Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kurir wanita ini jadi saksi Pertempuran Kemit di Gombong

Kurir wanita ini jadi saksi Pertempuran Kemit di Gombong Pahlawan wanita. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Para pejuang bukan hanya orang-orang yang terjun langsung dalam suatu pertempuran, namun juga mereka yang turut membantu memperjuangkan kemerdekaan meski dengan melakukan hal-hal kecil. Bahkan dari hal kecil itu, bisa membawa perubahan yang besar.

Seperti yang dialami oleh Soepia Subito, seorang nenek yang pernah menjadi kurir wanita saat Pertempuran Kemit di Gombong, Jawa Tengah. Meski saat itu Soepia masih berusia 14 tahun, namun dia tetap berjuang merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.

Pada tahun 1947, Soepia mengikuti jejak kakaknya yang merupakan seorang kepala persenjataan di pasukan tentara republik. Sebagai kurir, dia bertugas mengantarkan surat dari komando pasukan ke tentara republik yang berada di wilayah kekuasaan Belanda.

"Kami jadi kurir dari daerah republik ke daerah Belanda, Belanda ke republik. Jadi setiap nyebrang di perbatasan ya digeledah. Ini udah perbatasan, kalau tentara kita mau gerilya saya disuruh bawa surat dari komando militer ke Gombong ke saudara yang ada di daerah Belanda. Mereka nanya gerilya lewat mana yang Belanda engga patroli ke daerah itu," kata Soepia saat perayaan Hari Veteran Nasional di gedung Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta Selatan, Selasa (11/8).

Agar lolos dari pemeriksaan, Soepia harus berpura-pura sebagai rakyat biasa yang hanya ingin melewati perbatasan untuk berjualan. Sementara itu, surat yang dia bawa akan disimpan rapi di bawah kaki rinjing bambu agar tidak terlihat oleh tentara Belanda.

"Saat masuk ke perbatasan pura-pura jual telur, jual kelapa. Nanti pulang pura-pura beli beras atau apa. Penampilannya seperti rakyat biasa," jelasnya.

Selain itu, wanita kelahiran Maret 1933 ini juga bertugas mengisi ulang persenjataan untuk para tentara saat pertempuran. Bahkan dia juga sering mengantarkan makanan dari markas kesatuan yang terletak di gunung, ke garis depan yang ada di perkampungan di daerah Kemit.

Sayangnya, Soepia tidak mendapat perbekalan ilmu untuk mempertahankan diri dari serangan musuh. Sehingga dia benar-benar harus mencari jalan sendiri ketika bertemu dengan musuh.

Jika ada pertempuran, Soepia hanya bisa tiarap agar tidak menjadi sasaran peluru. Sehingga dia harus melihat sendiri rakyat dan tentara yang gugur di medan perang.

"Belanda kan punya senjata sambil patroli ke kampung. Kalau mereka ketemu Belanda ya ditembak. kami kalau ada patroli itu hanya tiarap. Yang saya sedih itu waktu pasar candi, dari atas di bom, dari jauh ditembaki, tentara banyak yang mati, rakyat juga banyak yang mati dan saya lihat jenazah-jenazah itu," imbuh nenek usia 82 tahun itu.

Kini, Soepia tengah aktif menyebarkan semangat juang para wanita dari berbagai yayasan. "Kegiatan setiap hari saya banyak sekali di lokalisasi-lokalisasi, PKK dan biarawati. Di pelatihan pejuang 45 yang gedungnya di Gedung Joeang. Saya juga gabung ke veteran. Kami di biarawati juga masuk ke wanita pejuang tapi sekarang udah jadi yayasan," imbuhnya.

Dia berpesan, agar masyarakat Indonesia, terutama generasi muda bisa meneruskan semangat para pejuang untuk meraih kemerdekaan, salah satunya bebas dari korupsi dan narkoba. Sebab, hal itu akan merusak mental dan moral bangsa.

"Dulu kami yang berjuang tanpa ada keinginan apa-apa kecuali menang. Tapi para koruptor yang udah enak tapi malah merugikan bangsa," ungkapnya dengan mata yang berkaca-kaca.

