Kisah remaja jujur diangkat anak jenderal TNI AD
Merdeka.com - Banyak kasus orang mengaku anak jenderal dan jadi arogan. Mereka mencoba menggertak aparat supaya lolos dari razia atau jerat hukum. Hal itu tentu sangat memalukan.
Ada kisah menarik bagaimana seorang remaja jujur membuat hati seorang jenderal TNI AD bergetar. Karena kagum, anak itu kemudian diangkat anak. Kisah nyata ini bagai dongeng saja.
Tanggal 15-17 September 1997, kerusuhan berbau SARA meletus di ibukota Sulawesi Selatan. Toko-toko dan rumah milik warga keturunan dijarah dan dibakar. Kerusuhan itu menimbulkan kerugian Rp 17,5 miliar.
-
Siapa yang menolak jadi jenderal? Bambang Widjanarko adalah Seorang Perwira KKO, kini Marinir TNI AL Dia menjadi ajudan presiden Sukarno tahun 1960-1967.
-
Kenapa para jenderal diculik? Para Jenderal Angkatan Darat dituding sebagai Dewan Jenderal, mereka tidak loyal dan berniat mengkudeta Presiden Sukarno.
-
Siapa anak bungsu Jenderal Dudung? Kedua anak perempuannya bernama Nadine Aqmarina Setyaningsih dan Nina Bonita Hasanah. Sedangkan anak terakhir atau anak bungsunya yang laki-laki adalah Mohammad Tri Anjas Septiadi.
-
Kenapa sindiran ke anak buruk? Meskipun sindiran sering dianggap sebagai cara yang efektif untuk mendidik anak, namun sebenarnya sindiran dapat berdampak buruk bagi perkembangan anak.
-
Siapa yang 'mengolok-olok' perwira tersebut? “Izin, nama ***, pangkat Letnan Kolonel,“ katanya. “Ulangi, suara yang keras, ulangi,“ ujar para penghuni tahanan. “Pangkatnya digondol kucing,“ teriak penghuni tahanan yang lain.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
Sekitar 2.000 rumah dan toko hancur, dibakar dan dijarah. Tak kurang dari 80 mobil dan 150 sepeda motor jadi sasaran amuk massa.
Tragedi ini dikenang sebagai Peristiwa September. Saat itu Panglima Kodam Wirabuana dipegang oleh Mayjen Agum Gumelar.
Saat patroli, Agum melihat seorang pemuda duduk di atas becaknya. Sementara ribuan orang lain sibuk menjarah toko-toko yang terbakar.
Mayjen Agum yang berpakaian sipil bertanya pada pemuda itu kenapa tidak ikut menjarah. Jawaban tukang becak bernama Mustafa tersebut mengejutkan Agum.
"Itu perbuatan haram. Saya tidak pernah diberi makan barang haram oleh orang tua saya," kata Mustafa tegas.
Kisah ini dituliskan Agum dalam biografinya Jenderal Bersenjata Nurani terbitan Pustaka Sinar Harapan 2004.
Agum kagum pada pemuda itu. Dia kemudian memberi uang Rp 20.000, tapi Mustafa menolaknya. Mustafa tidak tahu berhadapan dengan seorang Panglima Kodam. Setelah Kapolres dan Komandan Kodim ikut mendesak, barulah Mustafa menerimanya.
Uang dari Agum pun tak dipakai oleh Mustafa. Dia hanya menyimpannya saja.
Mustafa pemuda jujur berkemauan besar. Meninggalkan kampungnya di Janeponto demi melanjutkan SMA di Makassar.
Mustafa tak mau hanya jadi lulusan SMP dan jadi petani. Dia punya mimpi sekolah setinggi-tingginya. Demi sekolah, pemuda belasan tahun itu jadi penarik becak. Sehari-hari, dia ditampung oleh pamannya.
Nah, Mustafa juga baru tahu setelah koran-koran ramai memberitakan Pangdam Wirabuana mencari tukang becak untuk diberi penghargaan sebagai teladan. Akhirnya bertemulah Mustafa dengan Agum Gumelar.
Agum kemudian mengangkat Mustafa sebagai anak angkat. Dia menanggung semua biaya sekolah Mustafa. Agum juga mengajak Mustafa tinggal di rumah dinas Pangdam.
Tahun 1998, Agum dipindah ke Jakarta. Dia berniat mengundang Mustafa untuk mengikuti perayaan sumpah pemuda di ibukota. Namun rupanya ada kabar duka dari Makassar.
Mustafa sudah meninggal dunia. Ternyata sudah lama Mustafa sakit-sakitan. Dia tak pernah menyampaikan hal itu pada Agum. Penarik becak yang jujur itu sempat dirawat di sebuah rumah sakit, tapi karena tak ada biaya perawatan hanya asal-asalan.
Agum melayat ke Janeponto, dia disambut ribuan warga. Secara tak resmi, Mustafa diangkat jadi pahlawan kejujuran dari Janeponto. Mereka semua berduka atas kematian seorang pemuda yang layak jadi teladan. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Brigadir Jenderal Eddie M Nalapraya Menolak Uang Suap Ratusan Juta Rupiah.
Baca SelengkapnyaDisebutkan oleh Yanuar bahwa bahkan kedua orangtuanya sama sekali tidak mengerti dunia TNI. Sebuah fakta menarikpun dipaparkan oleh sang jenderal.
Baca SelengkapnyaDoa orang tua senantiasa mengiringi perjalanan seorang Taruna Akademi Militer (Akmil) bernama Letda Inf Indraju hingga berhasil dilantik menjadi seorang perwira
Baca SelengkapnyaBerikut kisah jenderal Kowad yang berbeda profesi dengan sang anak sebagai seorang perwira polisi.
Baca SelengkapnyaTB Silalahi yang ingin minta beking pamannya malah kena marah. Dia kemudian membuktikan bisa masuk AKMIL tanpa sponsor.
Baca SelengkapnyaPolisi muda ini langsung tegas membantah disebut bayar saat masuk polisi.
Baca SelengkapnyaIa pernah menolak perintah Presiden Soeharto dan menjelaskan kesalahan sang kepala negara memberi perintah tersebut
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan anak mantan Kapolri peraih Adhi Makayasa mengaku tidak mendapatkan privilege dari ayahnya saat pendidikan.
Baca SelengkapnyaBerikut momen mantan Panglima TNI doakan anak Kapten Danramil Deli Serdang.
Baca SelengkapnyaHasil seleksi calon taruna Akademi Kepolisian (Akpol) dari Nusa Tenggara Timur (NTT) 2024 menjadi sorotan.
Baca SelengkapnyaHadi memilih menjadi tentara, hingga mengemban jabatan sebagai Panglima TNI.
Baca SelengkapnyaTak kenal menyerah, sosok anggota TNI ini mengaku sempat gagal 10 kali sebelum akhirnya menjadi abdi negara.
Baca Selengkapnya