Young Lex Beri Solusi Agar Generasi Millenial Tak Kena Dampak Negatif Tik Tok
Menurut Young Lex, teknologi di masa depan sudah semakin canggih.
Booming aplikasi Tik Tok memang sempat menjadi pro dan kontra beberapa waktu lalu. Meski sempat diblokir, namun nyatanya kini aplikasi tersebut bisa digunakan kembali. Tak sedikit yang khawatir dengan keberadaannya mengingat Tik Tok kerap dikaitkan dengan tindak negatif dari generasi millenial. Namun membahas hal tersebut, rapper Young Lex ternyata punya pemikiran berbeda.
"Gue beri analogi nih, pisau itu diciptakan buat apa? Teknologi definisinya apa? Ya alat untuk membantu manusia, pisau diciptakan untuk memotong daging, tapi bisa dipakai buat membunuh nggak? Bisa. Sama seperti Tik Tok," ujar Young Lex, saat ditemui di Kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Jum'at (6/7).
-
Siapa yang membuat TikTok? TikTok berasal dari Cina dan dikembangkan oleh perusahaan teknologi bernama ByteDance. Aplikasi ini awalnya diluncurkan di pasar Cina dengan nama Douyin pada September 2016, dan kemudian diluncurkan secara global sebagai TikTok pada tahun 2017.
-
Di mana TikTok tersedia? TikTok tersedia di lebih dari 150 negara dan dalam 75 bahasa, menjadikannya platform global yang dapat diakses oleh hampir semua orang di dunia.
-
Kapan Instagram mengungguli TikTok? Instagram telah mengambil alih TikTok sebagai aplikasi dengan unduhan terbanyak di 2023, mengungguli popularitas aplikasi video dari Tiongkok tersebut.
-
Kenapa pengguna TikTok mencari kata-kata trend? Pengguna TikTok kerapkali mencari kata-kata yang dapat membuat kontennya bisa populer ditonton banyak orang dan muncul di halaman bernama FYP (For You Page). Ini bertujuan agar exposure yang didapatkan lebih banyak dari biasanya.
-
Dimana tradisi Toktok dilakukan? Lokasi yang digunakan bernama “Jureg” yaitu lahan seluas lapangan bola dengan permukaan yang cekung.
-
Bagaimana TikTok membuat pengguna tetap terlibat di platformnya? Temuan ini mengungkap praktik desain TikTok yang manipulatif dan membuat ketagihan, yang dirancang untuk membuat pengguna tetap terlibat selama mungkin.
Menurutnya, fungsi Tik Tok sendiri bisa jadi negatif karena penggunanya yang tidak bertanggung jawab. Kendati demikian, semakin majunya zaman, teknologi akan makin canggih. Young Lex pun memberi saran agar regulasi aplikasi tersebut ditingkatkan di Tanah Air.
"Sampai kapan pun akan selalu ada aplikasi seperti itu tinggal bagaimana manusia menggunakannya. Mungkin bisa ditambahkan regulasi. Tik Tok itu aplikasi dari China, gue pernah kerja sama dengan aplikasi serupa, masih satu company. Di China ada peraturan satu account bisa main paling banyak 3 jam, setelah 3 jam dia nggak bisa main. Besok baru bisa buka aplikasi lagi," jelasnya.
Lebih lanjut, menurut Young Lex, alih-alih diblokir lebih baik Tik Tok ditambahkan peraturan khusus agar user Indonesia bisa lebih tanggung jawab. Salah satunya dengan memberi batasan umur pada konten tertentu.
"Indonesia bisa diberi peraturan serupa tapi tak sama. Mungkin ada filternya atau mungkin anak umur berapa tahun nggak bisa melihat konten dewasa. Cari solusinya lah, solusi bukan bully doang," tandasnya.
(kpl/pur/tmd)
(mdk/kln)