Wiranto Tegaskan TNI Tak Gunakan Bom Udara Untuk Buru KKB
Merdeka.com - Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto membantah adanya penggunaan serangan udara dan bom untuk memburu Kriminal Bersenjata (KKB) Papua. Bahwa, dia memastikan, TNI hanya menggunakan granat dalam operasi kali ini.
Informasi kabar penggunaan bom udara pertama kali disampaikan oleh Kepala Kampung di Yigi, Papua. Di mana mereka menyebut adanya serangan udara dan bom dari TNI terhadap KKB yang mengakibatkan sejumlah warga sipil tewas.
"Saat ini memang ada isu bahwa TNI pakai bom, enggak ada. Tapi kalau kita gunakan granat pelontar, iya. Dan suaranya kalau buat orang awam sama dengan bom suaranya, tapi barangnya beda," katanya di kantornya, Selasa (11/12).
-
Mengapa KKB Papua menyerang Brimob dan TNI? Gerakan mereka lambat laun semakin meresahkan dan mengancam keselamatan warga Papua yang tidak tahu menahu dengan agenda aktivitas kelompok bersenjata tersebut.
-
Siapa yang pimpin operasi TNI AL di Papua? Pelaksanaan operasi tersebut dipimpin Komandan Guspurla Koarmada III Laksamana Pertama TNI Wawan Trisatya Atmaja.
-
Bagaimana Brimob Polri mengatasi terorisme? Intensitas perlibatan kekuatan Brimob Polri dalam penanggulangan terorisme di Indonesia meningkat usai serangan teror Bom Bali I. Selain dilibatkan dalam operasi-operasi kepolisian lain, khususnya dalam menghadapi kejahatan berintensitas tinggi seperti keberhasilan Polri mengungkap kasus terorisme di wilayah Poso Sulawesi Tengah tidak terlepas dari adanya peran Korps Brimob Polri yang tergabung dalam operasi Tinombala bersama dengan TNI.
-
Bagaimana penangkapan para pelaku TPPO? Pengungkapan kasus tersebut bermula dari laporan dari masyarakat sekitar mengenai adanya aktivitas mencurigakan oleh ketiga pelaku.
-
Siapa yang memimpin pasukan TNI di Papua? Danrem 173/PVB Brigjen TNI Frits Wilem Rizard Pelamonia menjelaskan bahwa Bandara di Agandugume tersebut telah dikuasai oleh OPM sejak awal Maret.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
Selain TNI dan Polri, Wiranto menegaskan, Komando Pasukan Khusus (Kopassus) serta Korps Brigade Mobil (Brimob) juga ambil bagian dalam operasi kali ini. Mengingat pengejaran para pelaku pembunuhan pekerja sipil di Nduga tidak mudah.
"Kita datangkan dari pasukan non organik, bukan dari Papua. Apakah itu Brimob dan Kopassus. Karena memang itu dibutuhkan untuk operasi pengejaran yang tidak mudah. Karena medannya sulit sekali," pungkasnya.
Sebelumnya, Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi menegaskan informasi tersebut tidak benar.
"Kami perlu tegaskan di sini bahwa TNI tidak pernah menggunakan serangan bom, TNI hanya menggunakan senjata standar pasukan infantri yaitu senapan perorangan yang dibawa oleh masing-masing prajurit," katanya.
Aidi menyatakan, proses di lapangan dapat disaksikan langsung bahwa alutsista digunakan TNI hanya helikopter angkut jenis bell dan MI-17, dan tidak ada helikopter serang apalagi pesawat tempur atau pesawat pengebom.
"TNI juga hingga saat ini belum pernah melakukan serangan, sebaliknya pada saat melaksanakan upaya evakuasi justru merekalah yang menyerang Tim Evakuasi sehingga terjadi kontak tembak dan mengakibatkan satu orang anggota Brimob menderita luka tembak," jelasnya.
Reporter: Putu Merta Surya PutraSumber: Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sehingga, Agung menegaskan tidak perlu bagi KPK memandang dalam operasi senyap atau OTT takut informasinya bocor.
Baca SelengkapnyaKPK menyatakan dalam operasi tangkap tangan prajurit TNI telah melibatkan Puspom. Puspom disebut telah terlibat saat proses OTT dilaksanakan.
Baca SelengkapnyaKepala Basarnas Marsekal Madya Henri Alfandi diduga terima suap Rp88,3 miliar.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengaku merasakan duka mendalam atas gugurnya prajurit-prajurit terbaik bangsa tersebut.
Baca SelengkapnyaAlasan itu disampaikan Agung, mengingat Henri yang merupakan Anggota TNI Aktif.
Baca SelengkapnyaSelain menembak mati empat anggota KKB, petugas juga mengamankan dua pucuk senjata api laras panjang.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Bantah Intimidasi KPK: Kalau Saya Kirim Batalyon Suruh Geruduk Itu Intervensi
Baca SelengkapnyaPanglima TNI menyatakan tidak akan memakai operasi militer dalam pembebasan Pilot Susi Air.
Baca SelengkapnyaDengan suara knalpot bising menyulut emosi masyarakat sekitar, termasuk prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaKapuspen TNI, Mayjen TNI Nugraha Gumilar mengakui penyiksaan terhadap anggota KKB itu adalah sebuah pelanggaran.
Baca SelengkapnyaDalam kejadian itu telah menewaskan satu keluarga wartawan Tribrata TV
Baca SelengkapnyaPernyataan Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen Izak Pangemanan.
Baca Selengkapnya