Akbar Faisal: Kasus Bank Century tak tuntas, muka DPR tercoreng
Merdeka.com - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dinilai memiliki utang menyelesaikan kasus Bank Century. Tak terselesaikannya kasus lembaga keuangan kini bernama Bank Mutiara itu oleh Tim Pengawas (Timwas) Century menambah buruk citra DPR.
Hal tersebut diungkapkan Anggota DPR Fraksi Partai Nasdem Akbar Faizal, seusai mendengarkan laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I (IHPS I) 2014, di sidang Paripurna DPR-RI, Jakarta, Selasa (2/12).
"Karena ini utang DPR yang tidak selesai dan buat muka DPR tercoreng."
-
Siapa yang mengusulkan Dewan Pertimbangan Agung dihidupkan kembali? 'Kalau bisa mau diformalkan kita pernah punya lembaga Dewan Pertimbangan Agung, yang bisa diisi oleh mantan-mantan presiden maupun wakil presiden, kalau mau diformalkan kalau pak Prabowo nya setuju,' kata Bamsoet, saat diwawancarai di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (7/5).
-
Mengapa DPR mencecar bos PT Timah? Anggota DPR Amin Ak sampai keras mencecar Bos PT Timah terkait kasus korupsi rugikan negara Rp271 triliun melibatkan banyak pengusaha.
-
Siapa yang DPR minta tindak tegas? Polisi diminta menindak tegas orang tua yang kedapatan mengizinkan anak di bawah umur membawa kendaraan.
-
Apa yang dibahas DPR dengan bos PT Timah? Anggota DPR Amin Ak sampai keras mencecar Bos PT Timah terkait kasus korupsi rugikan negara Rp271 triliun melibatkan banyak pengusaha.
-
Apa yang DPR sesalkan? 'Yang saya sesalkan juga soal minimnya pengawasan orang tua.'
-
Apa yang DPR minta KPK usut? 'Komisi III mendukung penuh KPK untuk segera membongkar indikasi ini. Karena kalau sampai benar, berarti selama ini ada pihak yang secara sengaja merintangi dan menghambat agenda pemberantasan korupsi.'
Akbar, saat menjadi anggota DPR mewakili Partai Hanura, periode 2009-2014, merupakan anggota Timwas Century. Kini, dia meminta Timwas Century dihidupkan lagi oleh DPR periode 2014-2019.
"Bagaimana sikap kita di DPR, saya meminta bahwa dari berbagai kasus ini, saya meminta Timwas dibentuk lagi untuk menyelesaikan utang ini," katanya.
Anggota BPK Achasanul Qosasi menegaskan tambahan suntikan modal ke Bank Mutiara dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebesar Rp 1,25 triliun pada Desember 2013 bermasalah. Laporan terkait itu sudah disampaikan ke DPR.
"Terhadap Rp 1,25 triliun ini diserahkan kepada parlemen. Karena itu wewenang parlemen," kata Achsanul Qosasi di Jakarta, Selasa (2/12).
Sebelumnya, Ketua BPK Harry Azhar Azis mengatakan proses penambahan modal Bank Mutiara oleh LPS belum sesuai ketentuan berlaku. Di sisi lain, Bank Mutiara juga tidak menyampaikan posisi Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sesuai dengan kondisi sebenarnya pada laporan keuangan publikasi periode Juni sampai November 2013.
Dia menegaskan bahwa penanganan Bank Mutiara oleh LPS belum sepenuhnya efektif. (mdk/yud)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rieke merasa masalah korupsi dana pensiun TNI dari Asabri membuatnya masih gusar.
Baca SelengkapnyaPihak Kejaksaan optimistis dapat menyerahkan memori kasasi sebelum masa tenggat waktu 14 hari kerja.
Baca SelengkapnyaDasco juga turut berbelasungkawa dan berdukacita serta prihatin atas meninggalnya Dini Sera.
Baca SelengkapnyaKetua KPK Nawawi Pomolango mewanti-wanti tak mau ada lagi "ikan busuk dari kepala"
Baca SelengkapnyaPemeriksaan itu dinilai sebagai petunjuk dari Kejati DKI Jakarta yang kaitannya dengan penyelesaian berkas perkara.
Baca SelengkapnyaDeretan karangan bunga berjejer di depan PN Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaHakim sebelumnya menyatakan penetapan status tersangka Firli dilakukan Polda Metro Jaya sah secara hukum.
Baca SelengkapnyaKeluarga Dini Sera Afriyanti, pacar Gregorius Ronald Tannur anggota DPR RI yang tewas dianiaya tak terima dilaporkan balik.
Baca SelengkapnyaHakim MK saat ini dinilai belum bisa dibilang aman dari cengkraman nepotisme atau dinasti politik.
Baca SelengkapnyaPT Timah tengah menjadi sorotan usai Kejaksaan Agung membongkar dugaan korupsi rugikan negara Rp271 triliun
Baca SelengkapnyaHingga saat ini kasus dugaan pemerasan seret Firli Bahuri masih berada di meja penyidik
Baca SelengkapnyaAnak anggota DPR tersangka pembunuhan Gregorius Ronald Tannur menjalani 41 adegan saat menganiaya Dini Sera Afriyanti.
Baca Selengkapnya