Taipan Asal China Kembali Jadi Miliarder Usai Sediakan Platform Streaming E-Commerce
Merdeka.com - Pendiri perusahaan bimbingan belajar di China, New Oriental Education, Michael Minhong Yu kembali memasuki peringkat miliarder dunia usai menambah jasa New Oriental yang mulanya hanya bimbel, kini juga menyediakan platform siaran langsung untuk aktivitas pembelian produk (bisnis e-commerce).
Dilansir Forbes, Yu bersama dengan beberapa mantan guru bahasa Inggrisnya, kini memanfaatkan tayangan live streaming untuk berjualan berbagai macam barang seperti makanan hingga kebutuhan sehari-hari lainnya. Bagi penonton, tayangan New Oriental Education memiliki satu nilai jual yang unik.
Setelah awal yang lesu, pembawa acara streaming langsung New Oriental sekarang menggabungkan pengajaran bahasa Inggris dengan penjualan barang. Mulai pekan lalu, para mantan guru bahasa Inggris kerap mengeluarkan papan tulis untuk mengajarkan kosakata kepada pemirsa terkait merchandise yang mereka promosikan.
-
Bagaimana guru bisa menjadi miliarder? Dia menuliskan, menjadi guru yang kaya bukan berarti harus mempunyai pendapatan yang besar.
-
Siapa orang terkaya di dunia? Dikenal sebagai salah satu pengusaha paling inovatif di dunia, Elon Musk telah meraih posisi pertama dalam daftar Orang Terkaya di Dunia versi majalah Forbes.
-
Siapa yang punya peluang jadi miliarder? Dia menuliskan, menjadi guru yang kaya bukan berarti harus mempunyai pendapatan yang besar.
-
Siapa miliarder terkaya di New York? Salah satu di antaranya adalah mantan Wali Kota Michael Bloomberg, yang mengumpulkan kekayaannya melalui perusahaan media Bloomberg LP.
-
Siapa pendiri BYD dan bagaimana ia menjadi miliarder? Seorang anak yatim piatu dari salah satu daerah termiskin di Tiongkok bernama Wang Chuanfu menjadi miliarder pendiri produsen mobil listrik terkemuka di dunia, BYD.
"Para guru hebat dalam menjual barang! Mereka sangat fasih dan saya bahkan mencatat kata-kata bahasa Inggris baru sambil menonton" tulis seorang pengguna di Weibo, platform media sosial China.
Karena jumlah penonton yang melonjak dan penjualan kemudian meningkat, saham New Oriental yang terdaftar di Hong Kong telah melonjak lebih dari 80 persen dari posisi terendah di bulan Mei 2022.
Yu, yang memiliki 11,6 persen saham di perusahaan itu, sekarang mengantongi kekayaan bersih bernilai USD 1,1 miliar atau setara Rp16,3 triliun, menurut Real-Time Billionaires List. Kekayaannya juga termasuk dividen saham dan hasil sebelumnya dari pelepasan saham New Oriental.
Namun Kenny Ng, ahli strategi sekuritas Everbright Securities International yang berbasis di Hong Kong, memberikan peringatan. Di bidang e-commerce China yang serba kompetitif, menurutnya, masih harus dilihat apakah New Oriental dapat mempertahankan momentum pertumbuhan saat ini.
"Terlalu dini untuk mengatakan bahwa New Oriental telah berhasil mentransisikan bisnisnya .Butuh waktu untuk membuktikan bahwa lonjakan penonton akan membantu perusahaan meningkatkan fundamentalnya," kata Kenny Ng.
Di sisi lain, menurut penyedia data yang berbasis di Hangzhou, yaitu Huitun, yang melacak e-commerce streaming langsung, New Oriental menjual barang senilai hampir USD 10,3 juta atau setara Rp. 152,5 miliar pada 16 Juni 2022.
Nilai penjualan itu melonjak hampir 20 kali lipat dibandingkan yang dilaporkan pada 9 Juni sebesar USD 600.000 (Rp8,8 miliar), hari pertama pengajaran bahasa Inggris yang dibarengi penjualan produk diluncurkan.
New Oriental menolak berkomentar apakah pihaknya akan menjadikan platform streaming langsung sebagai strategi jangka panjang. Meski melaporkan pendapatan yang cukup besar, New Oriental masih melaporkan kerugian bersih USD 122,4 juta (Rp. 1,8 triliun) untuk kuartal fiskal ketiga yang berakhir pada Februari.
Kerugian itu cukup besar, karena laba New Oriental sempat mencapai USD 151,3 juta (Rp2,2 triliun) pada periode yang sama 2021 lalu. Pendapatan perusahaan itu menurun hampir setengahnya karena mereka tidak bisa lagi menawarkan sesi bimbel tanpa batas.
Awal tahun ini, New Oriental mengumumkan bahwa mereka akan memberhentikan 60.000 karyawan, dan sahamnya masih diperdagangkan di Hong Kong di sebagian kecil dari 151,5 dolar Hong Kong yang dicapai masing-masing awal tahun lalu.
Reporter: Natasha Khairunnisa Amani
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Zhang memulai bisnis ByteDance pada tahun 2012 dari sebuah apartemen kecil di Beijing.
Baca SelengkapnyaSaat itu, dia masih berusia 20 tahun dan tengah bekerja di Jepang selama beberapa bulan.
Baca SelengkapnyaMurid-murid pada sekolah ini disiapkan untuk memasarkan produk secara live streaming dengan menyasar pasar luar negeri.
Baca SelengkapnyaKeberadaan Tiktok pun kini mulai menggantikan keberadaan Google sebagai situs pencarian informasi di ruang maya.
Baca SelengkapnyaDia adalah Zhang Hongchao, pendiri Mixue yang mendapatkan inspirasi saat dia bekerja paruh waktu dulu.
Baca SelengkapnyaLive streaming juga menjadi sektor andalan kota-kota besar di China.
Baca SelengkapnyaIa bisa mengubah nasib dari seorang pengemudi ojek online hingga menjadi pemilik bisnis makanan.
Baca SelengkapnyaPenurunan harga real estat yang berkepanjangan ditambah beberapa kasus gagal bayar yang juga membebani kekayaan miliarder China.
Baca SelengkapnyaPada tahun 1998, Lei Jun bekerja di perusahaan perangkat lunak, Kingsoft.
Baca SelengkapnyaPemerintah China terlebih dahulu melakukan konsultasi publik sebelum menambahkan profesi pekerjaan resmi.
Baca SelengkapnyaSetidaknya, ada 969 orang kaya yang berada di China. Angka ini jauh melampaui jumlah miliarder di Amerika yang berjumlah 691 miliarder.
Baca SelengkapnyaPria ini menjadi orang terkaya di China pada 2023.
Baca Selengkapnya