Mengenal Burung Paruh Kodok yang Pandai Berkamuflase, Salah Satu Habitatnya ada di Lereng Gunung Merapi
Berbeda dengan kebanyakan burung, Burung Paruh Kodok tidak jago terbang.
Berbeda dengan kebanyakan burung, Burung Paruh Kodok tidak jago terbang.
Burung Paruh Kodok merupakan salah satu burung paling unik di dunia. Nama ilmiahnya Podargidae. Banyak orang menyebutnya burung kayu karena bentuknya menyerupai kayu.
Saat burung ini hinggap di atas dahan, orang tak akan tahu kalau di atas dahan itu bertengger seekor burung.
Burung ini termasuk kategori burung nocturnal yang berhubungan dengan cabak.
Burung ini dinamai Burung Paruh Kodok karena paruhnya besar, bengkok, dan pipih seperti kodok.
Keunikan lainnya adalah burung ini tidak jago terbang. Dia akan berdiam di atas pohon sepanjang hari.
Meski tak jago terbang, paruh yang lebar memudahkan mereka untuk menangkap serangga sebagai mangsa utamanya.
Dilansir dari Liputan6.com, Burung Paruh Kodok memiliki 15 spesies yang berbeda. Tiga spesies dengan ciri mulut kodok kuning kecokelatan, mulut kodok marmer, dan mulut kodok papua, ditemukan di Australia dan Papua New Guinea. Sedangkan sebelas spesies lainnya, dengan ukuran tubuh yang lebih kecil, ditemukan di kawasan Asia.
Burung ini aktif sepanjang malam. Saat siang hari, mereka istirahat di atas pohon. Saat istirahat inilah sang burung berkamuflase sehingga tak ada siapapun yang tahu apalagi sampai mengusiknya.
Foto: Liputan6.com
Saat istirahat, matanya tertutup dan duduk tegak dengan paruh mengarah ke atas. Kadang-kadang sekelompok burung kecil ini dijumpai beristirahat dalam posisi berdekatan.
Foto: Liputan6.com
Di Indonesia, Burung Paruh Kodok dijumpai di beberapa tempat. Di dalam Taman Nasional Gunung Merapi, penampakannya pernah tercatat di daerah Tegalmulyo Klaten, Ngargomulyo Magelang, Bukit Plawangan, dan Bukit Turgo.
Selain dikelilingi lembah perbukitan dan muara sungai, pantai tersebut turut menjadi habitat bagi banyak kerbau.
Baca SelengkapnyaAda satu aturan atau sumpah yang harus dipatuhi oleh masyarakat yaitu kepandaian bertenun hanya boleh diwariskan kepada anak cucu.
Baca SelengkapnyaPanglima perang Suku Dani,Moro Kogoya terkejut datang ke kebun binatang dan takjub melihat monyet yang bergelantungan.
Baca SelengkapnyaMereka terdampar di pulau yang sangat terpencil di Samudra Pasifik.
Baca SelengkapnyaMasuknya dua ekor gajah jantan itu telah dipantau petugas BKSDA. Saat ini kawanan gajah liar masuk permukiman di SP 6.
Baca SelengkapnyaIndonesia menjadi rumah bagi berbagai jenis burung yang memukau. Intip jenis burung endemik yang umum dijumpai.
Baca SelengkapnyaBelasan pendaki tersebut merupakan jemaah Majelis Buni Kasih.
Baca Selengkapnya13 pendaki tersebut terpisah menjadi dua kelompok. Masing-masing 10 orang dan 3 orang.
Baca SelengkapnyaMirisnya, burung-burung endemik ini kian hari kian langka.
Baca Selengkapnya