Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Terkurung 3 Hari di Dalem Keputren, 2 Putri Keraton Surakarta Akhirnya Keluar

Terkurung 3 Hari di Dalem Keputren, 2 Putri Keraton Surakarta Akhirnya Keluar GKR Wandansari Koes Moertiyah. ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Dua putri Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat GKR Wandansari Koes Moertiyah (Gusti Moeng) yang juga putri Paku Buwono (PB) XII dan GKR Timoer Rumbai putri PB XIII (raja saat ini) akhirnya bisa keluar, setelah terkunci di Dalem Keputren, sejak Kamis (11/2).

Pantauan merdeka.com, kedua keturunan Raja Surakarta itu beserta seorang penari, sentana serta abdi dalem berhasil keluar melalui Kori Kamandungan (pintu utama) pukul 14.48 WIB. Tangis haru mewarnai kemunculan mereka yang disambut sejumlah kerabat dan abdi dalem keraton.

Kepada wartawan keduanya menceritakan awal mula bisa masuk ke keraton. Karena sejak terjadinya konflik, mereka berdua sudah tidak diperbolehkan masuk ke keraton selama sekitar 5 tahun terakhir. Mereka mengaku masuk ke keraton, melalui Kori Kamandungan bersamaan saat adanya kunjungan pejabat dengan mobil bernomor RI 10.

Orang lain juga bertanya?

Menurut catatan, mobil RI merupakan mobil dinas Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI).

"Saya masuk itu kan jelas. Sebelumnya saya lewat di Kamandungan kok ada RI 10, saya langsung turun, dan ternyata pintu terbuka. Karena (tamunya) setingkat menteri kan, dimasukkan lewat sini," ujar Gusti Moeng.

Melihat pejabat BPK tersebut, spontan ia ingin menyusul dan bertemu. Karena akhir-akhir ini dia sedang berurusan dengan BPK Semarang terkait tagihan LPJ tahun 2018. Namun saat itu dia melihat beberapa tamu yang lain membawa kekancingan (surat keputusan yang di keluarkan oleh keraton terkait pemberian gelar), sehingga ia menduga pejabat BPK juga akan diberikan kekancingan.

"Saya hanya akan mengingatkan, sebenarnya tidak boleh, kalaupun ada harus seizin presiden. Apapun keraton ini masih dianggap ada konflik, pejabat mestinya tidak menerima," tandasnya.

Namun saat tersebut, dirinya tidak bisa mengakses pintu untuk para tamu tersebut. Dan tanpa disadari ia pun ternyata berjalan ke kantor mendiang ayahnya PB XII yang justru tidak ditutup. Dari tempat tersebut, akhirnya dirinya bersama GKR Timoer dan 3 abdi dalem lainnya bisa masuk ke Keputran.

Di Keputren tersebut, dirinya mengaku bertemu dengan GKR Alit, yang juga kakak tertuanya dan beberapa kerabat lainnya. Mereka sedang melakukan ritual malam z Jumat. Namun saat diajak membicarakan tentang kondisi konflik keraton, lanjut dia, mereka tidak memberikan respons. Beberapa saat setelah saudara saudaranya pergi, tiba-tiba pintu Keputren terkunci dari luar.

"Habis itu saya telepon teleponan dengan Kanjeng Wiro (KPA Eddy Wirabumi suaminya), Kanjeng Wiro yo wis ra iso metu (sudah nggak bisa keluar). Jadi jangan ngomong kalau kita mengurung diri, jadi benar benar dikunci dari luar," tandasnya.

Gusti Moeng menceritakan, selama 3 hari 2 malam terkurung, dirinya dikawal dan diawasi oleh sejumlah orang yang mengenakan kemeja batik.

"3 hari 2 malam ini saya dokumentasikan semuanya. Dan akan saya laporkan keadaan keraton. Supaya kita nanti mempersiapkan untuk bersama sama bekerja dengan Sinuhun menyelamatkan keraton. Kita ingin menyelamatkan Sinuhun, yang lain bukan siapa siapa," tandasnya.

Selama berada di dalam, ia mengaku bisa melihat kondisi keraton seutuhnya, hingga ke Keputren. Selama ini, dikatakannya, ia hanya bisa datang di pelataran dan magangan.

"Sangat trenyuh saya melihat Keputren, tempat tinggal kita dari saya lahir sampai umur 34 tahun saya nikah harus meninggalkan Keputren, seperti jaratan (kuburan). Rasanya miris lihat itu. Bangunan-bangunannya sudah betul-betul memprihatikan," katanya.

GKR Timoer menambahkan, saat itu secara tidak sengaja, ia memang masuk ke dalam keraton bersama GKR Wandansari. Kebetulan dirinya juga masih punya rumah di dalam Dalem Keputren. Ia ingin melihat kondisi rumah yang terpaksa ditinggalkan hampir 5 tahun terakhir.

