau lihat Belanda atau Jepang langsung emosi, biar tak bunuh saja," ungkapnya dengan antusias.

Bambu Runcing Jadi Senjata Utama

Sebagai perempuan yang masih berusia belia, niat jadi tentara amat sulit diterima orang-orang terdekat hingga kalangan prajurit di tempat ia melamar.

Namun berkat keberaniannya berhasil membunuh sejumlah pasukan Belanda dan Jepang dengan bambu runcing, ia akhirnya diterima sebagai prajurit wanita muda untuk maju ke medan perang.

Rusmina mengaku sempat merasa berat meninggalkan keluarganya di Cirebon, namun rasa marahnya terhadap penjajah mengobarkan semangat juangnya. Ia pernah ditempatkan di beberapa daerah di Pulau Jawa untuk mengusir Belanda hingga akhirnya ditempatkan di pertempuran lima hari lima malam di Palembang.

Tegas Melawan Stigma

Ada tantangan lain untuk Rusmina, yaitu soal stigma perempuan yang tidak layak ikut perang. Ia sempat mendapat penolakan saat mengutarakan niat menjadi tentara. Namun tantangan itu sirna setelah ia meyakinkan kedua orang tuanya sebelum berangkat.

Rusmina saat itu hanya berbekal sepotong bambu runcing untuk membunuh para penjajah.

"Orang bilang perempuan itu di rumah saja, ngapain ikut perang. Nyusahin aja nanti," beber Rusmina.

Rela Minum Darah Sahabatnya

Sebagai seorang yang kerap berjibaku dengan suasana peperangan, ada salah satu keadaan yang membekas di benak Rusmina hingga kini.

Melansir laman cirebonbanget, Ia mengaku pernah hampir tewas saat dikempung Belanda dan payudaranya tertembak. Beruntung ia segera ditangani tim medis hingga peluru yang bersarang berhasil diangkat.

Selain itu, momen tak terlupakan lainnya ialah melihat rekan-rekannya tewas di depan mata. Saat itu ada rekannya yang tertembak di bagian leher, dan darah terus mengalir. Tanpa pikir panjang, Rusmina langsung memeluk rekannya dan meminum darah sahabat karibnya itu. Ia dengan tegas mengatakan, darah yang diminum merupakan simbol perjuangan antar keduanya.

Selain itu, darah tersebut merupakan unsur persaudaraan yang Rusmina jaga agar tetap mengalir di dalam tubuhnya.

"Saya tidak ingin dihargai sebagai pejuang, tapi saya minta jangan rusak pengorbanan kami sebelum Indonesia merdeka," katanya. (mdk/nrd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jarang yang Tahu, Peran Penting Ibu Ruswo Dalam Revolusi Fisik Yogyakarta
Jarang yang Tahu, Peran Penting Ibu Ruswo Dalam Revolusi Fisik Yogyakarta

Setelah berhasil memproklamasikan kemerdekaan, Indonesia masih harus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan. Itu disebut dengan Revolusi Fisik.

Baca Selengkapnya
Sosok Nyi Mas Gamparan, Panglima Muslimah Asal Serang yang Tolak Keberadaan Belanda di Banten
Sosok Nyi Mas Gamparan, Panglima Muslimah Asal Serang yang Tolak Keberadaan Belanda di Banten

Wanita ini memimpin 30 perempuan dalam pertempuran melawan Belanda.

Baca Selengkapnya
Sejarah Pertempuran Lima Hari Lima Malam, Perang Tiada Henti Pasukan TRI Melawan NICA di Kota Palembang
Sejarah Pertempuran Lima Hari Lima Malam, Perang Tiada Henti Pasukan TRI Melawan NICA di Kota Palembang

Perjuangan dan semangat yang dimiliki pasukan tentara Indonesia melawan Belanda demi mempertahankan kemerdekaan begitu besar dalam peristiwa ini.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok Fransisca Fanggidaej, Nenek Aktor Reza Rahadian Ternyata Penasihat Presiden Soekarno
Mengenal Sosok Fransisca Fanggidaej, Nenek Aktor Reza Rahadian Ternyata Penasihat Presiden Soekarno

Sikap progresif dan kritis dari Reza Rahadian menurun dari neneknya, Fransisca Casparina Fanggidaej. Ia adalah tokoh pergerakan wanita Indonesia asal Timor

Baca Selengkapnya
Herlina Kasim, Satu-satunya Perempuan Dalam Operasi Trikora
Herlina Kasim, Satu-satunya Perempuan Dalam Operasi Trikora

Wanita ini pernah diberikan emas oleh Soekarno, namun ditolak mentah-mentah.

Baca Selengkapnya
Cerita Nyi Mas Melati Si Singa Betina dari Tangerang, Teriakannya Bikin Belanda Ketar Ketir
Cerita Nyi Mas Melati Si Singa Betina dari Tangerang, Teriakannya Bikin Belanda Ketar Ketir

Kabarnya, julukan ini melekat karena teriakannya amat mengerikan dan bikin penjajah ketar-ketir.

Baca Selengkapnya
Sosok Siti Manggopoh, Kisah Pemimpin Perang Melawan Kolonial Belanda di Ranah Minang
Sosok Siti Manggopoh, Kisah Pemimpin Perang Melawan Kolonial Belanda di Ranah Minang

Sosok pahlawan wanita berdarah Minang ini berjuang di garda terdepan melawan dan menentang sistem kolonialisme Belanda.

Baca Selengkapnya
15 Januari 1949: Mengenang Peristiwa Situjuah Berdarah, Tewaskan Banyak Pejuang PDRI
15 Januari 1949: Mengenang Peristiwa Situjuah Berdarah, Tewaskan Banyak Pejuang PDRI

74 tahun berlalu, ini kisah Peristiwa Situjuah yang renggut banyak pejuang Pemerintah Darurat RI.

Baca Selengkapnya
Kisah Umat Islam Tanah Air di Balik Agresi Militer Belanda I, Perang saat Puasa sambil Dihujani Timah Panas dan Bom
Kisah Umat Islam Tanah Air di Balik Agresi Militer Belanda I, Perang saat Puasa sambil Dihujani Timah Panas dan Bom

Pada 1947, umat islam Tanah Air berperang melawan Belanda pada hari ketiga puasa.

Baca Selengkapnya
Berkunjung ke Museum Monpera, Melihat Sejarah Hingga Mengenang Jasa Perjuangan Rakyat Membela Tanah Palembang
Berkunjung ke Museum Monpera, Melihat Sejarah Hingga Mengenang Jasa Perjuangan Rakyat Membela Tanah Palembang

Museum ini dibangun untuk mengenang seluruh jasa para pejuang Palembang yang diinisasi dari berdirinya monumen perang lima hari melawan tentara Belanda.

Baca Selengkapnya
Profil Francisca C. Fanggidaej, Nenek Reza Rahadian Seorang Pejuang Perempuan yang Terbuang
Profil Francisca C. Fanggidaej, Nenek Reza Rahadian Seorang Pejuang Perempuan yang Terbuang

Francisca Casparina Fanggidaej merupakan pejuang perempuan yang aktif dalam organisasi pergerakan.

Baca Selengkapnya
Kisah Perjuangan Radin Intan II, Pahlawan Nasional Kebanggaan Masyarakat Lampung
Kisah Perjuangan Radin Intan II, Pahlawan Nasional Kebanggaan Masyarakat Lampung

Ketika melawan Belanda, Radin Intan II dikenal sebagai sosok pemimpin panglima perang di usianya yang masih 16 tahun.

Baca Selengkapnya