Tinjau Banjir di Semarang Utara, Wali Kota Ita Ikut Bantu Evakuasi Warga
Mbak Ita turut membantu proses evakuasi korban banjir menggunakan perahu karet.
Mbak Ita turut membantu proses evakuasi korban banjir menggunakan perahu karet.
Banjir yang menggenang beberapa wilayah di Kota Semarang menjadi perhatian serius Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu.
Mbak Ita, sapaan akrab wali kota langsung melakukan rapat koordinasi dengan beberapa kepala dinas sebelum melakukan tinjauan ke sejumlah titik banjir di kota Semarang.
Bersama jajaran dinas terkait seperti BPBD, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang, Dinas Kesehatan, Dinas Tata Ruang (Distaru) dan beberapa dinas lain, Mbak Ita dan rombongan kemudian melakukan pengecekan persoalan banjir dan menemui masyarakat secara langsung, salah satunya ke wilayah Kecamatan Semarang Utara. Hadir pula Sekda Kota Semarang, Iswar Aminuddin dan jajaran Forkopimda Kota Semarang.
Dalam pantauannya, Mbak Ita membawa sejumlah logistik bantuan berupa air bersih, sembako, selimut yang akan dibagikan kepada warga terdampak.
Lokasi pertama yang dikunjungi yakni Kelurahan Kuningan, Kecamatan Semarang Utara. Mbak Ita turut membantu proses evakuasi korban banjir menggunakan perahu karet.
"Ada 2.000 paket makanan yang akan kami kirim di Panggung Lor. Mohon maaf ya karena banjirnya cukup tinggi. Kami akan berupaya untuk terus menangani," katanya.
Sementara itu, Andi Widjanarto, Lurah Kuningan, Kecamatan Semarang Utara mengatakan, ada 154 warga terdampak.
"Namun hanya 12 warga yang harus diungsikan, karena tinggi air di rumahnya mencapai satu meter. Sedangkan warga lainnya tidak ingin diungsikan dan memilih bertahan di rumah masing-masing," kata Andi.
"Mulai air masuk (banjir) tadi malam. Proses evakuasi baru mulai pagi ini. Tadi kita komunikasi ke RW masing-masing, warga ada yang mau diungsikan, ada yang tidak," sebutnya.
Salah satu warga, Paulina (54), warga RW 6 Kelurahan Kuningan mengaku takut karena tinggal sendirian, sehingga ia ingin mengungsi ke rumah anaknya yang berada di Semarang Utara juga. Saat menuju perahu karet, Paulina dibantu oleh Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu beserta petugas dari BPBD Kota Semarang.
"Ketinggian banjir memang hanya 10 cm di dalam rumah. Tapi karena sendiri akhirnya mengungsi ke rumah anak saya," kata Paulina.
Air bah tersebut merupakan kiriman dari Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang.
Baca SelengkapnyaAkibat banjir, masyarakat beraktivitas menggunakan paruh karena akses jalan tidak bisa dilalui.
Baca SelengkapnyaBanjir masih menggenangi enam kecamatan, yakni Genuk, Pedurungan, Gayamsari, Tugu, Semarang Timur dan Semarang Utara.
Baca SelengkapnyaHingga kini masih banyak warga yang masih bertahan di tenda pengungsian.
Baca SelengkapnyaDari 43 tersebut, 19 orang berasal Kabupaten Agam, 14 Tanah Datar, 8 Padang Pariaman serta 2 dari Padang Panjang.
Baca SelengkapnyaGenangan air mencapai ketinggian lebih dari 10 cm dari bagian rel paling atas.
Baca SelengkapnyaDua orang masih terperangkap di dalam badan pesawat. Satu orang tergeletak di tengah jalan.
Baca SelengkapnyaKehadirannya tak boleh disepelekan, karena perahu eretan di Sungai Ciliwung sangat dibutuhkan warga dan bisa menjaga kebersihan aliran air.
Baca SelengkapnyaSelain saluran air, ada juga sumur kuno yang ditemukan secara tidak sengaja oleh warga.
Baca Selengkapnya