(mdk/war)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Meninggal di Usia Muda, Begini Perjuangan Lettu Soejitno Anak Bupati Tuban Melawan Musuh Masyarakat
Meninggal di Usia Muda, Begini Perjuangan Lettu Soejitno Anak Bupati Tuban Melawan Musuh Masyarakat

Ia tewas sesaat setelah melakukan serangan kepada tentara penjajah

Baca Selengkapnya
Sosok Siti Manggopoh, Kisah Pemimpin Perang Melawan Kolonial Belanda di Ranah Minang
Sosok Siti Manggopoh, Kisah Pemimpin Perang Melawan Kolonial Belanda di Ranah Minang

Sosok pahlawan wanita berdarah Minang ini berjuang di garda terdepan melawan dan menentang sistem kolonialisme Belanda.

Baca Selengkapnya
Sosok Nyi Mas Gamparan, Panglima Muslimah Asal Serang yang Tolak Keberadaan Belanda di Banten
Sosok Nyi Mas Gamparan, Panglima Muslimah Asal Serang yang Tolak Keberadaan Belanda di Banten

Wanita ini memimpin 30 perempuan dalam pertempuran melawan Belanda.

Baca Selengkapnya
Ratu Kalinyamat Resmi jadi Pahlawan Nasional Asal Jepara, Begini Sosoknya
Ratu Kalinyamat Resmi jadi Pahlawan Nasional Asal Jepara, Begini Sosoknya

Portugis menjulukinya sebagai sosok wanita kuat dan pemberani.

Baca Selengkapnya
6 Tokoh Pahlawan Nasional dari Jateng Beserta Jasanya bagi Indonesia, dari Tokoh Militer hingga Pendiri Media
6 Tokoh Pahlawan Nasional dari Jateng Beserta Jasanya bagi Indonesia, dari Tokoh Militer hingga Pendiri Media

Walaupun masing-masing punya cara yang berbeda, mereka punya peran besar bagi perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah

Baca Selengkapnya
Herlina Kasim, Satu-satunya Perempuan Dalam Operasi Trikora
Herlina Kasim, Satu-satunya Perempuan Dalam Operasi Trikora

Wanita ini pernah diberikan emas oleh Soekarno, namun ditolak mentah-mentah.

Baca Selengkapnya
Laskar Perempuan Pengokang Senjata dan Sapta Srikandi
Laskar Perempuan Pengokang Senjata dan Sapta Srikandi

Sejumlah catatan mengungkapkan, saat penyerbuan Belanda, Seksi Wanita turut Wingate Action ke daerah pendudukan Belanda.

Baca Selengkapnya
Kehabisan Peluru, Prajurit Kopassus Cabut Pisau Komando Tewaskan 6 Musuh di Medan Tempur
Kehabisan Peluru, Prajurit Kopassus Cabut Pisau Komando Tewaskan 6 Musuh di Medan Tempur

Aksi prajurit Kopassus bertempur sampai titik darah penghabisan ini menimbulkan simpati dari kawan dan lawan.

Baca Selengkapnya
Pocut Baren, Panglima Perang Wanita Asal Gome yang Gigih Berjuang Melawan Belanda
Pocut Baren, Panglima Perang Wanita Asal Gome yang Gigih Berjuang Melawan Belanda

Sosok pahlawan dan ulama wanita dari Serambi Mekkah ini begitu besar tekad dan kegigihannya dalam melawan Belanda demi mempertahankan tanah kelahirannya.

Baca Selengkapnya
Mengenang Pertempuran Ambarawa 20 Oktober 1945, Berikut Sejarahnya
Mengenang Pertempuran Ambarawa 20 Oktober 1945, Berikut Sejarahnya

Tepat hari ini, 20 Oktober pada 1945 silam, terjadi pertempuran besar setelah kemerdekaan Indonesia yang disebut Pertempuran Ambarawa.

Baca Selengkapnya
Profil Francisca C. Fanggidaej, Nenek Reza Rahadian Seorang Pejuang Perempuan yang Terbuang
Profil Francisca C. Fanggidaej, Nenek Reza Rahadian Seorang Pejuang Perempuan yang Terbuang

Francisca Casparina Fanggidaej merupakan pejuang perempuan yang aktif dalam organisasi pergerakan.

Baca Selengkapnya
Tiga Mojang Bandung Ini Disegani Pejuang Kemerdekaan, Dikenal sebagai Tukang Jagal Tentara NICA
Tiga Mojang Bandung Ini Disegani Pejuang Kemerdekaan, Dikenal sebagai Tukang Jagal Tentara NICA

Mojang-mojang ini bak harimau betina yang mengamuk saat menjagal tentara NICA.

Baca Selengkapnya