"Kondisinya sangat memprihatinkan. Saya dulu keluar dari keraton itu tidak membawa apa-apa. Hanya baju satu koper bersama anak saya, semua saya tinggalkan. Saya mau ambil tidak boleh," katanya.

GKR Timoer mengaku tidak tahu siapa yang mengunci dan membukakan kembali pintu Dalem Keputren. "Yang bukain pintu ya beberapa orang yang pakai baju batik itu. Setelah dibuka langsung disuruh keluar," katanya.

Timoer menambahkan, selama 3 hari 2 malam di kurung di Dalem Keputren kondisi kesehatan dirinya dan lainnya tetap dalam keadaan baik. Meskipun kekurangan bahan makan dan istirahat. Sedangkan untuk tidur dan istirahat, dilakukan di Pendopo Keraton Kulon (barat).

"Kita tidur beralaskan tikar dan gelap-gelapan juga. Saya ingin keraton kembali dibuka supaya kita bisa bekerja. Supaya kita itu tidak mati opornya, bisa regenerasi, supaya bisa menjalankan upacara adat sesuai tatanannya," pungkasnya.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Viral Video Keluarga Keraton Surakarta Ribut-Ribut sampai Adu Mulut, Ini Duduk Perkaranya
Viral Video Keluarga Keraton Surakarta Ribut-Ribut sampai Adu Mulut, Ini Duduk Perkaranya

Sebuah video berisi perselisihan keluarga Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat viral di sejumlah media sosial.

Baca Selengkapnya
Sosok KGPH Purbaya, Putra Mahkota Keraton Surakarta yang Diduga Lakukan Tabrak Lari
Sosok KGPH Purbaya, Putra Mahkota Keraton Surakarta yang Diduga Lakukan Tabrak Lari

Pengangkatannya sebagai putra mahkota sempat mengundang polemik.

Baca Selengkapnya
Melihat Puing Bekas Reruntuhan Keraton Kaibon di Banten, Dibangun Abad ke-18
Melihat Puing Bekas Reruntuhan Keraton Kaibon di Banten, Dibangun Abad ke-18

Lokasi ini jadi salah satu destinasi sejarah untuk mengenang kejayaan Kesultanan Banten yang pernah berkuasa.

Baca Selengkapnya
Konflik Lagi, Keraton Surakarta Laporkan Dugaan Pengeroyokan Saat Pembukaan Sekaten
Konflik Lagi, Keraton Surakarta Laporkan Dugaan Pengeroyokan Saat Pembukaan Sekaten

Kali ini pemicunya adalah tradisi tahunan saat prosesi tabuh gamelan Sekaten dalam rangka perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Senin (9/9) lalu.

Baca Selengkapnya
Puan Pamer Keakraban Bersama Gibran Makan Soto di Solo
Puan Pamer Keakraban Bersama Gibran Makan Soto di Solo

Dalam akun Instagramnya, Puan membocorkan apa yang dibahas saat makan bersama Gibran.

Baca Selengkapnya
Mengenal Kori Brajanala Lor, Pintu Masuk Utama Menuju Keraton Surakarta
Mengenal Kori Brajanala Lor, Pintu Masuk Utama Menuju Keraton Surakarta

Ada sejak tahun 1782 Masehi, Kori Brajana Lor berusia sekitar 3 abad lebih.

Baca Selengkapnya
Kisah Hidup Dewi Suhita, Ratu Terakhir Majapahit yang Menginspirasi
Kisah Hidup Dewi Suhita, Ratu Terakhir Majapahit yang Menginspirasi

Dewi Suhita memimpin Majapahit saat kondisi kerajaan itu tidak baik-baik saja. Ia dihadapkan pada perang Paregreg. Pembawaannya yang tenang jadi sorotan.

Baca Selengkapnya
Kronologi Kericuhan di Tengah Prosesi Tabuh Gamelan Sekaten Keraton Surakarta
Kronologi Kericuhan di Tengah Prosesi Tabuh Gamelan Sekaten Keraton Surakarta

Seseorang berambut panjang yang mengenakan kaos hitam juga memukul pesilat Pagar Nusa yang mengawal rombongan Rizki.

Baca Selengkapnya
Kisah di Balik Gerbong Tua Bersejarah di Keraton Surakarta, Sisa Harta Karun Pakubuwono X
Kisah di Balik Gerbong Tua Bersejarah di Keraton Surakarta, Sisa Harta Karun Pakubuwono X

Kini kondisi kedua gerbong pusaka itu tampak kurang terawat.

Baca Selengkapnya
Menengok Panggung Sangga Buwana, Tempat Meditasi Raja Surakarta yang Mulai Rusak
Menengok Panggung Sangga Buwana, Tempat Meditasi Raja Surakarta yang Mulai Rusak

Panggung Sangga Buwana dulunya dibuat untuk mengintai musuh dari ketinggian.

Baca Selengkapnya