Petani Tua di Banyuwangi Diajak Pakai Narkoba, Lalu Diperas Polisi Gadungan
Merdeka.com - Polresta Banyuwangi mengungkap kasus pemerasan dengan motif polisi gadungan yang menjebak korban dengan kasus narkoba. Mengaku sebagai polisi bagian narkoba, komplotan ini terbilang tega menjebak petani tua untuk membayar puluhan juta rupiah.
"Sindikat ini memeras korban dengan modus operandi para pelaku mengaku sebagai anggota Resmob Satnarkoba Polda Jatim," ujar Kapolresta Banyuwangi AKBP Nasrun Pasaribu dalam jumpa pers yang digelar pada Senin (27/12).
Korban pemerasan adalah MJ seorang lansia 60 tahun yang berprofesi sebagai petani di Dusun Sidodadi, Desa Karetan, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi.
-
Apa saja kasus polisi narkoba? 'Ada tujuh yang sudah vonis PTDH. Empat sudah keluar surat keputusan (pemecatan), tiga masih menunggu keputusan dari Polda Sulsel,' ujarnya saat rilis akhir tahun di Mapolrestabes Makassar, Sabtu (30/12). Ngajib menyebut personel yang mendapatkan vonis PTDH, mayoritas karena kasus disersi atau pengingkaran tugas atau jabatan tanpa permisi. Sementara dua kasus lainnya adalah keterlibatan anggota dalam penyalahgunaan narkoba.
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Siapa yang melakukan pungli? Berdasarkan keterangan di video, disebutkan bahwa pungli di Babelan jadi pungli terkuat di muka bumi.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Siapa yang terbukti terlibat pungli di Rutan KPK? 90 pegawai Komisi Antirasuah yang telah terbukti terlibat dalam praktik pungli.
Peristiwa pemerasan itu terjadi pada Senin pekan lalu (20/12). Saat ini jelang dini hari, rumah korban MJ didatangi oleh tersangka SM dan diajak untuk pesta sabu. Ajakan itu langsung ditolak oleh korban MJ.
Tak lama berselang, datang ke rumah korban, 3 orang laki-laki yang mengaku sebagai petugas kepolisian Polda Jatim bagian Narkoba. Tiga pria yang tak lain teman dari SM itu lantas berpura-pura menggerebek SM dan MJ.
Mereka berdua secara paksa dimasukkan ke dalam mobil yang sudah disiapkan. Tangan SM dan MJ diikat dengan tali dan mata ditutup sehingga tidak bisa melihat keadaan.
Di dalam mobil, tiga polisi gadungan itu menyebut akan membawa korban MJ bersama SM ke Mapolda Jawa Timur di Surabaya untuk diperiksa kasus narkoba. Padahal, mereka di bawa di sebuat tempat yang ada di Desa Ambulu, Jember.
Saat itu, tiga polisi gadungan itu meminta korban bersama SM untuk menyediakan sejumlah uang jika ingin kasus ini tidak di bawa ke Polda Jatim.
"Terjadi transaksi tawar menawar harga. Korban dimintai uang Rp40 juta kalau tidak ingin dibawa ke Polda Jatim. Tersangka SM juga seolah-olah dimintai uang Rp60 juta," tutur AKBP Nasrun.
Karena korban MJ tidak mempunyai uang sebesar itu, tersangka SM diam-diam menghubungi temannya yang juga menjadi anggota sindikat. Yakni tersangka berinisial SD.
"Tersangka SD ini berperan membujuk istri korban yang bernama SR untuk membayar uang sebesar Rp40 juta sebagai tebusan untuk suaminya. Karena istri korban tidak punya uang maka istri korban berangkat menjemput suaminya di Jember dengan membawa kendaraannya mobil," papar Nasrun.
Setelah sampai di Ambulu, tersangka SD menggadaikan mobil yang digunakan istri korban. Didapatkan uang tunai sebesar Rp 15 juta.
