Saat Rhoma Irama Putuskan OM Soneta Suarakan Dakwah Islam
Kata dangdut awalnya hanya sebuah olok-olokan sebagai cemoohan dari kelompok 'elite' musik yang ditujukan pada aliran musik Melayu India.
Oleh: Darmadi Sasongko
Kata dangdut awalnya hanya sebuah olok-olokan sebagai cemoohan dari kelompok 'elite' musik pop dan rock yang ditujukan pada aliran musik Melayu India pada tahun 60-an. Belakangan dangdut kemudian menjadi julukan orkes atau band yang menggunakan gendang bersuara dang-dang-dut, sebelum kemudian berkembang menjadi genre musik tersendiri.
-
Kapan Rhoma Irama membentuk band Soneta? Band Soneta baru terbentuk pada 13 Oktober 1973.
-
Apa yang dilakukan Rhoma Irama dan Ricca Rachim saat mencoblos? Usai nyoblos, Rhoma Irama dan Ricca Rachim menunjukkan jarinya yang berlumur tinta ungu.
-
Kenapa Rizky Irmansyah menjadi sorotan? Rizky Irmansyah, sekretaris pribadi atau ajudan Prabowo, menjadi sorotan karena memiliki postur tubuhnya yang tinggi tegap serta kehadirannya yang sering mendampingi kegiatan Prabowo selama menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
-
Siapa yang menemani Rhoma Irama saat mencoblos? Jadi Pusat Perhatian, Ini 8 Potret Rhoma Irama Nyoblos di TPS Didampingi Istri Tercinta Ricca Rachim membuktikan kesetiaannya kepada sang raja dangdut dengan menggandeng mesra suaminya, yang langsung menjadi sorotan warga di TPS.
-
Bagaimana Rhoma Irama mendapat julukan Raja Dangdut? Kepopuleran Rhoma membuat dirinya mendapat predikat sebagai Raja Dangdut.
-
Bagaimana Rhoma Irama berkontribusi dalam sidang terbuka disertasi? Rhoma Irama bertindak sebagai Penguji Ahli dalam Sidang Terbuka Disertasi mahasiswa yang bernama Firdaus Turmudzi.
"Kata dangdut seingat saya pertama kali dipakai oleh majalah Aktuil pada awal 1970-an," kata Rhoma Irama dalam artikel Balada Sang Raja Dangdut di Tempo, 2 Mei 2011.
Karena itu, Rhoma membentuk Soneta pada 13 Oktober 1970 dengan menggunakan kata Orkes Melayu, dan bukan Orkes Dangdut. Karena memang istilah dangdut bukan sesuatu yang 'indah'. Kendati musik Melayu juga dianggap sebagai musik kampungan dan pinggiran.
Kelahiran Soneta digambarkan dalam situasi demam musik rock yang mendunia. Rhoma sendiri mengaku mengidolakan Rolling Stones, Led Zeppelin, Deep Purple dan kerap memainkan lagu-lagu keras mereka.
Apalagi jauh sebelum membentuk Soneta, Rhoma pernah memiliki grup Gayhand, Tornado dan Varia Irama Melody. Sehari-hari saat itu melantunkan irama-irama pop, seperti lagu-lagu Pat Boone, Elvis Presley, Everly Brothers, Tom Jones dan Paul Anka. Tidak kaget jika kemudian Rhoma memasukkan napas hard rock dalam komposisi lagu-lagunya.
Pada 1973 muncul peristiwa menarik dan menjadi sejarah penting dalam perjalanan Soneta dan Rhoma Irama. Saat itu, atas nama pimpinan memutuskan OM Soneta resmi membawa misi Islam. Rhoma ingin mengikis kebiasaan bermusik yang identik dengan mabuk-mabukan dan seks bebas. Dia ingin melawan 'akhlak musik setan' yang sudah dianggap biasa oleh para musisi, dengan nilai-nilai religi dan akhlaqul karimah.
"Istilah saya The Voice of Islam. Pada 13 Oktober, saya bilang kepada anggota grup, 'Mulai hari ini, tidak ada lagi yang meninggalkan salat. Tidak ada lagi botol minuman di pentas musik. Yang mau ikut, jabat tangan saya. Yang tidak, silakan keluar!" katanya.
Sempat juga muncul rencana untuk berganti nama dari Soneta menjadi Haji Sembilan, dengan maksud mengabadikan tokoh Walisongo. Tapi rencana itu dibatalkan karena anggota Soneta hanya delapan orang.
Usai menjalankan ibadah haji pada November 1975, Rhoma semakin mantap menjadikan musiknya sebagai jalan dakwah. Soneta makin gencar membawakan pesan-pesan moral setiap kali konser, meski langkahnya dianggap penghinaan terhadap agama oleh beberapa kalangan.
"Pertama kali saya mengucapkan Assalamualaikum di atas panggung, saya ditimpuki sandal dan batu. Waktu itu tahun 1975, di Ancol, saat perayaan tahun baru," kata Rhoma.
Media juga muncul dengan tulisan-tulisan dengan judul-judul yang menyudutkan namanya, seperti Rhoma Menjual Agama, Rhoma Mendendangkan Al-Quran di Atas Panggung Musik, Rhoma Melecehkan Agama. Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga sempat menyidang dirinya karena membawa-bawa agama dalam musik.
"Sebelum saya naik haji, cara berpakaian saya mengikuti gaya penyanyi rock Amerika dan Inggris, rambut gondrong, celana ketat, kemeja terbuka, dan sepatu bot. Setelah memakai nama Raden Haji Oma Irama, saya muncul dengan dandanan lain. Rambut tidak lagi gondrong, tapi dicukur rapi. Wajah sedikit berjenggot," katanya.
(kpl/dar)
(mdk/kln)