Sam Udjo, Maestro Angklung yang Melanglang Buana ke 5 Benua
Angklung merupakan salah satu alat musik tradisional asal Jawa Barat. Kepopuleran angklung tidak bisa dilepaskan dari Saung Angklung Udjo yang merupakan warisan penting dari Udjo Ngalagena.
Angklung merupakan salah satu alat musik tradisional asal Jawa Barat. Kepopuleran angklung tidak bisa dilepaskan dari Saung Angklung Udjo yang merupakan warisan penting dari Udjo Ngalagena.
Perjuangan untuk memperkenalkan musik bambu tersebut ke seluruh dunia diteruskan oleh anak Udjo Ngalagena. Salah satunya, Sam Udjo. Anak kedua dari 10 bersaudara tersebut menjadi salah satu seniman dan budayawan Sunda khususnya instrumen angklung.
-
Kenapa Saung Angklung Udjo bisa membuat alat musik angklung terkenal? Berkat Saung Angklung Udjo, alat musik angklung jadi terkenal hingga ke mancanegara.
-
Apa yang menjadi ciri khas musik campursari Agus Sarondeng? Ciri khas musik campursari Agus ialah penggunaan gamelan. Ia bersiteguh mempertahankan instrumen gamelan sebagai upaya agar anak-anak muda kenal dengan budaya Jawa.
-
Kenapa Agus Sarondeng menyukai musik campursari? Pria kelahiran Agustus 1960 ini menyukai musik campursari karena jenis musik ini paling dekat dengan aliran langgam Jawa dan keroncong.
-
Siapa yang menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia? Sebuah momen menarik terekam oleh kamera televisi ketika penjaga gawang Maarten Paes dengan penuh rasa hormat menyanyikan lagu kebangsaan 'Indonesia Raya' dalam pertandingan Timnas Indonesia melawan Australia pada Selasa malam (10/9/2024).
-
Kapan Gamelan Kodok Ngorek dibunyikan? Biasanya, Sunan Kalijaga membunyikan ini saat masuk musim kemarau yang berkepanjangan.
-
Kapan Inul Daratista menyanyikan lagu Rungkat? Ia lantas menyanyikan lagu Rungkat sebelum pengajian dimulai atas permintaan Gus Iqdam sendiri.
Sepeninggal sang ayah, Sam memikul tanggung jawab untuk melestarikan kesenian Sunda khususnya musik angklung. Membawa misi budaya, Sam memperkenalkan angklung ke seluruh dunia, hingga kerap diundang tampil di luar negeri. Sam bahkan telah melanglang buana ke berbagai negara di lima benua.
Salah satu pertunjukan yang tak dapat dilupakan Sam Udjo yakni saat tampil di markas PBB di New York, Amerika Serikat pada April tahun 2018 lalu. Acara ini sangat penting, sebab merupakan bagian dari diplomasi Indonesia yang saat itu sedang mencalonkan diri sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB. Sehingga membutuhkan dukungan dari seluruh anggota PBB. Saat itu hadir ratusan diplomat dari lebih 190 negara di salah satu ruangan pertemuan yang berada di markas PBB.
"Jadi saat itu Indonesia sedang mempromosikan diri untuk masuk sebagai anggota tidak tetap dewan keamanan PBB. Nah dipilihlah angklung tampil kesana. Saya bersama rombongan dari Bandung dan WNI disana berkolaborasi. Kami membawakan lagu tradisional seperti 'Es Lilin' dari Jawa Barat, 'Bungong Jeumpa' dari Aceh hingga 'Yamko Rambe Yamko' dari Papua. Kemudian kita bersama-sama memainkan lagu 'We Are The World' sebagai pesan Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia," kata Sam Udjo kepada Merdeka.con saat ditemui di sela penampilannya di Malaysia, Minggu (30/6).
