Menteri Jonan beberkan penyebab EBT di Indonesia kurang berkembang
Merdeka.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan saat ini Indonesia masih tertinggal dalam pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT). Hal ini dikarenakan tarif EBT di Indonesia masih sangat tinggi.
"Tantangan adalah tarif,yang telah saya menyebutkan. Di negara-negara yang lebih maju, di negara-negara PDB yang tinggi itu, mungkin tidak menjadi masalah besar saat ini," kata Jonan di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (28/2).
Selain tarif yang menjadi tantang Indonesia untuk sektor EBT yakni memperkenalkan kepada masyarakat tentang manfaat EBT. Untuk itu, dia meminta semua pemangku kepentingan tidak terkecuali Pemerintah Daerah untuk fokus mengembangkan EBT.
-
Kenapa Pertamina fokus mengembangkan EBT? Oki menekankan, Pertamina aktif mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) contohnya bioenergi dan geotermal.
-
Bagaimana Pertamina menjaga ketahanan energi di Indonesia Timur? Tanki LPG Wayame dan Jayapura misalkan, kedua tanki LPG ini meningkatkan ketahanan energi LPG sekitar 8-13 hari. Lalu hadirnya tanki BBM Pare Pare, ini bisa menyuplai sekitar 40% kebutuhan Pertalite masyarakat setiap harinya 'Tanki BBM dan LPG yang berlokasi di kota besar ini memiliki peran penting menjadi titik suplai utama di wilayah Indonesia Timur.
-
Kenapa energi terbarukan penting untuk lingkungan? Sumber energi seperti batu bara dan minyak bumi menghasilkan banyak emisi yang merusak lingkungan, sedangkan energi terbarukan seperti tenaga surya, tenaga angin, dan biomassa hampir tidak menghasilkan emisi sama sekali.
-
Kenapa subsidi energi penting? 'Subsidi ini selalu menjadi hal yang penting untuk negara kita ini, karena dengan subsidi maka pemerintah ini memang bisa hadir langsung untuk masyarakat dan membantu masyarakat menghadapi gejolak harga, ketersediaan pasokan, dan lain sebagainya,' tambah Isa dalam sambutannya pada acara tersebut.
-
Bagaimana cara Motor Listrik Indonesia mengurangi emisi? Kehadiran sejumlah brand lokal tidak terlepas dari upaya pemerintah Indonesia dalam mengembangkan industri otomotif berbasis elektrifikasi untuk mengurangi emisi karbon dioksida.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
"Pemerintah telah membuat kebijakan yang kami mengusulkan setiap daerah untuk fokus pada biaya energi setidaknya sebanyak yang mereka bisa. Seperti yang saya sebutkan di Sumatera Selatan, mereka memiliki simpanan yang sangat besar batubara dan tentu saja kita mendorong mereka untuk memiliki mulut tambang batubara pembangkit yang dapat menghasilkan mungkin 5 sen per kwh," jelasnya.
Mantan Menteri Perhubungan ini juga mengungkapkan investasi dari perusahaan Indonesia untuk sektor EBT juga masih sangat kecil.
"Secara total mungkin kurang dari 10.000, tapi kami memiliki 250 juta orang untuk melayani, untuk menyesuaikan dan bukan untuk menciptakan kecemburuan sosial jika tarif listrik yang terus naik dari waktu ke waktu. Jadi, kami mencoba untuk tetap terjangkau," ujarnya.
Terkait pemanfaatan energi nuklir, Jonan memastikan Indonesia belum akan menggunakan nuklir sebagai alternatif untuk penyedia listrik bagi Indonesia.
"Kami akan fokus pada energi terbarukan tapi saat ini belum ke tenaga nuklir. Saya tahu Perancis maju dalam tenaga nuklir, saya mengerti, tapi saya tidak berpikir waktu dekat di Indonesia (menggunakan nuklir)mungkin beberapa waktu di masa depan," pungkasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani minta semua pihak mendorong Kementerian ESDM untuk terus menggenjot pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan.
Baca SelengkapnyaEnergi Baru Terbarukan dihadapkan dengan 4 tantangan.
Baca SelengkapnyaPemerintah tidak ingin Indonesia sembrono dalam mengekspor energi hijau.
Baca SelengkapnyaJika tak juga dieksekusi, Bahlil mengancam akan menyerahkan hal tersebut kepada pihak swasta.
Baca SelengkapnyaPenjualan listrik berbasis energi terbarukan kepada PLN menggunakan skema perjanjian Independent Power Producer (IPP).
Baca SelengkapnyaPembangunan pembangkit listrik dan jaringan transmisi masih jauh dari target.
Baca SelengkapnyaKetersediaan batu bara yang melimpah menjadikan komoditas ini sebagai penggerak perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaUntuk mewujudkan swasembada energi, Indonesia perlu membangun infrastruktur yang memadai.
Baca SelengkapnyaSumber-sumber energi terbarukan membutuhkan pendanaan besar.
Baca SelengkapnyaMenteri ESDM beberkan penyebab bauran energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia tidak akan mencapai target di 2025.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran menilai penyesuaian subsidi energi bisa menjadi alternatif sebagai sumber pendanaan makan siang gratis.
Baca SelengkapnyaSaid Abdullah, mengatakan setiap tahun Indonesia menghadapi masalah karena menurunnya lifting minyak dan gas bumi.
Baca Selengkapnya