Amerika siap 'perang' dengan Iran dalam menjual minyak bumi
Merdeka.com - Iran dan enam negara Barat dipimpin Amerika Serikat beberapa waktu lalu telah berhasil menuntaskan perjanjian terkait teknologi nuklir. Hasilnya, Iran diizinkan memiliki teknologi nuklir untuk tujuan damai. Dengan demikian, sanksi ekonomi yang sejak tiga tahun terakhir menimpa Negeri Para Mullah itu dicabut.
Dicabutnya sanksi ekonomi memungkinkan Iran untuk kembali ke panggung ekonomi dunia dan mengekspor barang termasuk minyak bumi.
Amerika sebagai salah satu negara produsen minyak tidak tinggal diam menanggapi kondisi ini. Senator Amerika Serikat menyiapkan langkah untuk memulai perang dengan Iran dalam penjualan minyak di pasar global.
-
Kenapa Pertamina menyiapkan stok minyak mentah? Di sektor pengolahan, PT Kilang Pertamina Internasional memastikan stok minyak mentah dengan volume 25,5 hari dan kapasitas pengolahan mencapai 908 ribu barrel per hari.
-
Dimana minyak bumi berasal? Ketika ganggang dan plankton ini mati puluhan hingga ratusan juta tahun yang lalu, mereka tenggelam ke dasar laut.
-
Kenapa Pertamina perlu antisipasi gejolak ekonomi global? Erick menyebut kondisi ini memicu menguatnya dolar AS terhadap rupiah dan tentunya kenaikan harga minyak WTI dan Brent yang masing-masing telah menembus 85,7 dolar AS dan 90,5 dolar AS per barel.'Harga minyak ini bahkan diprediksi beberapa ekonom bisa mencapai 100 dolar AS per barel apabila konflik meluas dan melibatkan Amerika Serikat,' lanjut dia.
-
Apa asal usul minyak bumi? Minyak sebenarnya berasal dari triliunan alga (ganggang) kecil dan plankton.
-
Dimana bahan bakar ramah lingkungan itu diekspor? Pada pekan lalu, bahan bakar kapal ini diekspor untuk pertama kalinya ke Singapura.
-
Kenapa Pertamina harus membeli dolar? Erick menyebut BUMN yang terdampak pada bahan baku impor dan BUMN dengan porsi utang luar negeri (dalam dolar AS) yang besar seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, MIND ID, agar melakukan pembelian dollar dengan tepatguna, bijaksana dan sesuai prioritas dalam memenuhi kebutuhannya.
Senator Republik, Lisa Murkowski mendesak agar RUU larangan ekspor minyak mentah Amerika segera dicabut. Dia menginginkan minyak AS dikirim ke luar negeri sehingga Amerika bisa bersaing dengan Iran. Dengan kata lain, dia mensponsori agar AS dan Iran bersaing di pasar minyak dunia.
Namun hal ini masih dalam perdebatan. Pada sidang komite perbankan senat, Lisa masih mempertanyakan kenapa Amerika Serikat mencabut sanksi Iran sehingga mereka bisa mengekspor minyak mentah. Namun diwaktu bersamaan, Amerika justru melarang ekspor minyak mentah.
"Sekarang ini kita membiarkan Iran ke pasar global dan terlibat dalam penjualan minyak mereka. Ini memungkinkan mereka mengumpulkan sumber daya dan kekayaan dari penjualan ini," ucap Murkowski seperti dikutip dari CNN di Jakarta, Rabu (29/7).
Larangan ekspor minyak di Amerika sudah ada sejak 1970-an. Kebijakan ini diambil untuk menjaga harga gas dan minyak tetap rendah. Selain itu, ini juga untuk menjaga keamanan nasional, khususnya disaat perang. Senator Demokrat dari New Jersey, Bob Menendez berpendapat ini perlu dipertahankan sebagai kunci keamanan energi Amerika.
"Kita harus memastikan dan memegang kunci keamanan energi kita dari pada mengekspor ke dunia," ucap Bob.
Pernyataan Bob langsung dibantah Murkowski. Dia mengatakan Amerika perlu mengekspor minyak sebagai alat diplomatik. "Ini (ekspor minyak) sebagai alat diplomatik untuk menekan Iran," katanya. Perdebatan hingga kini masih terus berlangsung.
Iran memiliki cadangan minyak dan gas terbesar ke-4 di dunia. Amerika menduga, dicabutnya sanksi ekonomi maka Iran akan mengekspor minyak mentah secara besar-besaran ke pasar global. Di kesempatan ini, produsen minyak AS ingin mengekspor minyak ke pasar global untuk mengambil keuntungan.
Ahli energi percaya, harga minyak dunia masih akan terus turun jika Iran menjual minyak mentah ke pasar global. Jika Amerika juga melakukan hal yang sama, maka dipastikan harga minyak dunia akan lebih rendah lagi. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lonjakan harga minyak terjadi usai Presiden AS Joe Biden mengancam akan bantu Israel untuk menyerang kilang milik Iran.
Baca SelengkapnyaSelain berisiko memicu peperangan lebih besar, Arifin tak ingin harga minyak dunia meroket.
Baca SelengkapnyaSederet potensi gangguan ekonomi akibat pecah peran Iran-Israel di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaPerang antara Hamas versus Israel berpotensi menganggu stabilitas politik di kawasan Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat membantu negara-negara Arab dengan senjata. Tapi diam-diam membantu Israel dengan kucuran uang.
Baca SelengkapnyaNegara Afrika dan Amerika Latin dipilih menjadi alternatif karena rute pengiriman tidak melintasi Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaData pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaKonflik Iran Vs Israel berpotensi menaikkan harga minyak dunia dan subsidi BBM pemerintah bengkak.
Baca SelengkapnyaPerekonomian global akan menghadapi guncangan energi ganda untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade.
Baca SelengkapnyaSerangan balasan Iran ke Israel memicu kenaikan harga minyak dunia dan berakibat subsidi BBM bengkak.
Baca SelengkapnyaHarga minyak bisa mencapai rekor tertinggi jika perang makin memanas.
Baca SelengkapnyaIni sumber-sumber kekayaan Iran hingga bisa serang Israel menggunakan 300 rudal dan drone.
Baca Selengkapnya