Sam Udjo Tampil di Malaysia bersama Indonesian Bamboo COmmunity (IBC) ©2019 Merdeka.com
Sementara di Eropa, Sam Udjo juga pernah tampil di sejumlah negara seperti Jerman, Belanda, Austria, Ceko, Perancis, Swedia hingga Slovakia serta berbagai negara lainnya. Namun diantara negara tersebut, yang tak akan pernah dilupakan yakni saat tampil di Paris, Perancis pada bulan November 2015 silam. Saat itu, Sam dan rombongan diundang ke Paris untuk acara peringatan lima tahun angklung dinobatkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO. Sam Udjo dan rombongan dijadwalkan tampil di gedung Theatre Odeon de I' Europe.
Kedatangan tim angklung ke Paris saat itu cukup membuat Sam Udjo khawatir. Sebab dua hari sebelumnya di Paris terjadi aksi teror penembakan yang menewaskan lebih dari 125 orang. Apalagi Sam saat itu membawa rombongan besar 30 orang. Ini merupakan rombongan terbanyak yang pernah dia bawa tampil di luar negeri.
"Awalnya Saya sendiri merasa deg-degan, karena kami datang hanya dua hari setelah tragedi penembakan massal. Suasana disana pun cukup mencekam. Tapi kita bismillah aja dan alhamdulillah otoritas disana kemudian memperbolehkan warga untuk beraktivitas hingga kami pun bisa tampil meski dalam suasana penuh kewaspadaan," kata Sam Udjo mengenang.
Tak hanya benua Amerika dan Eropa, Sam Udjo juga pernah tampil di benua Afrika seperti Afrika Selatan, Senegal hingga Nigeria.
"Kalau di Senegal dulu diundang KBRI saat peringatan HUT RI pada tahun 2005. Nah yang cukup berkesan saat Saya tampil di ibukota Nigeria, Abuja. Entah bagaimana, saat delegasi disana bersiap bermain angklung, semua naik ke atas panggung. Untung panggungnya tidak roboh," ucap Sam sembari berseloroh.
Sam Udjo juga telah tampil di sejumlah negara di Asia dan Australia. Untuk Asia, hampir sebagian besar negara telah disambangi oleh Sam Udjo. Namun tak hanya tampil, Sam bahkan masuk ke sekolah-sekolah untuk memperkenalkan musik angklung kepada para siswa.
"Di New Zealand Saya masuk ke sekolah-sekolah untuk memperkenalkan angklung pada tahun 2009. Kalau di Malaysia Saya ngajar guru di sejumlah kota disana seperti Selangor dan Penang. Saat itu ada 300 guru yang saya latih belajar angklung. Bahkan kita ditempatkan di sebuah tempat khusus dimana lokasinya cukup terpencil untuk belajar angklung," ucapnya.
Sam mengungkapkan, selain membawa misi memperkenalkan budaya ke luar negeri, bermain angklung juga memiliki nilai filosofis yang secara langsung dirasakan oleh pemainnya yakni semangat kerjasama dan gotong royong.
"Angklung hanya satu nada. Maka dari itu mari kita kerjasama, kita gotong royong untuk menghasilkan harmoni nada yang enak didengar. Jadi disitu ada semangat team work dan togetherness yang dibangun saat bermain angklung," katanya.
Sam Udjo menambahkan, selain melestarikan seni angklung dirinya juga mendapat amanah dari sang ayah untuk melestarikan bambu yang menjadi bahan baku pembuatan angklung. Menurutnya saat ini bahan bambu yang sesuai kebutuhan dirasa cukup sulit.
"Jadi amanah almarhum (ayah) bukan saja melestarikan seni angklung, tapi juga pembuatannya dan pelestarian bahan baku bambu untuk angklung yang sekarang susah mendapatkan sesuai kebutuhan," pungkasnya.
Baca juga:
Diplomasi Budaya Lewat Musik Bambu antara Indonesia dan Malaysia
Produk Bambu Asal Bandung Banyak Diminati di Malaysia
Manshur Praditya, 'DJ Angklung' Asal Bandung yang Tampil di Berbagai Negara
Penampilan IBC, Komunitas Musik Bambu Asal Bandung Pukau Publik Malaysia
Lagu Indonesia Raya Berkumandang Setiap Pagi di Mal Ini
Rilis single 'Lamar' the kadrijimmo gandeng charly van houten