Anaknya Meninggal Dunia Usai Tenggelam di Pantai Bali, Wox Drummer Matta Band: Ini Kehendak Allah. Saya Ikhlas
Drummer Matta Band, Yadi Bachman yang dikenal dengan panggilan Wox, tengah berduka. Putranya, Kaisar Akira Ayman, telah meninggal dunia.
Drummer Matta Band, Yadi Bachman, yang lebih dikenal dengan panggilan Wox, tengah berduka. Putranya, Kaisar Akira Ayman, telah meninggal dunia setelah mengalami tenggelam di Pantai Kelingking, Bali.
Jenazah Kaisar telah dimakamkan di TPU Padasuka, Sumedang, pada Jumat (1/11/2024). Suasana pemakaman berlangsung haru, dihadiri oleh banyak keluarga, sahabat, dan rekan-rekan terdekat. Wox menyampaikan rasa syukurnya karena seluruh proses pemulangan jenazah Kaisar dari Bali hingga tiba di Sumedang berjalan dengan baik.
- Drummer Matta Band Berduka, Ini Kronologi Anaknya Hilang dan Ditemukan Meninggal di Pantai Bali
- Anak Wox Matta Band Meninggal Dunia Setelah Terseret Ombak dan Tenggelam di Pantai Kelingking
- Momen Keseruan Pelepasan KKN PPM UGM 2024, Ada Menteri PUPR hingga Pemecahan Rekor MURI
- Suami Ultah Ke-32, Potret Kiky Saputri Beri Hadiah Drum Hasil Diskusi Bareng 'Master of Music' Andre Taulany
“Alhamdulillah dari proses pengambilan jenazah, pemulasaran, pengiriman cargo Ngurah Rai ke tempat kita sangat dimudahkan, sangat dibantu. Pemakaman lancar dan banyak orang yang datang,” ungkap Wox, Jumat (1/11/2024).
Keluarga dan teman-teman yang hadir memberikan dukungan moral dan menguatkan Wox di tengah kesedihan yang mendalam. Kehadiran banyak orang di pemakaman menjadi pengingat akan betapa dicintainya Kaisar oleh orang-orang di sekitarnya.
Pemakaman
Pemakaman yang dimulai sekitar pukul 8 pagi tersebut dihadiri oleh banyak kerabat serta teman-teman Wox, termasuk di antaranya musisi Derry Dulaiman.
"Banyak sekali yang datang, penuh dakwah. Kami tidak meratapi, ini kehendak Allah. Saya mencoba ikhlas dengan cara perspektif agama yang saya ambil," kata Wox.
Takdir
Di usia yang baru menginjak 16 tahun, Wox percaya bahwa kesalahan yang dilakukan oleh Kaisar masih tergolong sedikit. Ia menegaskan bahwa dirinya tulus dan memandang kejadian ini sebagai takdir terbaik yang diberikan Allah untuk anaknya.
"Anak saya umur 16 tahun, baligh-nya 14 tahun, berdosanya satu tahun, mungkin seputaran rumah dan saya sudah maafkan. Insya Allah dia ada dalam kebaikan," ujarnya. Wox juga menyatakan keyakinannya, "Saya yakin kalau memang dia takdirnya dalam kebaikan, dia lebih baik daripada saya yang belum jelas meninggalnya karena apa. Alhamdulillah meninggal masih muda dalam keadaan tenggelam, insya Allah dosa masih sedikit," tambahnya.
Beban Berat
Kehilangan yang dialami oleh Wox dan keluarganya merupakan sebuah beban yang sangat berat.
Meskipun demikian, Wox memilih untuk memandang situasi ini dari sudut pandang yang positif. Ia mengatakan, “Ketika dapat musibah ini, saya koridor pikiran saya cuma diambil dari sisi agama saja. Ini pilihan terbaik yang Allah beri untuk anak saya,” tutup Wox. Dengan cara ini, Wox berusaha untuk menemukan makna dalam setiap kesulitan yang dihadapinya, sehingga tetap bisa melanjutkan hidup dengan penuh harapan.