Dialporkan Denny Sumargo dengan Dugaan Pengancaman, Farhat Abas: Enggak Gentar
Farhat Abbas tidak keberatan jika Denny Sumargo melaporkannya, dan ia hanya akan menunggu panggilan apabila laporan tersebut benar adanya.
Denny Sumargo secara diam-diam telah melaporkan Farhat Abbas terkait dugaan pengancaman. Bersama dengan kuasa hukumnya, Denny memenuhi panggilan dari Polda Metro Jaya untuk memberikan keterangan mengenai laporan yang telah dibuatnya tersebut.
Sementara itu, Farhat Abbas merespons dengan santai terhadap laporan yang diajukan oleh Denny Sumargo. Ia menyatakan tidak keberatan atas laporan itu dan siap menunggu panggilan jika memang ada proses hukum yang harus dihadapi.
- Denny Sumargo Tak Terkejut Dilaporkan Farhat Abbas, Mengaku Sebelumnya Sudah Menduga
- Dilaporkan Farhat Abbas, Denny Sumargo: Kalau Mau Selesai baik-baik ayo. Artinya Saya kan Dilaporkan, ya Saya Hadapi Dong
- Awalnya Menolak, Denny Sumargo Akhirnya Bersalaman dengan Farhat Abbas & Sampaikan Pesan Menohok
- Ditantang Farhat Abbas, Denny Sumargo Langsung Datangi Rumah Sang Pengacara - Mau Bertemu tapi Dengan Satu Syarat
"Silahkan saja kalau dia merasa itu! Yang penting, saya sudah melaporkan dia dan tunggu aja prosesnya. jadi kita adu kuat argumentasi aja gitu ya, jangan sepenafsiran dia," ungkap Farhat Abbas saat berada di Polda Metro Jaya, pada hari Senin (18/11/2024).
Farhat menambahkan bahwa meskipun Denny melaporkannya, ia tetap merasa tidak ada masalah.
"Memang gaya sombongnya masih ada, enggak ada kelihatan rendah hatinya. Teruskan aja, silahkan laporkan, kita enggak ada masalah. Karena kita ada sebab akibatnya, ya," jelas Farhat Abbas.
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa ia tetap percaya diri dan siap menghadapi segala konsekuensi dari laporan yang ada. Dengan sikapnya yang santai, Farhat mengisyaratkan bahwa ia tidak merasa tertekan dengan situasi yang sedang berlangsung.
Perilaku Denny Sumargo
Farhat menekankan perilaku Denny Sumargo yang telah mengunjungi rumahnya dan mengucapkan kata-kata yang dianggap menyinggung salah satu suku. Ia merasa bingung mengenai alasan lain yang mungkin digunakan Denny untuk melaporkannya.
"Yang jelas, orang yang sok berani datang ke rumah kita dan minta cabut pedang dan mengatakan suku Bugis-Makasar dan Bugis atau Makasar kan dia. Saya enggak tahu ilmu apa lagi yang digunakan untuk melawan kita, ya," kata Farhat.
Dalam pernyataannya, Farhat menunjukkan bahwa ia merasa terancam dengan tindakan Denny yang berani mendatangi rumahnya. Ia juga mempertanyakan dasar hukum yang digunakan oleh Denny dalam melaporkannya.
Sikap Denny yang dianggap provokatif ini menambah ketidakpastian bagi Farhat dalam menghadapi situasi tersebut. Dengan tegas, Farhat mengungkapkan ketidakpahamannya terhadap argumen yang mungkin disampaikan oleh Denny untuk melawan dirinya.
Tidak Merasa Takut
Farhat mengungkapkan bahwa ia tidak merasa takut dengan laporan yang diajukan oleh Denny Sumargo. Ia malah mempertanyakan tuduhan mengenai pengancaman yang dituduhkan kepadanya, yang membuat Denny memilih untuk membawa masalah ini ke jalur hukum.
"Ya enggaklah (gentar). Mengancam apa? Kalimat hajar, mengancam? ya silahkan aja," ujarnya.
Farhat menjelaskan bahwa Denny pernah datang ke rumahnya dan mengatakan, "lo mau hajar gue," yang sudah diklarifikasi dan dianggap selesai.
Namun, ia menambahkan bahwa ternyata Denny menantangnya untuk mencabut pedang, dan itu menjadi inti dari permasalahan yang ada.
Sebuah Ancaman
Farhat menyatakan bahwa Denny Sumargo akan bereaksi serupa jika posisinya terbalik atau menerima ucapan yang tidak baik dari orang lain. Ia juga berpendapat bahwa tindakan Denny yang datang ke rumahnya dan menantang untuk dihajar merupakan sebuah ancaman. Farhat mengatakan, "Ngancam-ngancam, ngancam apa? Coba aja kalau dia dibilang 't*e', dia pasti ancam kita kan? Sementara dia menantang aja itu kan udah ancaman juga, jangan maling teriak maling." Dengan pernyataan ini, Farhat ingin menunjukkan bahwa tindakan Denny tidak konsisten dan bisa dianggap sebagai bentuk intimidasi.
Farhat menilai bahwa perilaku Denny mencerminkan sikap yang tidak adil. Ia percaya bahwa jika Denny merasakan perlakuan yang sama, ia pasti akan mengambil tindakan yang serupa. Dalam konteks ini, Farhat ingin menegaskan bahwa ancaman tidak hanya datang dari kata-kata, tetapi juga dari tindakan yang provokatif.
Ia berusaha menjelaskan bahwa menantang seseorang untuk berkelahi adalah bentuk ancaman yang seharusnya tidak diabaikan, dan perlu dipahami dalam konteks yang lebih luas.