Kemudian uang tersebut diserahkan kepada tersangka SM dan seolah-olah uang tersebut oleh SM sebagai "uang damai" kepada tersangka lain. Selanjutnya korban dan istrinya diperbolehkan pulang. Beruntung, setelah pulang, korban dan istrinya memiliki keberanian untuk segera melaporkan kasus ini ke Polsek Purwoharjo, Banyuwangi.
Mendapat laporan tersebut, tim gabungan Satreskrim Polresta Banyuwangi dan Unit Reskrim Polsek Purwoharjo langsung menggelar penyelidikan. Setelah didapat informasi, pada hari Rabu (22/12), tim gabungan berhasil membekuk tersangka SM, (46 tahun), yang diduga menjadi dalang sindikat pemerasan.
Turut diamankan juga tersangka SD (52 tahun). Mereka berdua sama-sama warga Banyuwangi. "Hasil interogasi awal kedua tersangka mengakui telah merekayasa bersama dengan pelaku lainnya seolah-olah sebagai petugas kepolisian dari Polda Jatim bagian Narkoba," tutur AKBP Nasrun.
Berbekal informasi dari tersangka SD dan SM, polisi kemudian membekuk tiga polisi gadungan yang ikut memeras dan menakut-nakuti korban dengan perkara narkoba.
Tiga polisi yang kemudian diamankan itu adalah NH alias HS (warga Puger, Jember) PR (warga Desa Tamansari, Kecamatan Wuluhan, Jember) dan DD (warga Wuluhan, Jember). Selain itu juga turut diamankan seseorang anggota sindikat yang rumahnya diduga menjadi lokasi pemerasan, yakni DN alias KB (warga Ambulu, Jember).
Enam pelaku anggota sindikat pemerasan berkedok polisi yang menangkap pengguna narkoba ini, sudah ditetapkan sebagai tersangka. Adapun barang bukti yang diamankan berupa Uang tunai Rp 4.000.000,- (empat juta rupiah), Kartu ATM BCA, satu unit Mobil Mitsubishi Kuda Warna Merah (milik korban) dan 5 (lima) unit handphone milik para tersangka.
"Mereka disangkakan telah melanggar pasal 368 KUHP tentang pemerasan dengan ancaman hukuman penjara paling lama 9 tahun," pungkas Nasrun.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tiga polisi gadungan inisial AP (36), DP (18), dan WN (18) tidak bisa berkutik lagi setelah dicokok oleh polisi asli.
Baca SelengkapnyaSeorang dosen wanita CA (25) harus kehilangan uang Rp50 juta setelah ditipu seorang petani asal Lampung. Penipuan itu bermodus polisi gadungan.
Baca SelengkapnyaSalah satu orang tua korban sudah menjual dua petak sawah dan menggadaikan sertifikat rumah.
Baca SelengkapnyaBidpropam Polda Aceh telah memeriksa sejumlah personel Polda Aceh yang menjadi terlapor dalam dugaan pemerasan ini.
Baca SelengkapnyaKasus ini melibatkan tiga orang, satu eks polisi pecatan dan dua polwan aktif.
Baca SelengkapnyaIa melancarkan aksi tipu-tipu dengan membuka praktik pengobatan alternatif di rumah kontrakannya yang ada di sekitar Kota Pacitan.
Baca SelengkapnyaIa menjelaskan bahwa pengungkapan perkara itu berawal dari penemuan seorang lelaki dalam kondisi terikat lakban pada Sabtu.
Baca SelengkapnyaPelaku mulai melakukan aksi liciknya dengan mengaku bisa menggandakan uang.
Baca SelengkapnyaBerharap dibantu transfer ke pelaku, sang ibu justru mendapat reaksi tak terduga.
Baca SelengkapnyaKorban pun terpaksa menuruti permintaan penipu dengan mentransfer uang miliknya hingga uang perusahaan.
Baca SelengkapnyaTerkait siapa temannya A, Ikhlas belum bisa memberikan keterangan lebih jauh, karena perkaranya masih dilakukan pendalaman.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya, pelaku mengirimkan sebuah peluru aktif disertai surat berisi ancaman dan pemerasan
Baca Selengkapnya