Derita TKI asal NTB tak digaji saat kerja di Malaysia
Merdeka.com - Tiga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) wanita asal Nusa Tenggara Barat (NTB), yang kabur dari tempat penampungannya di Sumatera Utara, tersesat sampai ke Jambi dan ditolong petugas Dinas Perhubungan setempat di terminal. Kabid Angkutan Dinas Perhubungan Kota Jambi, Hendri Ramdes, di Jambi mengatakan, ketiga wanita muda yang merupakan calon TKI itu diamankan petugas karena kebingungan setelah turun dari bus di terminal.
Ketiga perempuan tersebut diketahui bernama Salmiah (29), serta kakak beradik Kasmiati (29) dan Harniati (20) yang semuanya berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Korban Salmiah kepada wartawan mengatakan mereka tiba di Jambi setelah sebelumnya kabur dari lokasi penampungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal di kawasan Tanjung Balai, Sumatera Utara.
Sebelumnya, mereka direkrut oleh penyalur TKI di Lombok dan setelah sepakat langsung dibawa ke Tanjung Balai. Namun belakangan Salmiah mulai ragu dengan penyalur TKI tersebut, apalagi ada sejumlah dokumen yang dipalsukan.
-
Siapa yang sempat 'dibuang' oleh majikannya? Nenek Satikem sempat 'dibuang' oleh majikannya ke panti jompo di Bangka Belitung
-
Siapa yang merekrut kuli perempuan dari India? Pada tahun 1883, pekerja asal India mencapai 1.528 orang termasuk kaum perempuan. Dari total ribuan pekerja dari India, pemerintah Belanda menetapkan peraturan dalam merekrut tenaga kerja perempuan dari India yang dibatasi maksimal 40 orang dalam setahun.
-
Apa yang dijual mantan TKW itu? Ayu Dini mengaku dulunya bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di Hongkong. Setelah keluar dan kembali ke tanah air, Ayu memilih untuk mencoba peruntungannya berjualan basreng alias bakso goreng.
-
Apa yang di jual oleh mantan TKW ini? Dirinya kemudian memilih untuk kembali pulang ke kampung halamannya untuk berjualan bandeng yang merupakan kuliner khas Kota Serang.
-
Dimana dia berjualan? Saat ini ia rutin mangkal di Jalan Bulak Rantai, Kampung Tengah, Kecamatan Kramat jati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
-
Kenapa pekerja Indonesia dipecat? Pihak perkebunan yang mempekerjakan mereka mengatakan mereka dipecat karena kurang cepat memetik buah-buah yang akan dipasok ke supermarket besar.
Salmiah menyebutkan, ia sempat bekerja di Malaysia setelah diambil oleh majikan yang merupakan orang Melayu. Namun kemudian dia malah dijual kepada majikan lain yang merupakan orang India.
"Saya dijual 6.500 Ringgit dan selama di Malaysia tidak sempat digaji dan karena majikannya tidak cocok, lalu dikembalikan ke lokasi penampungan di Tanjung Balai, hingga bertemu dengan Kasmiati dan Harniati," kata Salmiah.
Akhirnya, ketiga perempuan asal Lombok tersebut memutuskan untuk melarikan diri dan awalnya mereka ke Kota Medan, kemudian ada warga yang menolong dan mereka diserahkan ke Dinas Sosial.
Kemudian berbekal surat jalan dari Dinas Sosial Medan tersebut, ketiga perempuan asal Lombok tersebut bertolak menuju Riau. Sesampainya di Riau, mereka lagi-lagi dibuatkan surat jalan oleh Dinas Sosial Riau, untuk bertolak ke Jambi.
"Kami hanya mau pulang ke Lombok, NTB," kata Salmiah.
Sementara itu Kasmiati, saat diperiksa petugas mengaku jika ia dan adiknya, Harniati, belum sempat dipekerjakan dan setelah bertemu dengan Salmiah. Akhirnya Kasmiati dan Harniati memutuskan untuk ikut kabur.
Sementara itu terkait pengirimannya ke lokasi penampungan TKI ilegal di Tanjung Balai, Kasmiati mengaku penyalur membuatkan mereka Kartu Tanda Penduduk (KTP) fiktif. Namun, ketiganya tidak mengetahui masalah penyalur membuatkan mereka KTP fiktif tersebut. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang TKI asal Nusa Tenggara Timur (NTT) bernasib malang saat bekerja di Malaysia.
Baca SelengkapnyaCerita korban TPPO Disekap Berbulan-Bulan dan Kerja Tanpa Digaji
Baca SelengkapnyaSetelah korban bekerja sebulan, ia menerima upah yang tak sesuai dengan kesepakatan awal.
Baca SelengkapnyaMereka diduga berangkat dengan cara ilegal dan menjadi korban perdagangan manusia.
Baca SelengkapnyaLaporannya tak kunjung ditindaklanjuti, Herawati mengadu ke Kapolri melalui media sosial. Ternyata cara ini membuat sang pelaku tertangkap.
Baca SelengkapnyaMereka tak menyangka akan ditipu tetangganya sendiri
Baca SelengkapnyaKasus dugaan tindak pidana penjualan orang (TPPO) di Ogan Ilir diungkap polisi. Ironisnya, pelaku dan tujuh korbannya merupakan keluarga dekat.
Baca SelengkapnyaEkspresi sedih dan bingung terlihat jelas di wajah perempuan berjilbab kuning itu.
Baca SelengkapnyaDua wanita asal Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar), ditangkap polisi. Mereka diduga terlibat tindak pidana perdagangan orang (TPPO) antarnegara.
Baca SelengkapnyaRohmana, seorang pria asal Sumedang menceritakan pengalaman ketika dirinya bekerja di Malaysia.
Baca SelengkapnyaKorban mengalami trauma ganda. Selain perlakuan tak manusiawi, ia juga ketakutan karena suasana perang.
Baca SelengkapnyaPerekrutan PMI seolah-olah dibuat resmi. Korban menjalani pemeriksaan kesehatan dan pembuatan paspor.
Baca Selengkapnya